Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

Terpojok

Jika memang kau suka, tak perlu diutarakan terang-terangan Kode-kode secuil, sih, tidak masalah Bagaimana jika dia tidak menyimpan perasaan yang sama? Bukankah kau akan merasa malu dan tersakiti? Maka itulah, janganlah kau berlebihan mengutarakan rasa. Pernah pula kukatakan, jangan membuat seseorang merasa terpojok dengan tingkahmu. Ketika kau mengaku suka pada seseorang, menguber-uber dia, sementara dia risih dengan perilakumu, kau sudah menempatkan orang yang kau cinta pada posisi terpojok itu. Dia mau menolak, tetapi tak enak. Nanti kau sedih, timbangnya.  Jauh lebih aman ketika kau simpan saja perasaan itu seorang diri. Kau tidak perlu memberatkan siapa-siapa.

Sianida?

Sianida. Mahasiswa-mahasiswi semester akhir pasti tak asing lagi dengan akronim ini. Sianida stands for siap nikah setelah wisuda. Hahaha, lucu ya? Beberapa kawanku memprotes tulisan-tulisanku di blog dan Facebook akhir-akhir ini. Kata mereka, "Kok selepas sidang, postingan Nanad berputar di masalah jodoh melulu?" Aku juga tidak tahu pasti mengapa aku menulis soal itu. Barangkali karena atmosfer dunia di luar kampus mulai merasukiku. Aku harus memikirkan rencana selepas kuliah berikut cara menggapainya. Menikah tentu masuk dalam daftar walaupun waktunya masih nanti-nanti. Setidaknya, itu topik yang wajar bagi anak muda sepantaranku. Beberapa teman mulai menyebar undangan, yang punya pacar tinggal ngumpulin duit sambil mematangkan persiapan, yang memilih taarufan santai menunggu CV berdatangan, yang sudah nikah tentu sibuk menikmati hidup baru bersama pasangan. Yuhu, aku nggak galau! Tapi... tapi apa? Yaaaa, jadi tersentak saja, persiapan apa yang sudah kulakukan? Ngngng... (

Jatuh Cinta

Kuterpikat pada tuturmu Aku tersihir jiwamu Terkagum pada pandangmu Caramu melihat dunia Kuharap kau tahu bahwa kuterinspirasi hatimu Kutak harus memilikimu tapi bolehkah ku selalu di dekatmu (Raisa, "Jatuh Hati") Aku ingin hadirmu, di sini, setiap hari di hati dan di sisi. Aku ingin bercerita apa saja yang melintasi pikirku setiap detik, setiap waktu. Aku ingin kau menaruh tatapan dan memasang pendengaran acapkali aku mengisahkan sesuatu. Aku ingin kau tersenyum tatkala aku melakukan hal-hal konyol atau karena kau bahagia ada aku. Hatiku telanjur terpikat-terikat. Aku ingin kita begini, di sini, setiap saat.

Kenangan di Blackberry

Pagi ini baru menyalakan ponsel Blackberry setelah berbulan-bulan teronggok di lemari. Aku memutakhirkan aplikasi WhatsApp dan BBM agar bisa kugunakan kembali. Waktu terakhir aku login di WhatsApp ternyata Agustus 2015, nyaris setahun lalu. Semua obrolan masih tersimpan sempurna. Juga obrolan kita yang dulu. Kata sahabat terdekatku, "Kalau kamu masih sedih tiap ingat dia, berarti kamu belum move on sepenuhnya," Siapa bilang aku sedih? Aku menangis saja, kok. (tertawa getir) Well... Mungkin aku tipikal orang yang menghargai setiap momen, baik momen indah atau pahit. Sampai sekarang, aku bahkan menangis atau merasa hampa tiap melihat foto atau bertemu orang yang kusukai dulu. Memang tidak setiap orang  memorable , kalau sekadar taksir pastilah aku biasa saja. Akan tetapi, ada beberapa sosok yang memberikan pengaruh besar di hidupku, tentunya tidak bisa dilupakan begitu saja. Ada yang pertama kali mengenalkan pengalaman saling mencintai, ada yang mengantarkanku ke gerbang

Cemburu dan Cemas

Aku, entahlah, akhir-akhir ini lekas terbakar api cemburu. Kalau sudah begitu, aku lantas uring-uringan tidak mau lagi memikirkanmu atau malah menangis. Padahal apa yang kucemburui, hanya masa lalu. Aku juga punya masa lalu yang bisa saja kau cemburui, tetapi sepertinya kau cukup rasional untuk tidak menghiraukannya. Ini tampaknya dipengaruhi oleh sifat perempuan yang sungguh peka dan laki-laki yang cenderung lebih cuek. Lagipula, masa lalu itu bukan untuk diungkit, tetapi cukup disimpan dalam kenangan untuk diambil pelajaran. Iya, tetapi... Aku memang cemburu pada orang-orang yang pernah menemanimu setiap hari Ke mana pun kau melangkah Kapan pun kau ingin melanglang  Berapa lama pun kau memutuskan untuk singgah Mereka berdiri bersisian denganmu Sementara aku dengan segala keterbatasan yang kumiliki

Muara Rindu

Andaikata bisa kuterangkan perasaan di hati, Tentu rinduku sahaja yang engkau temui Tapi aku payah berkata-kata, kasih Lidahku kelu sekonyong-konyong Jemariku pun mendadak kaku Acapkali ingin kutuliskan kabarku atau kutanyakan keaadanmu Tapi rindu yang bertumpuk tinggi ini Benar adanya tersimpan di hati Janganlah engkau sangsi Oleh sebab Rinduku ini satu sahaja muaranya Menuju engkau Menuju engkau.

Syarh Hadis Arba'in An-Nawawi: 11

"Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib ra. cucu kesayangan Rasulullah SAW berkata, 'Aku hafal sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkan perkara yang meragukanmu dan kerjakan perkara yang tidak meragukanmu.'" (HR Tirmidzi dan Nasa'i, Tirmidzi berkata: “Hadis ini hasan shahih”) Sebelum membahas kandungan hadis, baiknya kita mengenal terlebih dahulu sosok Abu Muhammad Al Hasan bin Abi Thalib. Beliau adalah cucu Rasulullah, anak dari Ali bin Abi Thalib, dan saudara Al Husain. Beliau memiliki nama kunyah (nama yang diawali dengan abu/ummu) Abu Muhammad, sementara saudaranya, Al Husain, memiliki nama kunyah Abu Abdillah. Beliau lahir pada 3 H, sementara Al Husain lahir pada 4 H. Ketika Al Hasan lahir, sang ayah ingin memberinya nama Harb 'perang', namun Rasulullah menggantinya menjadi Al Hasan. Ketika Al Husein lahir, Ali bin Abi Thalib kembali menamainya Harb, tetapi Rasulullah segera menggantinya. Hal yang sama juga terjadi pada Muhsin, anak ketiga

Saya Ibu Rumah Tangga, Nak!

Setelah kemarin saya mendapatkan wejangan dari dosen untuk menuntaskan studi setinggi-tingginya sebelum memikirkan urusan jodoh, sekarang saya mendapat kesempatan berdialog dengan seorang dosen favorit saya. Beliau menawarkan pandangan yang berbeda. N: Bu, penerus bidang ini jika nanti profesor itu tidak ada, Ibu, kan? D: Nah, itu dia, Nak. Saya belum S-3. Sudah banyak juga yang mendorong saya lanjut kuliah, termasuk suami saya. N: Iya, lanjut aja, Bu. D: Akan tetapi, nanti siapa yang mengurus anak-anak? Dulu ketika saya mengerjakan penelitian dan begadang saja, si kecil tidak bisa tidur kalau saya belum tidur. Itu baru penelitian kecil, bagaimana disertasi? N: Iya juga sih, ya... D: Ketika suami saya lanjut S-3 dan anak-anak mau merecoki ayahnya, mereka bisa main sama saya, tetapi kalau nanti saya S-3, bagaimana mungkin ayahnya yang ngurus sementara dia juga sibuk? N: (diam seribu bahasa)

Ngobrol Cantik Bareng Profesor

Seru, ya, ngobrol sama profesor dan tahu sedikit perihal pengalaman hidupnya. Bisa sekalian jadi penambah semangat. "Bu, saya dengar Ibu sempat meneliti bahasa daerah di pedalaman, ya? Itu sesaat setelah Ibu sarjana atau lulus S-2 atau S-3?" "Wah, saya setelah S-1 langsung lanjut S-2 ke Prancis. Di sana, saya malah diharuskan berkuliah S-2 jurusan fonetik dulu oleh profesor sebelum mengambil S-2 geolinguistik jadi gelar S-2 saya ganda. Saya tuntaskan 2,5 tahun untuk dua gelar itu, satu tahun lebih masing-masing. (gile, keren berat!) "Wih, cepat banget ya, Bu? Keren banget." "Haha, ya namanya beasiswa kan, Nak. Saya nggak bisa lama-lama di sana. Itu juga mati-matian nuntasinnya, summer saja nggak libur." "Setelah lulus Ibu langsung gabung sama penelitian LIPI itu, ya?" "Oh nggak. Selepas lulus, saya langsung meneliti untuk S-3. Jadi, saya itu sampai S-3 kuliah terus tanpa putus. || Reaksiku: (takjub) (pasang muka kaget) wkwkwk

Kapsul Waktu: Ada Kamu

Ada kamu di daftar keinginanku tahun lalu. Sempat ada namamu kutuliskan di situ. Hari ini kudengar pembacaan kapsul waktuku oleh seorang teman di angkatan. Sedikit hambar kurasa ketika ia menyebutkan kamu. Masalahnya, tidak ada lagi kamu, baik di hati maupun di angan-angan. Setahun berjalan sudah dan aku sudah menyerah. Lelah mempertahankan rasa dalam kepura-puraan bahwa aku baik-baik saja acapkali kamu bercerita tentang dia. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memutuskan; apakah mempertahankan atau melepaskan? Aku akhirnya memilih untuk melepaskan walaupun rasanya...ya sakit. What did you expect?

Kajian Syarah An-Nawawi

Pagi ini aku ada jadwal kajian di MUI. Itulah mengapa pukul 08.30 aku sudah mandi dan bersiap-siap pergi (padahal sedang libur!) Forum Kajian Islam Universitas Indonesia (FKI UI) mengadakan kajian selama 20 hari pertama Ramadan tiap hari Senin, Rabu, dan Kamis yang akan membahas Syarah Arbain Nawawi. Kajian ini diadakan di selasar selatan Masjid UI (MUI), hehe kalau kamu mau mampir silakan saja datang ke selasar selatan, cari hijab kain biru, ya! :) Hadis arbain yang dikumpulkan oleh Imam An-Nawawi termasuk hadis sahih--yang juga diambil dari HR Bukhari Muslim--dan mencakup hal-hal penting. HR Bukhari Muslim mah kitab hadis yang penting banget, ya. Sebelum adanya HR Bukhari Muslim ini, Imam Syafi'i pernah bilang, "Kitab paling sahih setelah Alquran itu adalah kitab Al Muwatta' karangan Imam Malik." Hari ini fokus membahas hadis pertama yang berbunyi, "Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab ra. berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, '

Bianglala

Siang itu di foodcourt sebuah mal. Aku mengutak-atik ponsel dan mengecek medsos satu per satu. Kutemukan dirimu lalu aku berhenti. Dadaku serasa ditekan godam secara tiba-tiba dan napas mendadak sesak. Andaikata aku sendiri, mungkin air mataku kubiarkan mengaliri pipi tanpa harus kutahan-tahan seperti ini. Kalau aku minta kamunya pergi, boleh? Kalau aku minta kamunya berhenti, bisa? Tapi sayangnya, aku tidak berani meminta itu semua Karena aku yang tidak mau. Kita seperti naik bianglala, kau tahu? Kau membelikan tiket, aku ikut saja Berputar-putar di udara tanpa ada niatan turun menjejak bumi Kau terus dan terus membeli tiket agar kita tidak perlu turun Lebih menyenangkan begini, katamu Lebih bebas seperti ini, lepas dari kewajiban untuk sesaat Aku...yang sedari mula manut saja, manggut-manggut

What's your signature color?

Akhir-akhir ini, aku baru sadar koleksi lipstikku banyakan merah tua dan nude cokelat. Warna-warna yang kata orang tidak menarik. "Nad, mestinya lipstik itu pink, kenapa kamu cari warna cokelat? Malah nggak kelihatan lipstiknya," temanku berpendapat. I don't know, it seems that I can not pull off pink shades. Aku punya satu lipstik shocking pink yang membuat aku syok juga lihatnya. Hahaha, kulitku kelihatan makin kusam dengan lipstik itu. Ada juga lipstik pink kemerahanku yang manis banget, tetapi ya nggak pink asli, malah dominan warna merah. Warna nude pink juga ada dan memang manis kelihatannya. Cuma ya itu dia, jumlah lipstik merah mudaku kalah jauh dengan lipstik warna gelap lain. Penasaran, sih, dengan warna fuchsia, magenta, dan pink yang benar-benar pink. Nantilah, ya. :) Beberapa lipstik terakhirku malah warna ala-ala vampir, yakni deep red dan burgundy. Kocak, ya. Tampak kesan sultry look dan mature look yang dihasilkan pulasan lipstik tersebut.

Nanti, setiap hari

Malam ini tidak bisa tidur. Padahal, hal yang menjadi buah pikiran sangatlah sederhana, hanya sebuah kejadian yang masih di angan. Jika tiap pagi sarapanmu kusiapkan, kau mau? Tidak hanya sesederhana ini, nanti. Tidak hanya sesekali, nanti. Setiap hari, di dapur yang sama, di meja yang sama ada kita berdua. Mungkin sesekali kita makan di luar, candle light dinner restoran atau menikmati angin sepoi-sepoi di bangku taman bersama dua kotak takeaway makanan. Mungkin juga nanti tak hanya berdua, tetapi bertiga atau bahkan berempat. Katanya, makan bersama itu elemen penting dalam sebuah keluarga. Kita tidak pernah lupa meluangkan waktu untuk itu. Kau dan aku paling anti lembur di kantor agar bisa makan bersama dan bertukar cerita atau berbagi keheningan. Tak jarang kita menikmati makanan di piring masing-masing sedang sunyi menyelimuti. Kau dan aku hanya perlu memastikan ada di sisi satu sama lain. Ada duduk di sana, dapat diperhatikan dengan kedua bola mata, dapat dirasakan hadirnya deng

Mengunggah foto

Halo, selamat malam! :) Hari ini aku mau bahas foto. Perempuan mana, sih, yang nggak suka berfoto? Hehe, rasanya semua suka, ya. Nah, terus, siapa juga yang nggak pengin eksis di medsos dengan mengunggah kenarsisan bareng teman, keluarga, atau sekadar swafoto yang diambil berulangkali? Keinginan dipuji cantik atau manis tatkala mengunggah foto tersebut tentu bersemayam di hati kecil perempuan. Semua perempuan mau dikatakan cantik, semua perempuan mau dipuji menarik. Hal yang sama juga berlaku padaku.