Bismillaahirrahmaanirrahiim. Akhir-akhir ini bertukar pikiran dengan teman. Temanya masih sama, tentang pernikahan dan rumah tangga. Tak apa membicarakan masa depan, bukan? Kami berdua dilanda jiwa yang menggebu nikah khas anak muda. Dapat dimaklumi, masih berada dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Kami tahu bahwa aktivitas pacaran sebelum adanya ikatan pernikahan tak mungkin diridhai Allah. Jika suatu hubungan diawali tanpa adanya ridha Allah swt, siapa yang bisa menjamin hubungan itu kelak mendatangkan berkah? Jalan satu-satunya hanyalah dengan berpuasa atau menikah. Ah, siapkah kami? :') Pembicaraan kami belakangan ini bukanlah tentang pentingnya menikah. Alhamdulillah, kami sudah sama-sama tahu keutamannya. Bukan lagi saling mengompori satu sama lain. Bukan. Kami berpikir mengenai tanggung jawab yang mesti diemban ketika menjadi istri, ibu, sekaligus madrasah bagi anak-anaknya nanti. Huah, berat betul rupanya. Tak ada yang mengatakan hal ini mudah. Salah...