Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Yang patah, tumbuh

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti Yang hancur lebur akan terobati Yang sia-sia akan jadi makna Yang terus berulang suatu saat henti Yang pernah jatuh 'kan berdiri lagi Yang patah tumbuh, yang hilang berganti (Banda Neira) Sedang menyukai lagu ini karena sangat bermakna. Artinya, kamu nggak perlu terus murung karena kebahagiaan akan segera menghampiri Sesuatu yang hilang akan tergantikan dengan yang lebih baik. Move up! :)

Tak usah ada perjumpaan

Tidak usah ada kita. Tidak usah ada selamanya. Tidak usah ada janji setia. -- Aku kini mengerti mengapa kau (masih) menghindariku. Seribu satu cerita kita yang telah menjadi histori tampaknya tak ingin kau kuak lagi. Walaupun untuk sekadar menyapaku, kau tidak. Seolah-olah aku sedemikian bersalah, padahal memohon maaf pun aku sudah. Bertemu sepenggal kisah masa lalu ternyata menyedihkan. Lebih baik menghindari perjumpaan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sebab... Ada nyeri yang terasa ketika bertemu sekelebat bayang. Ada denyut yang mendadak berhenti ketika mendengar sebaris sapa. Lebih baik tidak jumpa daripada pertahanan porak-poranda.

Selasa yang menangis

Selasa pagi yang mendung. Ning menemuiku di kantin kampus. Kami bertukar cerita liburan dan menyisipkan curahan hati sembari menunggu hujan reda. Karena tidak tampak tanda hujan akan berhenti, kami nekat menembus hujan berbekal payung kecil dan membiarkan bawahan dan sepatu kami basah. Kami menuju tujuan yang sama, yakni ruang dosen. Selasa siang yang muram. "Dosennya tidak bisa ditemui jika belum bikin janji, nih." "Ya sudah, kamu SMS beliau dan kita tunggu dua puluh menit lagi." Seorang laki-laki masuk gedung dan beberapa kali melempar pandang ke arah kami. Baru saja aku ingin bertanya, "Ning, itu kawanmu?", ternyata lelaki itu menyapa. "Ina? Ina, kan?" sapanya sambil menunjukku. "Iya. Eh, kakak?" ucapku tak percaya. Perawakanmu berbeda, aku sampai tidak mengenali. Ke mana saja kau selama berbulan-bulan? Dan kali ini, kulihat kau tak sendiri. Ada perempuan bersamamu. "Ina..." "Ai!" Aku segera bangkit d

Seek

"He who seek doesn't find, he who doesn't seek will be found." (Franz Kafka) -- Seperti kita, suatu hari nanti. Mungkin akan berpapasan ketika sama lelah mencari. Kuputuskan untuk berhenti mencari-cari kamu. Kusingkirkan semua usaha hingga ke titik terpojok yang kutahu. Jalan yang terbentang di hadapanku adalah jalan menuju mimpi, bukan menuju kamu. Akan tetapi, jangan lupa menyapa dan mengajakku berkenalan jika kita bertemu, suatu hari nanti.

Kangen: Rendra

oleh WS Rendra Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku menghadapi kemerdekaan tanpa cinta Kau tak akan mengerti segala lukaku karena cinta telah sembunyikan pisaunya Membayangkan wajahmu adalah siksa Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan Engkau telah menjadi racun bagi darahku Apabila aku dalam kangen dan sepi itulah berarti aku tungku tanpa api

Pasangan favorit

Pagi ini mendengarkan lagu Kahitna . Kangen rumah, kangen Bunda dan Ayah. Kangen dengar lagu mereka di rumah. Kangen suara Ayah yang nyanyi ketika Minggu pagi. Kangen Bunda yang selalu menyimpan CD Kahitna di mobil dan selalu diputar. Kangen dengar kalian bilang, "Ini lagu Bunda sama Ayah." Dulu, aku sempat bingung kenapa kalian memilih lagu-lagu mereka untuk menyimbolkan cerita cinta kalian, sementara lagu mereka galau semua. Akan tetapi, terima kasih sudah mengenalkan lagu-lagu Kahitna sedari kecil. Mungkin itu juga yang membuatku begitu perasa hingga saat ini. Pengaruh buruk dong ya, Bun? Hahaha. Biar aku menepi bukan lelah menanti namun apalah artinya cinta pada bayangan Oh, pedih aku rasakan kenyataannya cinta tak harus selalu miliki Pengin pulang untuk melihat pasangan favoritku. Pasangan yang membuatku tenang dan yakin bahwa cinta sejati itu ada. Bahwa cinta bisa bertahan sampai tua. Bahwa apa pun perbedaan yang ada, selalu ada jalan tengah. Bahwa kee

Kepada Mantannya Sahabatku

Aku sungguh bingung dengan sikapmu belakangan ini. Kaulah yang ambil langkah untuk memutus tali cinta dengan sahabatku. Kau bilang hidupmu akan berjalan baik-baik saja tanpanya. Lalu kau pergi dengan segala ketidakpekaanmu. Meninggalkan sahabatku galau berhari-hari. Belum cukup kau patahkan hatinya, kau kembali datang seolah tidak ada apa-apa. Kau kembali menelepon dia di malam hari. Chatting-an. Bikin puisi. Menggodanya lagi. Sahabatku tentu saja gembira dan sukarela menerima kedatanganmu. Aku tahu hatinya luka, tetapi setitik harapan masih terpancar jelas dalam tatapannya. Hatinya kau ombang-ambingkan sekenamu. Heh, kau kira siapa yang menemani dan menghiburnya ketika ia galau? Aku. Kau? Mana peduli. Dasar laki-laki hilang rasa, tidak peka! Dan tadi, sahabatku mengeluhkan sikapmu yang terkesan tarik-ulur. Maumu apa? Putus ya putus, nggak usah berlagak pacar. Jawabanmu apa? "Ah, hati yang patah gampang disembuhkan." WHAT THE HECK? Nggak punya rasa malu, ya? Bole

Masalah

Merasa sehati dengan novel Pasung Jiwa. "Tak ada jiwa yang bermasalah. Yang bermasalah adalah hal-hal yang ada di luar jiwa itu. Yang bermasalah itu kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan." (Masita, Pasung Jiwa ) -- Maka bacalah sastra! Seringkali kegamangan perasaan menemui solusinya dalam rangkai kata para peramu aksara. * *meminjam istilah dari @fadlillahocta

Ssst!

Psssh, keep it to yourself. -- Suara-suara. Ribut. Dengung. Berisik. Rahasia. Senyap. Pendam. Hati. Suara-suara. Menunggu. Disuarakan. Ocehan. Gaduh. Etika. Bising. Sendiri. Dalam. Simpan. Privasi. Sunyi. -- Ssst!

Lebih Bersinar

Heh, I finally did it! Dasar kocak kau, Nad. Dari SMP begitu mulu sampai sekarang. Ahahaha, ya gimana, kepribadian orang berbeda, itu juga yang menjadikan tiap orang unik. Beberapa kejadian silam membuatku sadar, "Terlalu sekali perasaanku sampai selalu tumpah dari wadah."  Beruntung kali, ya, orang yang menikah sama aku, bakal diromantisin mulu tiap hari. Hahaha. Udah ah, jangan pikir cinta dulu. Syarat LPDP diperketat, mamen! Gimana mau daftar kalau pikiran nggak fokus melulu? Maka, aku berharap semalam bisa benar-benar menetralkan perasaan dan menjernihkan pikiran. Nanad yang lucu, ceria, baik hati yang selama ini kalian kenali akan segera kembali, cihuy! Bosan juga ditanyain, "Nanad kenapa? Nanad jangan sedih... Aku nggak rela lihat Nanad sedih, sini aku nikahin (?)" Wkwk yang terakhir canda wey, nggak ada yang ngomong gitu. Umur 21 itu waktu-waktunya bersinar kan, ya? Udah 2016 juga lagian, mesti jadi pribadi yang lebih bersinar. Tahun kemarin sudah m

The Art of Masturdating - Buzzfeed

https://youtu.be/IbVFqUIkeCU Hahaha, jadi ingat sewaktu keliling Jogja seharian dan mampir ke sebuah kafe es krim untuk istirahat. P = pelayan A = aku P: Selamat malam, meja untuk berapa orang? A: Malam, satu orang. P: (ngasih tatapan lucu) Satu? Sendiri aja ya, Mbak? A: Hehe, iya. Kafenya romantis amat. Outdoor, meja-kursi kayu, lilin, dan musik jazz. Plus, saat itu malam Minggu. Tetangga kiri-kanan pada bawa keluarga dan pasangan, wkwkwk. Agak keki, sih, tetapi santai aja, lah. I really enjoy masturdating~ self care won't hurt. Terkadang, kita butuh waktu untuk sendiri: jalan-jalan sendirian, nonton bioskop sendirian, makan di restoran sendirian, dll. Sendirian tidak selalu berarti kesepian. ;)

Berteman

I: Temen aja, ya? H: Iya, ya udah temenan aja. (padahal saling suka, padahal sudah merangkai mimpi-mimpi manis) I dan H kemudian menjaga jarak. Lama, hingga bertahun-tahun lamanya. Pada tahun-tahun yang sepi itu, I dan H bertransformasi menjadi dua sosok yang berbeda. H lalu datang lagi, mencairkan suasana yang selama ini beku. Kali ini, ia tidak sendiri. H: Selamat ulang tahun. Semoga kebaikan selalu terlimpahkan padamu. I: Aamiin. Terima kasih. Semoga kau juga. ... I: Bagaimana kuliahmu? H: Sedang sibuk ini dan itu. Kau? I: Sama, sedang mempersiapkan itu juga. Eh, semoga langgeng, ya. H: Eh, oh, iya terima kasih. ... Rasanya aneh sekali. Dulunya bisa bercerita apa saja, sekarang seolah ada sekat yang membatasi mereka berdua. Disapa belum tentu dibalas, dikomentari belum tentu ditanggapi, tetapi saling memperhatikan dalam diam. Hanya saling ingin tahu keadaan masing-masing. Baik-baikkah ia setelah berpisah?  Kau tahu, putus cinta memang meninggalkan kekakuan yang tak