Skip to main content

Trik Makeup: Lipstik sebagai Pemerah Pipi

Gooood mornin'! Yuhu, apa yang lebih membahagiakan dari pagi di akhir pekan? Saatnya bersantai dan menyenangkan diri. ♡

Hari ini aku iseng mencoba satu trik makeup dari beauty vlogger di Youtube, yakni menggunakan lipstik sebagai pewarna pipi. Hah? Lipstik, kan, buat bibir, Nad?! Kok dipakai di pipi? Apa nggak membuat breakout? Yah, kalau kamu punya kulit yang sensitif dan acne prone sepertiku, lebih baik pakai blush on daripada lipstik. Lipstik punya zat kimia yang barangkali berbahaya jika digunakan di kulit wajah. Toh, ia tidak diciptakan untuk itu, omong-omong. Namun, hari ini aku mencobanya untuk senang-senang. Just for fun, wkwk. ^^

If this trick works for you, you'll have a whole new colour for your blush. Why don't you give it a try? One attempt won't hurt. :p

Nah, aku tes pakai lipstik warna velvety brown 14 Wardah. Sepertinya lipstik warna pink dan merah juga bakal cocok untuk eksperimen ini, tetapi aku tidak menyarankan warna merah darah karena hasilnya bakal kentara banget. Aku kurang suka dengan warna mencolok. Oh ya, pilihlah lipstik matte, bukan shiny, apalagi lipgloss! Hasil lipstik matte jauh lebih bagus daripada lipstik yang glossy. Akan tetapi, kalau kamu merasa lipstik yang glossy cocok untukmu, then go ahead.

Catatan pula, jangan gunakan lipstik kedaluwarsa. Lipstik yang sudah berumur 2 tahun ke atas sudah waktunya disingkirkan dari kotak makeupmu. Jangan cari gara-gara, nanti kulitmu malah rusak.
Kamu bisa mengaplikasikannya langsung di pipi, di tangan terlebih dahulu, atau di kuas makeup. Saranku jangan langsung pakai ke pipi, apalagi kalau kamu sudah pakai bedak. Rasanya, lipstik jadi nggak higienis. :|

Pulaskan tipis saja di pipi (apple of the cheeks) pakai tangan. Apa itu apple of the cheeks? Itu lho, bagian chubby saat kamu senyum. Jadi, tersenyumlah dulu. Setelah itu, tepuk perlahan dengan jari ke arah tulang pipi. Ta-da, jadi!

Trik ini bisa kamu gunakan kalau lupa bawa blush on dalam perjalanan, lagi iseng dandan di rumah, atau pas dandan untuk jalan-jalan. Hm, tetapi tetap aja aku nggak sarankan untuk penggunaan tiap hari. That's what blush ons are create for! Pakailah makeup yang memang diciptakan untuk bagian tertentu di wajahmu. Jangan aneh-aneh.

Oke, itu postingan kali ini. Semoga menghibur dan bermanfaat. Selamat menikmati akhir pekanmu yang indah! :D

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Baca juga Koleksi Lipstik

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Autobiografi masuk di Universitas Indonesia

Di tengah asyiknya membicarakan jurusan saat kuliah nanti, “Nad, mau masuk apa pas kuliah?” “InsyaAllah, Sastra Indonesia UI.” “Kok sastra Indonesia, sih?” * * * Pertanyaan itu kerap kali terngiang di telinga tatkala aku menyebutkan jurusan idamanku. Mengapa? Apa ada yang salah? Tak pantaskah aku mengecap ilmu di jurusan yang bertitel sastra Indonesia? Pertanyaan yang begitu merasuk hati, mengganggu. Dalam hati, aku hanya bisa berharap semoga orang tuaku merestui jurusan ini. Namun alangkah sayangnya, ternyata keinginanku ditolak mentah-mentah, apalagi oleh ibuku. Beliau tidak meridai keinginanku berkuliah di jurusan sastra. “Kalau tetap bersikeras kuliah di situ, saya tidak mau membiayai,” MasyaAllah! Apa yang ada di pikiran beliau saat itu? Bagaimana pula aku bisa membiayai kuliah sendiri? Ayah mencoba memberi saran, “Coba Nadia cari jurusan lain. Kamu sudah berbalik arah ke IPS, kan? Jurusan banyak, kok, bukan cuma sastra Indonesia. Apa kamu takut tidak lulus ...