Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2013

Ke mana saja kau, heh?

Sore tadi engkau bertemu seorang gadis Berkerudung panjang dengan setelan gamis berwarna senada Spontan kau bertanya mengenai busananya "Beli di mana, kak?" "Baju ini dijahit sendiri." "Oya, janganlah kau panggil aku dengan sebutan 'kak', kita ini seangkatan." "Oh ya? Mengapa aku tak mengenalmu?" "Kita bertemu di suatu masa, saat kau menemukan tanda pengenalku." "SubhanAllah! Dikau Rana?" "Ya." Ia senyum meringis Kau merasa sangat bahagia melihat penampilan kawanmu "Barakallahu, sejak kapan?" "Awal semester tiga. Sebelumnya saya punya beberapa tetapi hanya kupakai jika berjalan-jalan dengan Abi dan Umi." "SubhanAllah...." Kamu terdiam. Ada sedikit rasa sesak dalam dada Rasa ingin menjadi persis seperti dirinya Menyeruak Nyaris tak ada ruang untuk bernapas Sumber gambar Ke mana saja kamu selama ini? Sudah sejauh mana engkau berubah? Telah ma

Pertemuan pertama

"I used to think that one day we'd tell the story of us And how we met And how the sparks flew instantly." - Taylor Swift Sumber gambar Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Santai, aku tidak terburu-buru   Ambil waktumu Aku akan setia menunggu Sembari mewujudkan mimpi-mimpi Biarkan Allah yang mengatur pertemuan kita Seindah yang direncanakan-Nya. Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Tetapi aku berkhayal tentang pertemuan kita Kita akan bertemu ... di luar negeri Saat aku sedang menempuh pendidikan master dan kau juga bertindak hal yang sama Mungkin di sebuah kafe Kita berpapasan dan bertukar pandang Mungkin juga di alun-alun Kita menikmati air mancur yang menari-nari Mungkin saat tahun baru Ditemani kembang api berwarna-warni Mungkin di kampus Ketika kau sedang asyik membaca buku dan aku memperhatikanmu diam-diam Aku belum bertemu kamu, wahai tulang rusukku Di manapun dan kapanpun itu Aku percaya, Pertemuan kita a

Beruntung

"People would say they're the lucky ones." - Taylor Swift Sumber gambar Yeah, we are. Someday, we will become "we" Only if my name and your name has been written as a couple in Lauhul Mahfudz.

Love makes you...

Sumber gambar "Cinta membuatmu bergairah untuk melakukan apa saja, termasuk menulis." Percayakah kau?

(Lagi-lagi) Jarak

Ada jarak yang terbentuk Kau di sana dan aku di sini Segaris. Sebaris. Andai saja aku memiliki temali Tentu akan kuukur jarak itu Lalu kuabadikan di dinding kamarku Tetiba saja seseorang hadir dan mengobrak-abrik kesunyian jarak Ia hadir di tengah-tengah kita yang bahkan belum menjelma "kita" dengan cinta. Sumber gambar

Lupa

Selarut ini Kau masih terduduk di depan layar kaca Sejenak melupakanku Ataukah memang tak pernah kau ingat? Sumber gambar
Kita saling berlepas tangan Biarkan saja Rasa itu Gugur hingga tak ada Sumber gambar

Surat cinta

Sumber gambar Beberapa waktu lalu, surat cintaku dibaca oleh seorang kawanku. Ia menyukai tulisan itu Begitupun denganku Sudah usang sebenarnya Namun, masih saja kusimpan Suratku padamu setahun lalu Surat cinta yang tersampai dan berakhir kata maaf Rasanya biasa saja Tak begitu menyakitkan Aku tak peduli perasaanmu terhadapku Yang kupedulikan kini, Perubahan sikapmu Tak ada lagi komunikasi singkat Tak ada lagi pertemuan Tak ada lagi basa-basi Seolah sosokmu lenyap ditelan bumi Surat cinta yang terkirim setahun lalu, mengendap rapi dalam folderku biarkan ia di sana menjadi saksi atas suatu perpisahan antara aku dan ... hatiku.

Kesal

Ini tidak lucu. Lagi, siapa pula yang mengatakannya lucu? Tidak ada. Ini tidak lucu. Aku kesal! Sumber gambar Aku rindu seseorang yang benar-benar kuanggap sahabat. Di mana aku tak perlu merasa ada rahasia. Di mana aku tak perlu merasakan jarak dan batas. Di mana segalanya lepas. Canda, tawa, cerita. Rasanya ingin melayang ke pulau K. Makassar. Maaf, akhir-akhir ini aku sibuk. Maaf, tak sempat menghubungi kalian. Maaf, aku jahat. T.T Sumber gambar

Tersipu

Dia duduk di sampingku! Bayangkan, di sampingku! Kucoba redakan debaran jantung yang tak menentu. Dia bahkan mengajakku berbicara! Kau pasti tahu bagaimana gugupnya aku saat itu. Sebenarnya, ia hanya bertanya masalah tugas. Sederhana, toh kami tak boleh berbasa-basi. Ada sesuatu yang mendorongku untuk menanyakan hal yang sama, tentang PR kami. Ia menjawab singkat. Aku menimpalinya dengan sangat konyol, “Oh, kau bisa menyanyi?” “Ya, begitulah.” Hening. Aku menyesali pertanyaan yang kulontarkan. Ia kembali konsentrasi dengan tugasnya dan aku mencoba serius menekuni bacaan yang ada di hadapanku. Kutengok sedikit wajahnya lalu buru-buru kutundukkan pandanganku. Tanpa sadar kuulaskan senyum tipis, sedikit tersipu dan malu. Sumber gambar Pernahkah kamu merasa seperti ini? ;) Duduk di samping seseorang yang kamu sukai. Rasanya menyenangkan, bukan? ^^ Bagaimana jika yang duduk di sampingmu itu ... seseorang yang kini sah menjadi mahrammu? ;) Sungguh, rasanya tak b

Menjaga hati

Bismillaahirrahmaanirrahiim… “Bisakah kita bersahabat?” “Kawan berbagi cerita, merayakan suka, dan meredakan duka?” “Akan tetapi, aku tidak ingin hubungan yang lebih dari persahabatan.” “Agar kita berdua bisa menjaga hati.” Ana uhubbikifillah ukhti, maka dari itu aku membuat tulisan ini. Ikhwan sejati akan senantiasa menjaga pandangannya terhadapmu karena ia tahu masih ada jarak yang membatasi selagi kalian berdua bukanlah mahram Ikhwan sejati tak akan mengajakmu berbicara panjang-lebar tiada tujuan karena ia tahu hal itu bisa menimbulkan segurat rasa Ikhwan sejati tak akan pernah menyentuhmu karena ia mengerti sakitnya ditusuk dengan jarum besi Ikhwan sejati tak akan berani berduaan denganmu karena ia sadar akan kehadiran setan di tengah-tengah kalian Ikhwan sejati tidak akan mengajakmu bersahabat karena ia tahu hati seorang perempuan sangat rapuh Ikhwan sejati tak akan mengajakmu berpacaran karena ia menyimpan keberanian untuk menikahimu Ukhtifi