Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Punya Engkau Saja

sumber gambar Seorang gadis baru saja menyelesaikan rakaat terakhirnya. Selepas doa, ia berbaring diam-diam di atas sajadah. Dingin. Satu dua Allahu, sakit. Migraine ini tak berkurang jua. Kepalaku serasa dipukul-pukul palu. Tiga empat Allahu, hampa. Ada yang merampas sesuatu dalam diri. Apa dan mengapa Engkau lebih tahu, aduh, tetapi migraine ini benar-benar kelewatan! Sakit...

Ada masa hidup bisa seruwet ini

sumber gambar Ada masanya ketika kau tidak ingin berada di suatu tempat sebab tidak ada lagi kenyamanan yang engkau dapatkan di sana. Tidak di lingkungan terkecil dalam tingkatan sosial itu, tidak di mana-mana. Ada masanya ketika engkau ingin bertindak egois dan sekali saja tidak memikirkan orang lain sebab engkau sudah terlalu jenuh dan lelah untuk menaruh perhatian. Ada kalanya engkau ingin membawa diri berlari jauh, jauh sekali, dan tak menengok kembali. Istilah pulang tergantikan sesuatu yang lain, menjelma tempat lain. Lalu kau dengar seruan dari kejauhan memanggil-manggil, tetapi kau bersikeras abaikan karena sesungguhnya tak ada lagi apa-apa tertinggal di sana. Ada kalanya engkau ingin menderaskan air mata karena sudah terlalu puncak kekesalan hati, tetapi air mata justru tertahan hingga sesak dada dan kau tak tahu harus berbuat apa.

Jurang kenangan

sumber gambar Tertanggal 29 November pada suatu tahun, dua orang menjalin pertemanan. Mereka membicarakan banyak hal mulai dari yang serius sampai yang mengundang gelak tawa. Berjam-jam mereka memandangi layar hingga keduanya ditegur oleh keluarga masing-masing. Hari itu perkenalan ditutup dengan perasaan yang aneh, seolah ingin lagi dan lagi berbincang. Tak butuh waktu lama agar keduanya erat bagai sahabat. Topik-topik yang terlontar saling menemukan pengait. Bulan demi bulan diisi dengan berbagai kejadian yang mendatangkan semu malu-malu pada dua anak berseragam abu-abu.

Cukup gestur sederhana

sumber gambar Betapa ketiadaan sebelumnya membuat hati kita mudah bersyukur akan hal-hal kecil. Seperti aku yang mensyukuri kehadiranmu dan hal-hal kecilmu. Gestur sederhana dan tak wah justru menarik simpatiku dengan mudahnya. Mungkin ini dipengaruhi oleh aku yang minim pengalaman, sementara kau lihai menerapkannya pada lain-lain perempuan. Suatu hal yang tak pernah mau aku korek lebih jauh, tetapi selalu aku cemaskan. Aku berbahagia atas kejadian-kejadian sederhana Sesederhana langkah yang kau lambatkan demi menyejajariku Sesederhana hujan basah yang menderu kita berdua di atas motor dalam perjalanan pulang dari Bukit Bintang Sesederhana uluran tanganmu yang tak pernah aku sambut Sesederhana es dawet yang kita nikmati di pinggiran kampus saat caya mentari sedang terik-teriknya   Barangkali, bahagiaku turut disponsori oleh hadirmu. Maksudku, mungkin tak akan sebahagia itu apabila tak ada kamunya. Haha terdengar konyol, tetapi itulah. Antara kau dan aku tak pernah ada

Asam Garam Tak Mesti Benar Senantiasa

sumber gambar Pilihan kami terbaik, klaim mereka. Kami telah mencecap asam garam kehidupan dan lebih waras dalam memandang cinta, tambah mereka kemudian. Namun, kamu bukan lagi gadis kecil yang harus direcoki ini dan itu. Kamu mampu mengejar kebahagiaan, kamu tahu apa yang kamu mau. Meskipun semua itu kata mereka semu, meskipun kamu tak ada pengalaman seujung kuku. Cinta itu hanya butuh dinikmati. Setiap manusia berhak mencintai siapa saja tanpa harus digiring sana-sini. Punya lebih banyak pengalaman tidak berarti harus mendikte kriteria dan menghakimi perasaan seseorang. Jikalau aku belum mau membuka hati untuk sesiapa yang baru, aku tidak salah, bukan? Masih mengendap kenanganmu, belum hendak enyah. Tak ingin pula kuenyahkan.

Fajri, penjaja tisu cilik

sumber gambar Dua hari lalu di dekat halte Pocin, aku menonton iring-iringan mobil bak mahasiswa FIB dalam rangka Karnaval Budaya. Anak kecil yang membawa plastik lewat di depanku, "Tisunya, kak?" Aku tersenyum kecil dan menolak tawarannya. Setelah mobil bak terakhir berlalu, aku menuju halte. Di sana si anak penjual tisu sedang duduk memakan permen kacamata. Hm, anak 90-an semestinya tahu permen ini. Itu lho, permen cokelat seperti M&M yang dikemas berbentuk kacamata--atau angka delapan. "Tisunya, ya, satu. Jualan sendiri aja?" "Iya, nih, kak. Soalnya aku datangnya sore." "Memangnya dari mana?" "Tadi aku sekolah dulu, kak. Aku kelas enam." "Oh ya? Eh, kamu suka pelajaran apa di sekolah?" "Mmmm, bahasa Indonesia." "Wah, serius? Kakak belajar bahasa Indonesia, lho, di kuliah. Eh, iya, beli di mana permennya? Kakak kangen, deh, permen itu. Itu permen waktu kakak kecil."

Kilap Bahagia Berlian di Hari Wisuda

This post dedicated to you, laaav! ♡ Hari ini kamu diwisuda. Akhirnya mencecap gelar sarjana juga setelah perjuangan yang melelahkan beberapa bulan belakangan. Cerita-ceritamu di grup Kwartet terkadang bikin kami panik karena banyaknya halangan merintang. Produk permen madu berkalsium laktat yang kamu hasilkan dengan Adi, partner penelitian, akhirnya sukses dipertahankan di depan penguji. Aku masih ingat Januari lalu ketika aku menumpang di rumahmu, kita ke Hypermart dan mencari madu murni bersama (yang ujungnya kamu pesan madu dari daerah). Berlian, itu produknya asyik banget kalau bisa dijual! Sayang, butuh laboratorium dan bahan-bahan yang tak mudah untuk memproduksinya, ya.

Remedi

sumber gambar Kabin Singapore Airlines, kursi 19 C. Senyap, semua sudah pejam. Waktu yang tertera di KrisWorld menunjukkan pukul dua danniari. Itu berarti masih tersisa delapan belas jam lagi. Di sampingku, sepasang kekasih yang baru saja pulang berbulan madu, mendengkur pelan. Aku tidak bisa tidur. Bukan, bukan karena suara dengkuran mereka yang terlalu halus, melainkan karena pikiranku tak henti-hentinya mengaitkan kejadian satu demi satu. Ingatanku terbayang perkataanmu dua hari sebelumnya. Gulita sunyi begini mengingat kamu. Aku menarik selimut hingga menutupi leherku sebab angin dingin di kabin mulai menggigilkan kulit. Andai aku bisa meringkuk, tentu akan lebih baik. Sayangnya ruang kursi kabin ekonomi tak memungkinkan untukku meringkuk. Oh ya, sampai di mana aku tadi? Ya, ya, perkataanmu. Dua hari lalu pertama kalinya kamu bilang rindu padaku dan ingin segera bertemu. Tahukah engkau hal itu sungguh sudah mengacau pikiranku?

Kisah cinta Anne Elliot dalam Persuasion

Judul: Persuasion   Penulis: Jane Austen   Penerbit: Noura Books Jumlah halaman: 380 Dengan apa aku harus menuangkan kembali romansa ini padamu? Barangkali kita mulai saja dengan Pride and Prejudice. Siapa yang tak mengenal Pride and Prejudice ? Aku. Hahaha, ini kebangetan. Aku sama sekali belum menonton dan membaca kisahnya padahal karya Jane Austen satu ini begitu populer! Beberapa hari lalu ada yang menyebut-nyebut Jane Austen di grup 10 pages Indonesia. Ketertarikanku untuk membaca classical romance bermula dari sini. Seperti biasa, aku menyambangi aplikasi tercinta, iJakarta, dan menelusur karya Jane Austen di rak koleksi. Nah, ternyata aku berjodoh dengan Persuasion. Kita diajak berpetualang ke dataran Eropa dua ratus tahun yang lalu. Di situlah Sir William Elliot bersama ketiga anak perempuannya, Elizabeth, Anne, dan Mary bertempat tinggal. Keluarga terhormat Elliot akan menjadi poros utama cerita. Kisah Persuasion lebih difokuskan pada Anne ketimbang kedua sa

Sepasang anak di tanah lada

Judul: Di Tanah Lada   Penulis:  Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah halaman: 240 Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Nama yang unik, bukan? Itu yang kutangkap dari sampul buku terbaru Zezsya, Jakarta Sebelum Pagi. Aku lalu mencari buku karangan lainnya di iJakarta. Siapa tahu saja ada. Eh, ternyata memang ada! Novel Di Tanah Lada setebal 240 halaman. Sampulnya lucu, langit putih bertabur bintang dengan tiga awan biru yang menghiasi. Seorang gadis kecil duduk bersimpuh di depan batu. Dikisahkan perkawanan Ava dan P, seorang gadis kecil dan tuan cilik. Merasa cocok, mereka pun berteman tak terpisahkan. Seperti pasangan sehati, mereka tak ingin kehilangan. Ah, terlalu muda jika aku menyebutnya kekasih. Akan tetapi, dialog-dialog mereka memang memancing gemas sehingga pembaca lupa ini adalah percakapan antara anak berusia enam dan sepuluh tahun! "Tapi, kan, kamu mau jadi kakek, ya?" "Iya, sih. Tapi malas juga jadi kak

Fungsi lain reduplikasi

Umumnya, fungsi reduplikasi adalah memberikan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, intensitas, benda yang bermacam-macam, dan jumlah yang lebih dari satu. (oke, saya tidak sebutkan semua fungsinya di sini) Akan tetapi, ternyata ada satu fungsi unik dari reduplikasi, yakni menyatakan negasi. Fungsi ini ditemukan pada bahasa Elema* di Nigeria dengan jumlah penutur 58.000 orang. Sebagai contoh: moro 'dia (lk) melihat kamu' momoro 'dia (lk) tidak melihat kamu' rekaju 'kami datang' rekakaju 'kami tidak datang' Dari sini dapat kita lihat pola sementaranya. Ada pengulangan silabel pertama untuk kata dengan dua silabel dan pengulangan silabel kedua untuk kata dengan tiga silabel. --> Apakah peraturan ini berlaku umum? Entahlah, tak bisa disimpulkan. Toh, contohnya pun hanya dua kata. Andaikata tidak ada linguis yang meneliti bahasa Elema, barangkali fungsi lain dari reduplikasi ini tak akan terkuak. Benarlah perkataan salah seor

Puisi

sumber gambar Dahulu ada kita di lembaran kertas itu Kita yang larut menyambut aksara indah sang penyair Kita yang hening menggapai nostalgia masing-masing Masihkah ada kita? Lembaran belum lagi menguning Torehan tinta belum lagi mengabur Namun sekali lagi, masihkah ada kita di sana?

Bicara pembalut

God morgon, allihopa! Pagi ini aku mau bicara soal pembalut. Yes, menstrual pads. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk perempuan, ya. Hahaha, laki-laki juga boleh baca, sih. Barangkali kamu mau ngasih informasi ini ke kerabatmu. :) Perempuan Indonesia umumnya menggunakan pembalut daripada tampon atau diva cup . Alasannya mungkin didasari oleh cara penggunaan. Pembalut, kan, nggak perlu dimasukkan ke vagina macam tampon atau diva cup . Haha, horor rasanya. Nah, kalau kamu jalan-jalan ke rak pembalut di supermarket, kamu akan menemukan berbagai produk dengan kemasan warna-warni yang khas. Dulu aku sempat bingung, mesti pilih yang mana, ya? Beda produk x dan y apa? Untuk menjawab pertanyaan itu, kamu harus mencoba sendiri. Trial and error. Aku belum begitu banyak mencoba merk pembalut karena aku tergolong baru dalam dunia ini. Aku baru menarche (haid pertama) pada umur 18 tahun ketika masuk kuliah. Siklusku pun masih tidak teratur sampai sekarang. Siklus tiga bulan sekali itu wajar

Swedish day

sumber gambar One typical morning. I just started my Swedish lesson in swedishpod101.com. I've used languagepod101.com to enhance my Italian and Russian, so why don't give Swedish a go? I, personally, love this web because I'm an auditory type so I love their language podcast. Another reason is because they offer cultural insight in every lesson. :D Right now I'm downloading their lessons before my trial expired. Gosh, fortunately, I use wifi because there are so much lessons to download for beginner level. Seventy five lessons! I better fluent in Swedish after this. 'Kay learning time. See ya! Hugs, Nadia Almira Sagitta

Belajar bahasa Guarani

Mba'eichapa, kape!* Hari ini aku mengisi hari dengan belajar bahasa Guarani (Jopara). Beberapa hari ini aku memutuskan untuk mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang bermanfaat dan sedikit menyibukkan dibanding bermain medsos. Kemarin aku sukses membaca buku nonfiksi berjudul The Last Speakers. Penulisnya, K. David Harrison, menyebutkan salah satu language hotspots adalah negara Paraguay. Language hotspots itu suatu daerah--umumnya kecil--yang memiliki diversitas bahasa yang tinggi. Nah, bermula dari pernyataan beliau itulah aku tertarik mempelajari bahasa nasional Paraguay. Sebenarnya, aku mencari kursus native language yang tergolong bahasa-bahasa yang terancam punah, tetapi tidak apalah, kurasa Guarani cukup antimainstream. Guarani memiliki empat juta lebih penutur yang tersebar di wilayah Bolivia, Brazil, dan Paraguay. (sumber: ethonologue.com). Di Paraguay, masyarakat mencampur bahasa Guarani dan Spanyol yang kemudian membentuk dialek khas bernama Jopara sebagai ba

Lalu Kau Pergi

sumber gambar Lalu aku pergi seperti kapal yang tak pernah kau temukan.* Ternyata begini rasanya ditinggalkan seseorang yang pernah begitu berarti dalam hati. Rasanya kosong dan bingung berbuat apa. Siang ini aku mendapatkan kabar duka mengenaimu. Aku masih terpaku memandangi kabar di layar ponselku. Tak percaya. Kamu...pergi? Kamu ingat kita pernah digosipkan oleh satu angkatan, nggak? Seringkali kita dijodoh-jodohkan dengan ledekan pak ustaz dan ibu ustazah. Kalau sudah begitu, aku salah tingkah sendiri. Aku tak tahu kamu bagaimana karena aku tak pernah berani memandangi wajahmu secara langsung. Wajah yang otomatis kamu palingkan tatkala kita berpapasan. Menjaga pandangan, kata orang-orang. Jarang kutemukan lelaki seperti itu. Aku kagum sekali padamu dulu. Kamu laki-laki pertama yang kutaksir setelah aku berhijrah menuju sosok muslimah yang lebih baik. Kamu yang sering tidak hadir di kelas karena sakit, kamu yang pendiam, kamu yang mengorbankan waktu untuk dakwah, kamu ya

Ulasan Antologi Rasa

Judul: Antologi Rasa   Penulis: Ika Natassa   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah halaman: 328 Firstly, I want to say thank you to all of you who've recommended this great book. Benar-benar menghibur. Aku tak menyangka novel ini berisi kisah cinta dua orang yang disebut di Critical Eleven : Harris dan Keara. Nampaknya Ika Natassa senang sekali membuat benang merah di antara novel-novelnya melalui tokoh cerita. Jika engkau perhatikan baik-baik, tokoh-tokohnya saling berkaitan satu sama lain. Antologi Rasa. Antologi ialah kumpulan karya tulis beberapa pengarang. Antologi rasa, kumpulan rasa. Memang cukup banyak cerita cinta di dalam novel ini, cukup untuk membuatmu gemas sendiri saking kompleksnya alur yang berbentuk seperti rantai makanan. Ketika begitu banyak pilihan disodorkan padamu, manakah yang hendak engkau pilih? Aku sukses mengkhayalkan setampan apa Harris Risjad, semenggoda apa Panji Wardhana, dan sememesona apa Ruly Walantaga. Gosh. Jika ada satu pesan y

Kei, Cinta di Tengah Perang

Judul: Kei: Kutemukan Cinta Di Tengah Perang   Penulis: Erni Aladjai   Penerbit: Gagas Media Jumlah halaman: 250 Akhirnya aku membaca buku yang katamu instagrammable ini. Kei, kutemukan cinta di tengah perang. Awal membeli novel ini di bursa buku, aku tak berekspektasi apa-apa sampai kulihat label novel unggulan DKJ 2012. Wah, novel ini pasti punya sesuatu yang berhasil memikat para juri, entah apa. Yang kutahu, ini kisah cinta yang tak biasa sebab bermula di tengah kerusuhan perang. Kei, mungkin ini nama orang, mungkin juga kejadian. Setelah menelusuri novel ini, barulah kutahu Kei adalah nama pulau di Maluku sana. Pulaunya Ambon Manise. Kei bercerita tentang kerusuhan Ambon tahun 1999--2001. Mengenai kerusuhan ini, aku teringat satu teman SD-ku. "Rivaldy, kamu nggak pulang kampung?" "Tidak bisa, Nadia, di Ambon sedang ada kerusuhan." Kemudian Rivaldy tidak masuk-masuk lagi. Pindah sekolah, katanya. Dia orang pertama yang memberitahuku sedang

Beauty is diverse

"Nature needs its ecologist, language needs its linguist. Endangered species need their conservationist, thus endangered languages need their language documentalist and revivalist." (Nadia Almira Sagitta) Haha, entah bahasa Inggrisnya betul atau tidak, hanya mau menyuarakan pendapat saja. Ada yang bilang, untuk apa menyelamatkan bahasa daerah (bahasa minor), toh kepunahan bahasa itu alami. Well, same goes with, "Why do we have to preserve endangered species? Their extinction is a natural process, anyway." Nyatanya, kan, kita tetap bekerja keras untuk menyelamatkan suatu ekosistem karena ada value atau nilai yang terkandung di dalamnya. Tentu saja hal yang sama berlaku pada bahasa. Tiap bahasa punya nilai, punya kearifan lokal, punya keindahan. Keindahan. The diversity of beauty, beauty is diverse. Pernah dengar kalimat itu, kan? Bukankah memang indah kalau kita hidup dikelilingi oleh keragaman? Keragaman budaya, keragaman bahasa, dan keragaman pikiran? Jadi ya,

Dear kamu, aku benar rindu

Dear lelaki yang terpaut puluhan kilometer dari tempatku berbaring saat ini, aku rindu, dear. Sangat rindu. Aku lagi memutar lagu "Rindu Hujan" karya Gardika Gigih Pradipta dan seketika teringat kamu. Dear, dua hari belakangan aku baca novel bertema pernikahan. Ada satu klausa favoritku yang dilontarkan Ale pada Anya, yakni "Anya-nya aku". Aku juga ingin bilang "Hai, kamunya Nanad," atau "Kamunya aku," langsung ke kamu. Kata Ika Natassa, jikalau kita sudah sampai berkhayal dia menjadi pasangan masa depan kita, menjadi orang tua dari anak-anak kita, dan menjadi bagian dari hidup kita di masa depan, itu artinya kita benar-benar serius menginginkan dia. Aku ini serius, dear. Khayalanku sudah melampaui apa yang kita lalui. Setiap aku berbicara soal pernikahan, soal pretelan upacaranya, soal anak, soal siapa yang akan menemani malam-malamku belajar, soal siapa yang mengingatkan kesalahan-kesalahanku dan memuji kelebihan-kelebihanku, aku terbayang

Ulasan Critical Eleven

Judul: Critical Eleven   Penulis: Ika Natassa   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah halaman: 344 Two books in two days dan sesenggukan berulangkali. Setelah puas dicekoki cerita sulitnya conceive anak di Twivortiare 2, sekarang dicekoki sulitnya menghadapi kenyataan anak yang gugur dalam kandungan. Woh, marriage life is hard, man. Because of the title, aku akan menjabarkan sebelas pesan yang kudapatkan di novel ini. 1. Makeup sex really does work, doesn't it? (tanya sama yang udah nikah aja untuk klarifikasi) 2. Satu hal sepele yang tak bisa disepelekan adalah komunikasi. Cara kita berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap reaksi lawan tutur. Watch your talk and how you talk. 3. Sahabat itu ada dalam susah dan senang. Jangan ragu menceritakan kegelisahan hati pada sahabat, 'cause believe me, apa-apa yang disimpan sendiri sanggup bikin kita hilang kewarasan. Who knows nanti kita dapat solusi? 4. Perempuan itu kadar emosinya sangat tinggi. Gampang sed

Ulasan Twivortiare 2

Judul: Twivortiare 2   Penulis: Ika Natassa   Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Jumlah halaman: 488 Ini adalah novel karya Ika Natassa yang pertama kali saya baca. Sebelumnya, jejeran novel dia saya lewatkan saja. Temanya pernikahan. Ah, terlalu...emak-emak. Barangkali gaya bahasanya pun mirip chicklit. Malaslah, pikir saya waktu itu. See, how I underestimate her in the first place. Sampailah pada hari kemarin. Saya butuh hiburan di perjalanan Tangerang--Depok dan novel Twivortiare muncul di awal halaman pencarian iJakarta. Yah, tidak ada salahnya saya baca. Kesan pertama, kok ini tulisannya dikit-dikit di-enter, sih? Oh, gaya penulisannya seperti Twitter rupanya! Unik juga. Novel ini berkaitan dengan novel-novel sebelumnya. Masih mengisahkan percintaan Alexandra dan Beno. Kali ini, cerita tentang kehidupan pernikahan kedua mereka. Yang disorot penulis adalah bagaimana stresnya pasutri (terutama istri) yang belum juga dikaruniai anak setelah tujuh tahun bersama. Bagaima