Nadia's Mind

Aku menulis suatu hal Kamu berkomentar Meledek, seperti biasa Menyisipkan tawa Tahukah kau,  Aku ingin kamu cemburu  Melalui tulisan itu Relakah kau wajahku dibagi dengan orang lain? Memang, aku bukan milikmu Kamu juga bukan siapa-siapaku Hanya berharap di suatu saat Kau bisa menjadi pakaian untukku Dan aku menjadi pakaian untukmu Hm. Adakah rasa cemburu di balik tawa kecil itu?

Hati ini seakan berbunga-bunga. <3 ...karena tingkah laku seseorang... yang kelak kupanggil zauji, Abi, dan calon bidadaraku di surga.  Aamiin.                                      

Apa kabar calon bidadaraku di surga? turunlah ke bumi ada jelmaan bidadarimu di sini sedang menunggu kehadiranmu Sebenarnya, bidadarimu itu aku. Sumber gambar                                                                          

Hai kamu. Sudah lama kita tak jumpa, ya? Ah iya, terakhir kali di situ. Di balik penghalang. Tak kujumpai fisikmu, melainkan suaramu. Suara yang tak tertuju padaku Telingakulah yang begitu penasaran Mencari-cari keberadaan suara khas milikmu Hai kamu. Entah mengapa hatiku berdebar ketika Melihatmu, mendengarmu, atau sekadar menangkap namamu di linimasaku Apa ini pertanda? Bahwa hati ini kembali membongkar sauh dan melepas jangkar? Entahlah. Ah kamu. Bukan kau yang kuharap menggetarkan dinding hati. Sungguh, bukan engkau. Ini bukan indikasi penolakan dariku, ya. Tidak, sungguh tidak. Aku hanya tidak ingin... ...mengganggumu dengan perasaanku.