Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Hampa

Oleh: Nadia Almira Sagitta diam. diam, diam, diam. hanya bisa terdiam. terdiam membisu sunyi. sunyi, sunyi, sunyi. sunyi senyap, hidup dalam sunyi. sepi. sepi, sepi, sendiri. hidup mencoba mandiri, tak ada yang menemani. aku sendiri, tenggelam dalam sepi. hidup dalam kesendirian hidup bertemankan kesunyian hidup tanpa sanggup berkata-kata hidup sebatang kara. mencoba memaknai hidup dalam hening. memaksakan tuk kenal dekat dengan lengang. membiasakan diri dengan kekosongan. membiarkan diriku didampingi oleh kehampaan.

Cinta pada pandangan pertama

Oleh: Nadia Almira Sagitta 2 bola mata indah itu Senyum lepas milikmu, begitu memikatku Kamu dengan tubuh molekmu, yang terbalut busana warna pastel itu Memesonakan diriku Rambutmu yang berkibar diterpa angin Cara berjalanmu yang menampakkan kesan anggun Hanya satu kata yang dapat membahasakan dirimu, menawan Satu kombinasi yang tak mungkin terlupakan Walau hanya sekilas, terekam dengan baik dalam memoriku Senantiasa terbayang dalam benakku Menghipnotisku, membuat diriku terpukau akan sinarmu Membuatku jatuh cinta akanmu

Bersedih

Oleh: Nadia Almira Sagitta Tenggelam dalam sepi Terhanyut dalam lara Terhipnotis oleh sendu Terbawa oleh muram Sepi sendiri Duka lara Sedu-sedan Muram durja Bersedih Hanya bisa meratap Hanya dapat tercenung juga terdiam Hanya sanggup menerima kenyataan Tak ada kekuatan untuk mengubah semua Kepala yang tertunduk, pipi yang membasah Mata yang sendu, bibir yang terkatup Semua terpana tak percaya menatap batu nisan di hadapan Bahwa orang tersayang telah pergi dan takkan kembali Meninggalkan diri ini sendiri, tanpa sesiapapun yang ditinggalkan untuk menemani

Hujan

Oleh: Nadia Almira Sagitta Matahari kian memudar Sinar kuningnya berganti gelap Mendung, sesuram hatiku Kilat menyambar-nyambar menghiasi langit sore itu Guntur menggelegar, memecah keheningan Aku memandangi jendela kamar yang basah akan titik air Keheningan suasana menyergap, membuatku mengingat masa lalu Dulu, kala hujan mengguyur bumi pertiwi Kita bermain-main di bawah rinai hujan Tertawa-tawa, berkejaran satu sama lain Hawa dingin sedikitpun tak kita hiraukan Yang penting, senang kita rasakan Tak dinyana, kini kamu pergi meninggalkanku sendiri Memaksaku melewati hujan, tanpa dirimu Hujan tak lagi riang, hujan tak lagi membuatku tersenyum Kini, hujan hanya menguak kenangan lama di hatiku Kenangan antara aku dan kamu…