Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Istri Idaman?

Ini Nadia. ^^ Foto ini diambil saat Open House Peduli Jilbab di Masjid Al Ikhlas. Kertas karton milik @besyahijab ini jadi rebutan anak-anak PJ! :p

Dua anak kecil

Siang ini aku ke MUI ditemani angin yang mendesau pelan. MUI sepi, mungkin sama seperti hatiku yang sedang ingin sendiri. Akhir-akhir ini aku menghabiskan waktuku sendirian, Tuhan. Sudut mataku menangkap dua sosok anak kecil, laki dan perempuan. Mereka berkejaran satu sama lain. Menggemaskan sekali. Hei, kamu. Tak tahu mengapa, aku tetiba mengingatmu Tiba-tiba aku mau menjadi gadis kecil itu dan aku membayangkan kamu yang menjadi pemuda cilik tersebut. Sebegitu inginkukah aku bersama denganmu? Hati, maafkan aku yang menodai kesucian dirimu.  Maaf kurang bisa menjagamu dari tangan-tangan yang bernama cinta. Sumber gambar
Ini tentang diriku yang ingin lari dari dunia yang orang katakan penuh cinta Ketika aku pergi, jangan paksa aku kembali Aku 'kan kembali bila hatiku menemukan ketenangan jiwa dan hati.

Jenuh (banget)

Aku jenuh. Mulai bosan dengan tugas-tugas yang menumpuk. Belum lagi amanah yang menggunung. Semuanya memanggil, semua berteriak, "Nadia, Nadia! Kemarilah!" Aku pusing. Aku mau menangis saja. Eh, tetapi, menangis juga membuatku pusing. Bagaimana kalau aku melarikan diri saja? (kabur)  Banyak hal-hal penting dan mengasyikkan yang terlalaikan karena semua ini. Aku tak lagi meluangkan waktu ber-Duolingo-an, ber-languagepod101.com-an, belajar seminggu sebelum ujian, bersantai di akhir pekan, menelusuri rak-rak 400 lalu meminjam bukunya, menyelesaikan bacaan, nongkrong di MUI, wisata kuliner keliling fakultas, dan banyak lagi. Aku tidak menjadi diriku sendiri. Aku bagai robot bernama Nadia yang sibuk ke sana-sini untuk melarikan diri! Iya, kabur dari masalah-masalah yang ada. Setidaknya, tugas-tugas ini cepat terselesaikan dan saya bisa liburan! Pulau K, tunggu daku. Aku akan segera kembali dalam pelukanmu. ^^{} Sambut aku dengan segala nostalgia yang kita punya. 

Hubungan

Akhir-akhir ini, aku dipertemukan dengan segala sesuatu mengenaimu. Entah ini memang kebetulan atau memang naluriku yang berusaha menghubung-hubungkan sesuatu denganmu. Memang bukan dirimu yang kutemui, tetapi sesuatu yang identik denganmu. Fuh. Lelah sih begini terus tetapi aku belum bisa menghindar. Ini candu. Candu itu berbahaya. Aku tahu namun berpura-pura tidak tahu. Padahal ini menyakiti diriku sendiri. Semua ini tidak ada artinya; hampa dan kosong. Aku hanya mengikuti kehendak hati, salahkah? Seharusnya kamu yang mengendalikan cinta, bukan cinta yang mengendalikanmu. :')

Komunikasi

Komunikasi itu penting. Kamu tidak bisa mengharapkan dia tahu akan perasaanmu begitu saja. Uring-uringan yang kau tumpahkan selama ini takkan berarti apa-apa. Mengapa? Ya, karena dia tidak peka! Itulah guna komunikasi. Apalagi mengenai perasaan. Kamu tak boleh membiarkan dia menerka-nerka. Bisa jadi dia salah terka. Dan kamu akan terus terlibat dalam kegelisahan tiada akhir. -___- Berkomunikasilah. Lewat Allah. Bismillah. 

Lari

Akhir-akhir ini mencari pelarian. Entah lari dari apa dan ke mana. Aku mau lari. Itu saja. Seringkali kudapati diriku mencoba nyaman dengan belajar. Nyaman, tentu saja. Tetapi rasanya dengan itu aku belum sepenuhnya lari. Aku tidak tahu lari dari apa dan ke mana. Aku hanya ingin berlari. Meninggalkan segala sesuatunya di belakang. Aku ingin lari. Lari melampaui batas. Meretas segala batas. Aku hanya ingin lari. Allah, bisakah Engkau membantuku lari? Aku ingin lari ke Makassar sebenarnya. Atau lari ke New York. Kembali dalam pelukan keluarga. Keluarga yang sebaik-baik kukenali. Aku masih merasa asing di sini.

Seminar

Ada seminar yang mengingatkanku lagi tentangmu. Aku ingin menghadiri seminar itu tetapi aku khawatir niatku bukan sepenuhnya untuk mendapat ilmu, tetapi hanya mendekatkan diriku dengan hal-hal yang dekat denganmu.

Quote pagi ini

"Hatimu mana kuat kalau bertemu terus. Bagaimana bisa lupa? Yang penting sih kamu tidak hanyut oleh perasaan supaya tidak galau lagi." -Berlian. Kuncinya ya itu, bagaimana membentengi hati agar tidak hanyut oleh perasaan sia-sia. :)

Doa

"Ya Allah, kalaulah dia bukan jodohku, maka bantulah aku untuk menghapus perasaan ini. Benar-benar menyiksa dan mengganggu." Itu salah satu doa bersama yang diucapkan Aa Gym kemarin. Aku meng- aamiin -inya. Semoga Allah mendengar doaku.

Belum siap berjumpa!

Kamu tak usah buru-buru ingin menemuiku, ya? Aku merasa belum pantas untuk berjumpa denganmu. Hihi, aku masih sibuk menata hatiku yang sedang kacau balau. Kata Teh Fu dan Kang Canun di buku "Jodoh Dunia Akhirat", sih itu namanya proses cleansing . Proses membersihkan hati dari masa lalu. Memangnya masa laluku apa, sih? Wuaaa banyak, tak perlu kau tahu. Nanti saja, ketika kita berkumpul bersama aku akan menceritakannya padamu. Itupun jika engkau bertanya. Tapi kau harus janji kau tidak akan cemburu. Karena saat aku memilihmu, aku sudah menyerahkan sepenuh hatiku padamu. Hm, sebenarnya tidak penuh juga, kan ada ruang untuk Allah. ^^ Percayalah, ketika aku memutuskan untuk menerima pinanganmu, aku tak akan mengusik-usik masa laluku lagi. Kenangan itu akan kukunci dan kusimpan di sudut pikir, bukan di hati. Masih banyak hal yang harus kupersiapkan sebelum bertemu denganmu. Aku sedang belajar ... masak. Hm, sebenarnya tidak masak di kosan, sih. Hanya belajar saat ngumpul deng

La Mappa Misteriosa

Andrea Alberti di "La Mappa Misteriosa"* ini manis sekali. *v* Apalagi kalau dia menghadap kamera, yang artinya menatap saya secara tidak langsung. Wow, saya langsung lumer! Maaaak, dia cakep banget! :3 Will you marry me? :P *Video interaktif belajar bahasa Italia di bbc.co.uk/languages/italian

Teringat mimpi

Teringat lagi mimpiku mengenaimu Saat aku terbangun, aku menangis Bodoh, ya? Haha, baik, kuakui aku memang konyol Mimpiku benar-benar terasa nyata Begitu teperinci, begitu menyakitkan Hei, ini baru mimpi, Nad! Masakan menangis? Bukan tidak mungkin jika mimpimu terwujud, bukan? Lantas bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi? Jika sepucuk undangan terkirim padamu... ...Kamu mau apa?

Pusgiwa dan Ayam Bakar Ortega

Tanggal 13 Oktober 2013. Saya diajak ke Pusgiwa oleh Lala. Kami bertiga hendak salat magrib di Pusgiwa. Ini kunjungan pertamaku ke sana. Ke tempat yang kusangka gelap gulita ... dan menyeramkan. Nyatanya sih tidak juga. Kata Lala, lampu-lampu dipasang belum lama ini. Oh, ini yang namanya pusgiwa. Persis katamu, "Ramai sekali,". Mahasiswa berlalu-lalang, bercengkrama, rapat, dan lainnya. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Setelah menunaikan salat magrib, Lala mengajak kami tur keliling Pusgiwa. Hahaha, rasanya seperti mahasiswa baru saja. Saya dan Liha kemudian pamit padanya dan pulang. Iseng, dia menawarkan makan malam di Ayam Bakar Ortega . Ke daerah sana lagi? Padahal baru saja kemarin. Tanpa basa-basi, kusanggapi saja ajakannya. "Li, saya mau duduk menghadap jendela." "Kenapa?" "Biar saya leluasa mengamati keadaan sekeliling." --- Kami bertukar pemikiran mengenai ukhuwah dan bisnis. Liha adalah teman diskusi yang menyenangkan. ^^ Sam

Tanggal cantik!

Di kelas "Tanggal 11-11-2013." "Eh, tanggalnya cantik banget, ya!" ---- Bismillaah. Halo pembaca! Hari ini Nadia senang. Alhamdulillah. Saya ingin menjabarkan kebahagiaan itu, ya. Hari ini kelas drama diliburkan Bertemu kak Suci, wuaaa rindu! ^^{} Belajar bareng teman-teman di perpus Makan siang bareng Ismi Cerita seru bareng teman-teman Dapat tempat duduk di bikun Melewati kutek demi bertemu Liha di kukel Makan es krim bareng Liha di Indomaret Mengobrol seru mengenai masa depan dengan Liha Cita dan cinta. <3 Liha niat nginap di kosan (walaupun akhirnya tak jadi) Beli makan malam bareng :3 Naik ojek ke kosan Wangi parfum tadi pagi masih melekat di kemeja *v* Mendapat energi positif dari Allah Kyaaaa! Saya senang. Senang sekali. Alhamdulillah. Hari ini benar-benar tanggal dan hari yang cantik! ;)

Ketika

Ketika kita tidak mengharapkannya, Ia datang Ketika kita ingin mengapus kenangan mengenainya Ia tetap tinggal --- Ia merasuk Terngiang-ngiang di telinga Mendekam di jantung Berdegup seirama Ketika hal ini terjadi padamu, Berdoalah! Serahkan dan pasrahkan Lepaskan serta relakan Let Allah do His plan. ;)

Berbalas cakap

-Sebenarnya kita saling menyindir satu sama lain. Tepatkah bila kukatakan becermin? *Entah darimu aku berkaca, atau dariku kau berkaca Bukan cermin, karena refleksinya tidak sempurna Pada akhirnya, walaupun mirip, tetap saja kamu dengan duniamu dan aku dengan duniaku. *Tidak butuh orang yang berbeda untuk membuat tersenyum tanpa alasan sekaligus bersedih tanpa alasan rasional. Iya, satu. -Hai, satu sosok yang mengendap di lubuk sanubari. Kau datang menawarkan cinta sekaligus menorehkan luka. *Berkalipun kamu menyapukan pandanganmu ke tempat itu, sosok yang kau tunggu mungkin tidak akan pernah lagi di sana. Tapi bukankah sekarang dia lebih dekat? Iya, bukankah sekarang dia ada di lubuk sanubarimu? -Tidak serta-merta ia menjadi dekat. Ia hanya bayangan yang setia menghantui. Bukankah lebih asyik bila sosoknya menjelma nyata? *Antara ego dan perasaan Kamu ingin sosok nyatanya, tapi apa dia akan bahagia? Ataukah kamu hanya menyimpannya di anganmu, tapi apa kamu bahagia? -

Tertinggal

Kususuri tiap lekuk bangunan ini Mondar-mandir tak tentu Kulayangkan pandangan Menelisik keberadaan seorang pemuda Nihil. Tak kunjung kutemui sosokmu Kamu menghilang Begitu saja tanpa pesan selamat tinggal Seharusnya kamu lenyap tanpa sisa, bukan? Mengapa serpihan hati ini masih tetap tinggal ?

Satu tahun

Aku telah mencintaimu selama satu tahun Kini kuputuskan untuk berhenti Berhenti menguak kenangan Berhenti berangan-angan Berhenti berharap Berhenti membagi kisah tentangmu Berhenti menelisik keseharianmu di dunia maya Berhenti patah hati Sumber gambar Apakah satu tahun mendatang diriku akan sibuk melupakanmu?

Dinding

Aku ingin lari Tak mau aku di terjebak di sini Aku tak ingin dinding pertahananku roboh lagi Sudah retak, Tuan Jangan kau perparah lagi. Pergi! Sumber gambar

Ke mana saja kau, heh?

Sore tadi engkau bertemu seorang gadis Berkerudung panjang dengan setelan gamis berwarna senada Spontan kau bertanya mengenai busananya "Beli di mana, kak?" "Baju ini dijahit sendiri." "Oya, janganlah kau panggil aku dengan sebutan 'kak', kita ini seangkatan." "Oh ya? Mengapa aku tak mengenalmu?" "Kita bertemu di suatu masa, saat kau menemukan tanda pengenalku." "SubhanAllah! Dikau Rana?" "Ya." Ia senyum meringis Kau merasa sangat bahagia melihat penampilan kawanmu "Barakallahu, sejak kapan?" "Awal semester tiga. Sebelumnya saya punya beberapa tetapi hanya kupakai jika berjalan-jalan dengan Abi dan Umi." "SubhanAllah...." Kamu terdiam. Ada sedikit rasa sesak dalam dada Rasa ingin menjadi persis seperti dirinya Menyeruak Nyaris tak ada ruang untuk bernapas Sumber gambar Ke mana saja kamu selama ini? Sudah sejauh mana engkau berubah? Telah ma

Pertemuan pertama

"I used to think that one day we'd tell the story of us And how we met And how the sparks flew instantly." - Taylor Swift Sumber gambar Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Santai, aku tidak terburu-buru   Ambil waktumu Aku akan setia menunggu Sembari mewujudkan mimpi-mimpi Biarkan Allah yang mengatur pertemuan kita Seindah yang direncanakan-Nya. Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Tetapi aku berkhayal tentang pertemuan kita Kita akan bertemu ... di luar negeri Saat aku sedang menempuh pendidikan master dan kau juga bertindak hal yang sama Mungkin di sebuah kafe Kita berpapasan dan bertukar pandang Mungkin juga di alun-alun Kita menikmati air mancur yang menari-nari Mungkin saat tahun baru Ditemani kembang api berwarna-warni Mungkin di kampus Ketika kau sedang asyik membaca buku dan aku memperhatikanmu diam-diam Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Di manapun dan kapanpun itu Aku percaya, Pertemuan kita a

Beruntung

"People would say they're the lucky ones." - Taylor Swift Sumber gambar Yeah, we are. Someday, we will become "we" Only if my name and your name has been written as a couple in Lauhul Mahfudz.

Love makes you...

Sumber gambar "Cinta membuatmu bergairah untuk melakukan apa saja, termasuk menulis." Percayakah kau?

(Lagi-lagi) Jarak

Ada jarak yang terbentuk Kau di sana dan aku di sini Segaris. Sebaris. Andai saja aku memiliki temali Tentu akan kuukur jarak itu Lalu kuabadikan di dinding kamarku Tetiba saja seseorang hadir dan mengobrak-abrik kesunyian jarak Ia hadir di tengah-tengah kita yang bahkan belum menjelma "kita" dengan cinta. Sumber gambar

Lupa

Selarut ini Kau masih terduduk di depan layar kaca Sejenak melupakanku Ataukah memang tak pernah kau ingat? Sumber gambar
Kita saling berlepas tangan Biarkan saja Rasa itu Gugur hingga tak ada Sumber gambar

Surat cinta

Sumber gambar Beberapa waktu lalu, surat cintaku dibaca oleh seorang kawanku. Ia menyukai tulisan itu Begitupun denganku Sudah usang sebenarnya Namun, masih saja kusimpan Suratku padamu setahun lalu Surat cinta yang tersampai dan berakhir kata maaf Rasanya biasa saja Tak begitu menyakitkan Aku tak peduli perasaanmu terhadapku Yang kupedulikan kini, Perubahan sikapmu Tak ada lagi komunikasi singkat Tak ada lagi pertemuan Tak ada lagi basa-basi Seolah sosokmu lenyap ditelan bumi Surat cinta yang terkirim setahun lalu, mengendap rapi dalam folderku biarkan ia di sana menjadi saksi atas suatu perpisahan antara aku dan ... hatiku.

Kesal

Ini tidak lucu. Lagi, siapa pula yang mengatakannya lucu? Tidak ada. Ini tidak lucu. Aku kesal! Sumber gambar Aku rindu seseorang yang benar-benar kuanggap sahabat. Di mana aku tak perlu merasa ada rahasia. Di mana aku tak perlu merasakan jarak dan batas. Di mana segalanya lepas. Canda, tawa, cerita. Rasanya ingin melayang ke pulau K. Makassar. Maaf, akhir-akhir ini aku sibuk. Maaf, tak sempat menghubungi kalian. Maaf, aku jahat. T.T Sumber gambar

Tersipu

Dia duduk di sampingku! Bayangkan, di sampingku! Kucoba redakan debaran jantung yang tak menentu. Dia bahkan mengajakku berbicara! Kau pasti tahu bagaimana gugupnya aku saat itu. Sebenarnya, ia hanya bertanya masalah tugas. Sederhana, toh kami tak boleh berbasa-basi. Ada sesuatu yang mendorongku untuk menanyakan hal yang sama, tentang PR kami. Ia menjawab singkat. Aku menimpalinya dengan sangat konyol, “Oh, kau bisa menyanyi?” “Ya, begitulah.” Hening. Aku menyesali pertanyaan yang kulontarkan. Ia kembali konsentrasi dengan tugasnya dan aku mencoba serius menekuni bacaan yang ada di hadapanku. Kutengok sedikit wajahnya lalu buru-buru kutundukkan pandanganku. Tanpa sadar kuulaskan senyum tipis, sedikit tersipu dan malu. Sumber gambar Pernahkah kamu merasa seperti ini? ;) Duduk di samping seseorang yang kamu sukai. Rasanya menyenangkan, bukan? ^^ Bagaimana jika yang duduk di sampingmu itu ... seseorang yang kini sah menjadi mahrammu? ;) Sungguh, rasanya tak b

Menjaga hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim… “Bisakah kita bersahabat?” “Kawan berbagi cerita, merayakan suka, dan meredakan duka?” “Akan tetapi, aku tidak ingin hubungan yang lebih dari persahabatan.” “Agar kita berdua bisa menjaga hati.” Ana uhubbikifillah ukhti, maka dari itu aku membuat tulisan ini. Ikhwan sejati akan senantiasa menjaga pandangannya terhadapmu karena ia tahu masih ada jarak yang membatasi selagi kalian berdua bukanlah mahram Ikhwan sejati tak akan mengajakmu berbicara panjang-lebar tiada tujuan karena ia tahu hal itu bisa menimbulkan segurat rasa Ikhwan sejati tak akan pernah menyentuhmu karena ia mengerti sakitnya ditusuk dengan jarum besi Ikhwan sejati tak akan berani berduaan denganmu karena ia sadar akan kehadiran setan di tengah-tengah kalian Ikhwan sejati tidak akan mengajakmu bersahabat karena ia tahu hati seorang perempuan sangat rapuh Ikhwan sejati tak akan mengajakmu berpacaran karena ia menyimpan keberanian untuk menikahimu Ukhtifi

Masalah Kesiapan

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Akhir-akhir ini bertukar pikiran dengan teman. Temanya masih sama, tentang pernikahan dan rumah tangga. Tak apa membicarakan masa depan, bukan? Kami berdua dilanda jiwa yang menggebu nikah khas anak muda. Dapat dimaklumi, masih berada dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Kami tahu bahwa aktivitas pacaran sebelum adanya ikatan pernikahan tak mungkin diridhai Allah. Jika suatu hubungan diawali tanpa adanya ridha Allah swt, siapa yang bisa menjamin hubungan itu kelak mendatangkan berkah? Jalan satu-satunya hanyalah dengan berpuasa atau menikah. Ah, siapkah kami? :') Pembicaraan kami belakangan ini bukanlah tentang pentingnya menikah. Alhamdulillah, kami sudah sama-sama tahu keutamannya. Bukan lagi saling mengompori satu sama lain. Bukan. Kami berpikir mengenai tanggung jawab yang mesti diemban ketika menjadi istri, ibu, sekaligus madrasah bagi anak-anaknya nanti. Huah, berat betul rupanya. Tak ada yang mengatakan hal ini mudah. Salah

Salahkah merasa?

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Setelah sekian lama barulah kusadari bahwa diriku salah.  Terjebak di kesalahan yang sama.  Berulang-ulang dan tak pernah belajar dari sana.  Maafkan aku, Yaa Allah.  Aku malu. >,< Pernahkah kau mengenal cinta? Pasti pernah. Kita hidup karena adanya cinta. Tapi cinta pada seorang makhluk-Nya dan diam-diam ingin menjadi kawan hidupnya Salahkah perasaan itu? Salahkah merasa? Satu pesan untukmu, kawan. "Untuk apa saling memendam rasa jika kalian berdua belum ingin mewujudkannya?"                                                                                              MARI MELUPA! ;)

Jarak.

Bagi sebagian orang, jarak bukanlah apa-apa. Bagiku, jarak bukanlah hal baru Namun, baru kali ini aku menangisi jarak Bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali Selangkah lebih dekat dengan jarak Tangisku pun pecah satu kali Betapa aku dibuat tak berdaya olehnya --- Semoga masing-masing rindu kita tersampai pada hati yang kesepian.

Secuplik informasi mengenai mata kuliah

Bismillaahirrahmaanirahiim. Hari ini saya membaca tulisan lama mengenai cita-cita dan usaha saya memasuki Program Studi Indonesia. Cerita bisa dilihat di sini . Setahun sudah berlalu, tanggal 2 September 2013 nanti saya akan menginjak semester tiga. Aih, begitu cepatnya waktu berlalu dan saya tidak menyadarinya! >,< Dua semester lalu kamu sudah ngapain saja? Baik-baikkah kuliahnya? Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah , cukup memuaskan. d(^-^)b Banyak ilmu yang saya dapatkan. (Kyaaa, semoga ilmunya tetap membekas di memori!) Oh iya, mungkin ada pembaca yang penasaran dengan mata kuliah yang saya pelajari di sini. Berikut rinciannya. Semester satu: -Pengantar Linguistik Umum -Ikhtisar Tata Bahasa Arab -Pengantar Kesusastraan Indonesia -Kemahiran Berbahasa Indonesia I -Pengantar Sastra Klasik Semester dua: -Fonologi -Kemahiran Berbahasa Indonesia II -Pengkajian Prosa Indonesia Semester tiga: -Kemahiran Membaca Naskah Klasik -Morfologi Bahasa Indonesia -Pengkajia

Mimpi. ^^

Sumber gambar Aku punya banyak mimpi yang aku ingin aku wujudkan bersama kamu

Berubah

Lama tidak menggalau Terlebih urusan cinta Toh, apa gunanya. (baru sadar, Nad?) Semenjak ada yang mengomentari, bukan hanya satu "Aktivis dakwah kok galau?" Aku semakin tidak ingin menggalaukan cinta Oh, mungkin masih Akan tetapi, tak lagi ingin dipampang ke berbagai jejaring sosial Sedikit demi sedikit, ini agak menekan kegiatan yang sempat rutin Menulis. Bukankah ide itu seringkali hadir ketika sedang galau? Apa aku tak boleh menggalau lagi? Lantas bagaimana dengan dunia tulis-menulis? Bukankah aku dulu akrab dengannya? Hm... Semoga tema ceritaku sedikit berubah dari yang dulu Semoga tidak lagi bergantung pada kegalauan semata Semoga. ^^ *Aktivis dakwah, ya. Itu label baru yang kudapat semasa kuliah I hope I've changed a little bit from the past. :') A better change, I hope.

Twitter

Kotak pencarian: (censored) "You follow each other" Sumber gambar Is that also mean, "Your heart follow mine too?" No, I hope not. Just follow Allah then He will show the way to meet me in the halal way. :') Maybe not now. Don't worry, I'll be waiting for you here. Ah, insyaAllah. ^^

Sosok saudari. :')

Aih, membaca cerita kalian aku jadi rindu... Aku rindu ukhuwah itu. :') Sumber gambar Doakan aku agar memiliki satu saudari yang juga mencintaiku karena Allah.

Selamat datang kembali!

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ng, aku tak tahu harus memulai dari mana. Jujur, aku sudah lama tidak berbagi tulisan di blog. :( Karena diriku tidak ingin minat menulis mati perlahan maka kupaksa saja untuk menulis. Aku memulainya hari ini, ya. ^v^ Mungkin bukan puisi atau cerita pendek yang akan kutorehkan kali ini Melainkan catatan perjalanan Alhamdulillah, Nadia diberi kesempatan jalan-jalan ke kota New York. Keluarga Nad tinggal di sini sekarang karena adanya tuntutan kerja dari kantor Ayah. Awalnya Nad diajak pindah tetapi Nad tidak mau karena belum siap. Ya, alasanku belum siap. -.- Belum siap menghadapi kota yang begitu besar Belum siap meninggalkan teman-teman dan belum siap meninggalkan jurusan tercinta. <3 Nad juga takut dengan berada di sana dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi ruhiyah Nad. :') Maka dari itu, Nad masih ingin bertahan di Indonesia dan menimba ilmu dunia dan agama sebanyak mungkin. ^^ Hihi, maaf jadi curhat.