Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Kepunahan Bahasa

Pagi ini mengamati debat seru di Tumblr Qwanqwa tentang kepunahan bahasa. Salah seorang admin Qwanqwa, seorang linguis historis, memberikan pandangan yang heartless menurut saya, "Tenanglah, kepunahan bahasa itu alami. Nature doesn't give a fvck. It's not a giant issue. Jika bahasa terdokumentasi dengan baik, kita tidak benar-benar kehilangan bahasa itu." Ahahaha, patah hati saya membacanya. Namun, tidak mengapa. Katanya, sains tidak bisa dicampuradukkan dengan masalah personal dan emosi. Saya tidak setuju dengan poin admin Qwanqwa yang menyatakan bahwa bahasa itu hanya permainan fonologi dan morfosintaksis yang diikat dengan makna. Karena definisi bahasa didasarkan pada lingkup itu saja, dokumentasi tanpa revitalisasi bahasa pun sudah cukup, itu menurut mereka. Padahal, bahasa itu alat: alat untuk berkomunikasi. Bahasa itu sekaligus wadah: wadah yang menyimpan kekayaan intelektual. Maka dari itu, ketika suatu bahasa berhenti digunakan maka bahasa itu telah pun

Santai

Kamu butuh santai. Lupakan ocehan yang semrawut di pikiranmu, "Kamu harus ini, harus itu, tugas ini belum kelar, ayo sini, jangan santai saja!" Ugh, nanti kamu stres. Just take it easy. Relax and live the moment. Okelah, teman-temanmu bisa berwisata ke mana pun mereka mau sementara kamu tidak bisa karena selalu terbayang-bayang akan tugas kampus. Nah, untuk menghindari tekanan batin, kamu bisa bersantai di rumah. Caranya? Well, tiap orang punya caranya sendiri, tetapi aku akan membeberkan caraku. Di bawah ini ada urutan aktivitas yang kulakukan untuk menurunkan stres. 0. Rapikan tempat tidur 1. Seduh teh 2. Siapkan aromaterapi (gih beli lilin, aromaterapi, dan wadahnya di mal) 3. Maskeran 4. Pasang musik instrumental atau suara gamelan 5. Matikan lampu kamar 6. Pejamkan mata 7. Jangan memikirkan apa pun Tiduuuuuur. Zzzzzz. Sebentar aja, jangan terlalu lama. Setelah maskermu kering, basuh mukamu, dan seruput tehmu. Ta-da! Kamu siap melanjutkan pekerjaan la

Cinta Linguistik

" When you have a passion for something you find much more than what school offers. " (Neby, co-admin of Qwanqwaproject Tumblr) Bersyukur banget bisa kenal Neby! Aku sempat khawatir dengan kemampuan linguistikku setelah berbincang dengan dia. Parah, dia cerdas banget dan tahu banyak hal tentang linguistik padahal masih semester satu. Aku yang semester tujuh ini gagap ketika diajak diskusi tentang linguistik historis dan rumpun bahasa. Dan dia masih sempat bilang, "We're still newbie compared to you." Ahahaha. Jadi butiran debu. Huhu. Hebatnya, dia selalu mengacu dirinya sebagai linguis historis, " As a historical linguist, my view on... " Masih semester satu, Mamen, dia sudah tahu mau jadi apa dan akan menulis skripsi apa. Demi apa. Semester satu rasanya aku baru memutuskan akan menekuni peminatan linguistik selama tujuh semester ke depan. Itu juga rasanya sudah hebat karena yang lain masih galau dengan peminatan. Boro-boro mikirin skripsi di sem

Sebelum Bilang Cinta

Salam, Tuan. Detik ini pukul 00.48 hujan membasahi bumi Depok. Aku terjaga karena telepon dari negara seberang, “Nak, maaf ganggu, ini kebetulan lagi di toko dan ada diskon…” Yeah, right. Ibuku menelepon di pagi buta. Mataku belum ingin terpejam lagi kemudian kudengar tetesan air berlomba membasahi pekarangan kosan. Suara-suara air pecah begitu menyentuh permukaan batu. Tuan, aku ingin mengaku kalau aku jatuh cinta. Pada suaramu. Pada kelihaianmu bercengkrama denganku. Pada kebaikan-kebaikanmu. Pada sosokmu yang apa adanya. Tak ada yang ingin kuubah, jujur saja. Entah apa yang menyesuaikan jarak kita. Yang kutahu, kau ada ketika hatiku bermuram durja. Yang kutahu, kau menjadi alasanku untuk tertawa setelah sekian jam murung mengalirkan air mata. Kau tak datang terlambat ataupun terlalu cepat. Setidaknya, untuk saat ini.

Semoga Bahagia

Apa pun, temanku. Apa pun langkah yang kamu pilih akan kudukung selama itu baik. Pun jika kamu memulai ulang proses dengan dia. Aku berharap dia tidak lagi punya nyali untuk menyakiti hatimu. Aku berharap ada akhir bahagia dari tangis-tangis yang selama ini meleleh di pipimu. Kamu tak pantas disakiti terus-terusan. Aku juga. Doakan aku agar suatu saat bisa seperti kamu, ya. Supaya nggak perlu lagi menangis-nangis tidak jelas. Kita akan sama-sama bahagia, kan, teman? :) Bismillah. Luv, Nadia Almira Sagitta

Menuju Dewasa

Adakalanya manusia butuh menumpahkan airmata sederas mungkin sampai terkuras habis. Seperti saat ini, ingin sekali aku mengekspresikan kesedihan dengan menangis sejadi-jadinya. Pedih, hanya aku yang mengerti. Akan tetapi, aku tidak mampu lagi menangis seheboh dan selama yang kuperkirakan. Hanya semenit. Sudah terlalu sakit sehingga tidak bisa lagi diungkapkan dengan tangis. Sama seperti kemarahan yang memuncak, kita tidak lantas mencak-mencak, bukan? Kita memilih diam. Aku juga memilih diam dan menatap kosong ke langit malam. Sudah maklum. Jalani saja. Anggap ini salah satu fase yang harus dilewati biarpun aku sudah berkali-kali merasakannya. Proses menuju kedewasaan adalah proses tanpa henti. Perantaranya bisa siapa saja, misalnya teman, orang tua, laki-laki. Harus lebih bijak memandang masalah, tidak boleh egois, dan harus lebih mampu menyikapi kesedihan. Besok aku berumur dua puluh satu tahun. Rasanya, aku harus memulai lembar yang baru dan mengutamakan sinar daripada k

Perempuan dan Laki-laki

Perempuan dan laki-laki. Terus saja para perempuan berkata, "Lelaki itu PHP! Bisanya cuma tebar pesona sana-sini." Sementara itu, lelaki berkata, "Itu bukan salah kami! Kalian saja yang terlalu kegeeran. Perhatian tidak selalu berarti cinta." Ini polemik yang tak berkesudahan. Benarlah kata Rasulullah bahwa kita harus menjaga jarak satu sama lain. Ada hikmahnya nasihat itu. Dulu ada yang bilang, putih yang dikirim belum tentu putih di tangan penerima, bisa jadi merah muda. Mungkin ini merujuk ke pemahaman tadi. Kepedulian yang diberikan bisa jadi ditafsirkan lain oleh lawan jenis. Bisa jadi itu hanya bentuk kepedulian seorang kawan, tetapi kita mendefinisikannya perhatian berbalut rasa cinta. Lalu kita mulai saling menyalahkan. Sampai kiamat. Maka dari itu, kita dilarang berkomunikasi mengenai hal remeh-temeh. Tendensi untuk memberikan kepedulian dan menerima harapan selalu ada. Selalu ada hati yang tinggal menunggu retak, umumnya hati perempuan. Karena mem

Kalau Langit Bisa Retak

Hari ini Depok diguyur hujan. Derasnya bukan main. Kilat sambar-menyambar dan guntur menggelegar. MasyaAllah, aku berkali-kali dibuat kaget olehnya. Sejak kecil tatkala mendengar gelegar guntur, aku bertanya, "Mungkin nggak ya langit pecah dan retak gara-gara suara guntur yang begitu besar?" Dinding saja retak kalau ada gempa, bukan. Gempa, kan, getaran yang dahsyat. Bagaimana, Lang, apakah kau ikut bergetar begitu Guntur datang? Kenapa setelah ia datang, engkau menangis? Sesakit itukah getaran yang dibawa oleh Guntur? Apakah kau tak tahan merasakan sakitnya lalu mengekspresikannya dengan tangisan? Seperti manusia yang tatkala dibuat sakit hati, tentu akan menangis. Ada yang menangis berderai-derai, ada juga yang menangis setetes dua tetes. Tergantung seberapa dahsyat sakit yang ia rasa. Mungkin kau retak, ya, tak kelihatan saja barangkali. Nadia Almira Sagitta

Kebanggaan Berbahasa

UU No. 24 Tahun 2009 pasal 36 ayat 3 berbunyi, "Bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia." Nah, coba kita lihat plang di jalan-jalan. Apakah undang-undang ini diimplementasikan dengan baik? Coba perhatikan UU No. 24 Tahun 2009 dengan saksama. Kamu akan mendapati bahasa Indonesia, memang benar, dijunjung tinggi dan diberi kehormatan sesuai Sumpah Pemuda. Duh, betapa idealnya isi undang-undang tersebut, sampai merinding saya membaca! Akan tetapi, apalah arti undang-undang apabila rakyatnya tidak peduli. Sudah sejauh apa kita menghargai bahasa bangsa? Sudah setinggi apa kita menjunjung bahasa persatuan negara ini? Bersangkutan dengan undang-undang di atas, jika kamu berencana membuka bisnis kelak, coba gunakan bahasa Indonesia sebagai mer

Clinical Linguistics

Nggak bisa tidur (sebelumnya memang sudah tidur) karena membaca informasi tentang speech pathology , seperti afasia. SP merupakan bagian dari clinical linguistics (aku belum bisa membedakannya dengan neurolinguistik, barangkali CL lebih fokus ke penyakit dan penanganannya). Lulusan CL biasanya jadi speech and language therapist. How cool is that? Terapis, mamen. Duh, seperti pekerjaan tenaga kesehatan!

Akhir bahagia

Kenapa, Cinta? Kenapa kisahmu tidak pernah berakhir bahagia? Kenapa selalu bahagia di awal dan nestapa di akhir? Ketika yang lain dengan mudahnya berpacaran, kau menolak mentah-mentah. Akan tetapi, kau sendiri belum siap diajak menikah. Maka terombang-ambinglah engkau. Mencintai seseorang tanpa ujung yang jelas. Ah ya udah, nunggu diseriusin. Hahaha.

Memikirkanmu, membuang waktuku

Bakal sibuk nggak terkira hingga Januari. Pikiran dan fisik lelah semua. Akan tetapi, kesibukan ini punya hikmah. Aku jadi lebih bisa membagi waktu, mengatur prioritas, belajar tanggung jawab, belajar memimpin, dan menjaga amanah. Iya, amanah itu tidak pernah pergi dari kita. Dia selalu punya cara untuk mendekati kita. Kukira, aku akan lepas dari amanah-amanah setelah melepaskan segala organisasi, tetapi nyatanya tidak. Maka berbahagialah diriku, kamu masih dipercaya orang-orang untuk memegang amanah. Alhamdulillah. Aku begitu sibuknya sampai-sampai kegiatan memikirkanmu saja kuanggap sia-sia. Ketika aku hendak memikirkanmu barang dua jam, kuingat betapa aku punya segudang kegiatan yang seharusnya bisa kuselesaikan dalam waktu dua jam. Memikirkanmu = membuang waktuku Ya, itulah dia hikmah lainnya. Pikiranku memang belum sepenuhnya lepas dari bayangmu, tetapi mau bagaimana pun aku harus terbiasa dengan keadaan ini. Terbiasa tanpa kau dan harus membiasakan diri tanpa kau. Kau

Luka: Abadi

Kata mereka, "Jangan pernah melukai hati seorang penulis atau kau akan abadi dalam karyanya." Entah itu abadi karena disanjung puja, dihina dina, atau dicaci maki. Jangan salahkan penulisnya, salahkan dirimu yang telah melukai hati tulusnya. Aku mungkin akan terus menulis tentang kamu beberapa periode ke depan. Aku akan berhenti ketika aku bosan. Aku akan berhenti ketika tak ada lagi hal menarik darimu yang dapat kutuliskan. Aku akan berhenti ketika waktu menyuruhku berhenti. Sementara ini, kamu akan tetap hidup...dalam karyaku, dalam tiap ceritaku, dalam ingatan batinku. Salam. Nadia Almira Sagitta

Kehilangan Budaya

Tuhanku, Jika aku harus menangis lagi Biarkanlah itu karena bahasa yang mati Bukan karena lelaki yang pergi Lebih baik kehilangan satu rasa Daripada kehilangan satu budaya -- Ditulis di perpustakaan UI setelah membaca satu bab dari buku Dying Words. Ah, perih sekali menghadapi kenyataan penutur bahasa yang mati satu per satu. Sang penutur mati membawa budaya. Berbicara budaya, kita berbicara tentang satu komunitas. Kehilangan satu komunitas tentu lebih menyakitkan daripada kehilangan satu manusia. Konyol sekali menangisi lelaki yang sama sekali tak pernah memberi hati. Tegakkan wajahmu! Ada komunitas-komunitas bahasa yang menunggu kau singgahi. Kau tidak mungkin menyapa mereka dengan muka suram sebab lara, bukan? Salam, Nadia Almira Sagitta

Salju dalam Bahasa Eskimo

sumber gambar "Eskimos has 12, 50, 100, or even several hundreds words of snow!" Whether this statement is true or not, orang-orang Eskimo punya sejumlah kata yang menggambarkan keadaan geografis mereka. Pernyataan di atas memang masih diperdebatkan sampai sekarang. Mulanya, pernyataan ini dikemukakan oleh Franz Boas. Setelah dikaji, ternyata banyak linguis yang tidak setuju sampai-sampai mengatakan Boas hanya hiperbola dan berita itu hoax. Khazanah kata untuk salju tidaklah sebanyak itu, katanya. (baca artikelnya di sini ) Akan tetapi, ada juga linguis yang setuju dengan pendapat Boas, yaitu si Igor Krupnik.  Intinya, mah, ini debatable banget. Entah benar, entah salah. Istilah bahasa Eskimonya saja belum jelas merujuk ke Inuit atau Yupik. Barangkali penelitian Boas memasukkan kedua bahasa itu jadi hasilnya banyak? Entah. Sebenarnya, nggak penting, sih, kita mencari tahu jumlah pasti kata yang mewakili suatu konsep. Lah, ngapain keleus.

Bahasa: Khazanah Informasi

"Though Tuvan does have a general word for go , it is less often used. Most of the time, Tuvans use, as appropriate, verbs meaning "go upstream" (cokta), "go downstream" (bat), or "go cross-stream" (kes). You'd rarely hear, 'I'm going to Mugur-Aksy' but rather, 'I'm upstreaming (or downstreaming) to Mugur-Aksy'. The Mongushes could not explain to me the invisible orientation framework that was all around them and underfoot. They simply knew all this information without knowing that they did ." (Harrison, The Last Speakers ) Tiba-tiba saja aku teringat Anti dan Nia, dua ART (asisten rumah tangga) di Makassar dahulu. Kampung mereka berdua di Jeneponto. Setiap mereka bercerita tentang kerabatnya yang pulang ke Jeneponto, mereka bilang, "Pergimi ke atas ," sementara kalau membicarakan kedatangan ke Makassar, mereka bilang " Ke bawah ."

Ujung Jalan

"Di ujung jalan itu setahun kemarin." (Kahitna, Setahun Kemarin) Beberapa waktu lalu, lagu ini masih menyisakan debaran hati yang sanggup menarik senyum di wajahku. Namun, seiring misteri yang terkuak satu demi satu, tidak ada lagi senyum itu. Tinggallah desahan yang sama sekali tak bermakna lega. Seberapa sering kau berpapasan dengannya di ujung jalan itu? Luv, Nadia Almira Sagitta

Bidang Linguistik

Language documentation is a part of linguistics fieldwork. There are so much things to do. Sebagai calon sarjana humaniora yang berkonsentrasi pada bidang linguistik, sudah semestinya kita terjun ke berbagai bidang. Kamu bisa masuk ke bidang komputasional linguistik dan mengembangkan program bahasa semacam Google Translate, bidang perencanaan bahasa untuk menentukan masa depan suatu bahasa, bidang neurolinguistik untuk membantu para dokter saraf dan pasiennya, bidang leksikografi untuk menyusun suatu kamus dengan baik (bikin kamus sekeren Oxford atau Collins Dictionary, tuuuh!), bidang forensik linguistik untuk membantu memecahkan kasus hukum dengan bukti-bukti kebahasaan, bidang geolinguistik--atau disebut juga dialektologi--untuk memetakan bahasa-bahasa di Indonesia (kita punya 706 bahasa!), bidang psikolinguistik untuk mengetahui fungsi otak manusia dalam pemerolehan bahasa kedua dan seterusnya. Linguistics is so much more than you can imagine. Masih banyak bidang linguistik yang

Berhentilah

Allah, tidak bisakah Engkau berhenti memberiku kejutan tentang dia? Aku tahu aku tidak bisa bersamanya maka sudahilah segala kenyataan ini. Tak perlu Engkau tegaskan aku berulang kali. Tak perlu Engkau suguhkan fakta-fakta yang selalu membuatku merasa, “Wah, kebetulan sekali!”, “Wah, dia lebih cocok bersama dia, ya?”, dan segala wah yang lain. Sakit…sekali. Aku pusing menyikapi kejutan-kejutan ini. Hatiku sungguh tidak siap. Fakta-fakta unik datang silih berganti dan menyakitkan hati. Semua ini membuatku merasa semakin ciut saja. Semakin merasa…ya sudahlah. Aku semakin didorong untuk melepaskan dan merelakan. Dia jauh…jauh lebih pantas bersama dengan yang sepadan dengannya. Orang itu jelas bukan aku, melainkan (barangkali) dia. Maka pasangkan saja. Skrip sandiwara-Mu lucu sekali, ya Allah. Baru kali ini aku dibuat tak berdaya dan termangu berulang kali. DUNIA INI SEMPIT. Sempit sekali sampai-sampai aku mengenali para pemeran yang bermain dalam tonil cinta mahakarya-Mu.

Memakai Cincin

"Kenapa suka pakai cincin?" "Nggak apa-apa, senang aja." "Mamaku melarang aku pakai cincin. Apalagi di jari manis, duh diwanti-wanti sekali. Takut "calon jodoh" mengira aku sudah nikah." "Hahaha, kalau dia mau mah pasti konfirmasi ke kamu dulu." -- Aku suka memakai cincin. Tak perlu cincin emas, cincin imitasi pun jadi. Aku biasa memakai cincin di jari tengah atau jari manis. Kenapa di tengah? Soalnya jemariku kurus sekali, terkadang cincinnya jatuh bila kupakai di jari manis. Aku suka menatap cincinku lama-lama, terkadang sambil senyum. Aku suka memutar-mutar cincinku, terkadang sambil menitipkan rindu. Seolah-olah ada yang boleh dirindukan. Aku suka memakai cincin. Rasanya seperti digenggam oleh jemari lain walaupun nyatanya hanya oleh selingkar aksesori. Aku suka memakai cincin walaupun hanya imitasi. Imitasi saja aku suka apalagi cincin asli dari kamu, nanti. Luv, Nadia Almira Sagitta

Satu pemuda

Ada satu pemuda yang mungkin pernah kau temukan di sepanjang hidupmu. Ia berjalan cepat sekali dan pandangannya tertumbuk ke tanah. Entah apa yang dia perhatikan. Boro-boro kau ajak ia berkenalan, memandangmu saja ia tak pernah. Lama baru kau tahu, pemuda itu ternyata kawanmu. Kau mulai penasaran, apa yang salah dengan pemuda satu itu. Apakah sulit baginya untuk menyapa, "Halo!" Acapkali kalian berpapasan, ia lewat begitu saja seolah engkau tak ada.  Lama baru engkau tahu, sikap itu ternyata namanya gadhul bashar (menjaga pandangan). "Oooooh begitu, keren juga, ya," ujarmu.  Sepertinya, ia menjaga pandangan karena beberapa alasan. Ia tak ingin membuatmu mengangkasa ke langit karena kalimat gombal bernada romantis. Ia tak ingin meluluhkan hatimu yang rapuh dengan hadiah-hadiah sederhana. Ia tak ingin membuatmu resah karena tak sempat mengabarimu sepanjang hari. Ia tak ingin mengaburkan konsentrasi ibadahmu kepada Allah dan orang tua. Kesimpulannya, ia tak ing

(Bukan) Review Dove Intensive Root Treatment

Selamat siang! :) Hari ini aku mau cerita soal satu produk Dove yang khusus menangani masalah kerontokan rambut. Rambut itu rontok karena dua hal, pertama patah di tengah atau akar rambut tidak kuat. Rasanya banyak sekali orang-orang yang mengalami masalah rambut rontok, nah aku juga begitu. Apalagi aku berjilbab, rambutku ditutup dan diikat dari pagi sampai sore. Lembap dan lepeknya jangan ditanya. Eh, tetapi alhamdulillah sih, tiap pagi nggak ada masalah dengan bad hair day-- wong selalu tertutup. Hahaha. Dengan berjilbab, bukan berarti kamu bebas mengabaikan kesehatan rambut, justru kamu butuh usaha ekstra untuk merawat rambutmu. Balik ke masalah rambut rontok, bagaimana cara merawatnya? Tadaaaa, cobalah Dove Intensive Roots Treatment! Produk ini menutrisi akar rambut kamu agar lebih kuat dari sebelumnya, tentu saja hal ini akan mengurangi kerontokan rambut. Ini merupakan rangkaian dari Dove Hair Fall Treatment. Kemasan Dove Intensive Roots Treatment

Saling Menemukan

Cinderella: "Are you ready? Prince: "For anything, so long as it's with you." ( Cinderella , 2015) Oh, hari ini aku menonton ulang film Cinderella. Selalu suka adegan Cinderella dan pangeran berdansa, main ayunan, bercerita tentang hidup satu sama lain, ketika pangeran memasangkan sepatu di kaki Cinderella, dan ketika mereka saling menemukan... Saling menemukan. Kini kita saling mencari, akan ada saatnya kita saling menemukan. Kita pernah bertemu sekali di alam mimpi dan jiwa kita pernah menyatu di suatu masa sebelum kita dilahirkan ke dunia. Fate will lead us to see each other again. Next time, darl, next time. Ada waktu ketika aku dan kamu menjelma kita. Kita merupakan ikatan yang begitu kuat dan tak dapat dipisahkan. Aku percaya kita bisa menjadi hebat bersama. Aku percaya kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Trust in your heart and your sun shines forever and ever Hold fast to kindness, your light shines forever and ever I believe in you and me W

Pendokumentasi Bahasa

Hari ini aku merasa sangaaaaaaat lega. Kenapa?  Kemarin aku berdiskusi dengan Ayahku menyoal kontribusi warga negara terhadap negaranya. Aku sempat khawatir dicap pembelot apabila bekerja pada lembaga asing. Diskusi kami bisa dilihat di sini. Berangkat dari setumpuk kekhawatiran, aku menelusuri kembali situs www.hrelp.org--suatu proyek pekerjaan impianku--dan mengaduk-aduk informasi program ELDP. Di situs tersebut, aku menemukan ini: "We provide grants for the linguistic documentation of endangered languages worldwide. Anybody with qualifications in linguistic language documentation can apply as we have no restrictions on the nationality of the applicant or on the location of the host institution."

Jangan Galau

"Jangan galau lagi, ya." "Nggak ada yang mau lihat Nadia sedih dan galau." "Semua itu sayang sama Nadia. Kami ikut sedih kalau Nadia nangis melulu." "Wajar tema nasihat orang-orang ke kamu tentang galau, soalnya kamu butuh banget dinasihati mengenai itu." "Nadia kalau galau parah banget. Kayaknya segala-galanya bisa berantakan. Jangan galau, Nad." "Aku kepikiran kamu, Nad. Udah nggak galau, kan?" "Aduh, Bu Prof, kamu begini gara-gara lelaki? Jangan, dong!" -- A little reminder. Ini nasihat beberapa minggu lalu. Eh, ada yang masih baru, sih. Aku cuma menuliskannya di sini supaya aku ingat untuk nggak bergalau ria. Senang, sih, ya orang-orang memperhatikan Nanad, pakai embel-embel sayang Nanad pula! Ih, sayang kalian jugaaaa! (peluk) Harap maklum, ya. Aku anaknya attention centered banget. Hahaha. Iya, iya. Aku akan berusaha nggak galau seperti dulu. Mungkin intensitas galaunya dikurangi dan kadar keik

Surat untuk Si Tampan dan si Cantik

Halo, si Tampan dan si Cantiknya mama. Ini mama, menulis dari masa lalu. Hari ini mama menerima kiriman buku ABC for Baby Linguists . Mama mau mengenalkan linguistik pada kalian sedini mungkin karena mama mau berbagi dunia kecintaan mama. Jadi, siap-siap dengan alofon, bilabial, nasal, dan kawan-kawannya itu, ya! Mama, sih, berharap banget salah satu dari kalian mengikuti jejak mama menjadi seorang linguis kelak. Nanti kita bisa meneliti bareng-bareng seperti David Crystal dan anaknya, Ben Crystal. Aduh, pasti seru sekali bila di meja makan kita membahas gejala-gejala bahasa terbaru atau mendiskusikan kebingungan bahasa yang kalian temukan. Bisa juga tiap pekan kita belajar bahasa asing. Makanya sekarang mama lagi mendalami beberapa bahasa supaya nanti bisa mengajari kalian. Belajar bahasa itu bisa meningkatkan kemampuan otak kalian, lho! Bisa mencegah kepikunan juga! Ajaib, kan? ^^♡ Omong-omong belajar bahasa, mama berencana mengajarkan bahasa daerah sebagai bahasa pertama kalian

Waiting For Yesterday

Day-eh-ay You and me, all alone girl What’s going on, would you tell me what’s wrong It’s like you’re locked up in your own world Oh-oh with nothing to say You keep me guessing but I see in your eyes He made you promises but gave you lies You’re shutting down cuz you’re so sure That I’ll be another mistake [Chorus:] I know that he left you in pieces You know that I won’t be that way I’m not gonna treat you like he did Oh-oh whatever it takes You think history is repeating You keep on pushing me away Oh but nothing gonna change Waiting for Yesterday-eh-eh Day-eh-eh, Day-eh-eh Is it worth it any longer? You’re so scared to fall in again Yesterday can make you stronger So why do you feel alone? You know I love you better than he ever did This could be all you ever needed Hold on to me and just remember Oh no, never let go [Bridge:] I’m the on for you tonight I’m the one for forever If it takes a little time (Whatever it takes, whatever it takes) I’m the

Cita-cita masa kecil

Beberapa saat lalu kutemukan gambar ini di Facebook. Cita-cita masa kecil? Hmm, coba kuingat-ingat dulu. PRAMUGARI! Iya, semasa SD aku ingin menjadi pramugari. Aku suka cara mereka memeragakan petunjuk keselamatan pesawat. Aku suka keramahan mereka saat menawarkan penganan di pesawat. Aku suka suara mereka ketika mengumumkan sesuatu. Terpenting, aku suka bahasa Inggris mereka! Ah, suka sekali! Sampai sekarang, aku masih menyimak baik pengumuman, "Naikkan sandaran kursi, buka penutup jendela." Aku diam-diam menghapalkan petunjuk keselamatan penerbangan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. (sekarang sih sudah lupa). Omong-omong pramugari, postur tubuhku lebih tinggi dari anak-anak kebanyakan. Plus kurus. Makin pedelah aku memasang harapan menjadi pramugari. Aku dapat membayangkan diriku belasan tahun kemudian mengenakan seragam pramugari yang cantik bin seksi itu. Yes, aku suka potongan roknya yang memamerkan kaki jenjang. Sayang beribu sayang, mimpiku itu kandas k

Cerita Hijrah

Hari ini ketemu seorang ummu dan anak balitanya. Ummunya bercadar dan anaknya berkerudung plus cadar yang digantungkan di lehernya. MasyaaAllah, imut sekali. :D Hari ini aku kilas balik ke empat tahun lalu ketika aku iseng-iseng mencoba berjilbab. Aku ingat sekali ada panggilan hati untuk berjilbab, tetapi aku masih ragu. Jadilah suatu hari aku berjalan-jalan dengan membawa kerudung dan jaket di tasku. Sesampaiku di musala, kukenakan kerudung dan jaket tersebut. Voila, jadi muslimah berjilbab! Aku keluar dengan hati-hati dan sedikit malu. Aku bersalah nggak, ya, iseng berjilbab padahal hati belum mantap? Ah, tetapi aku penasaran! Semoga aku nggak dianggap orang-orang yang mempermainkan syariat, begitu pikirku. Hari itu aku jalan-jalan ke mal sendirian dengan jilbabku itu. Panas matahari sangat menyengat, tetapi entah mengapa aku merasa adem-ayem saja. MasyaaAllah. Itukah rasanya? Nyaman sekali. Merasa dipayungi malaikat, kalau aku boleh lebay. Sepulangnya dari berjalan-jalan,

Layang-layang

Hari ini aku melihat layang-layang. Mengangkasa seorang diri di langit biru. Seketika ingatanku tertuju pada suatu sore di bumi Sulawesi. "Nadia, Fira, main layangan, yuk!" "Ayo! Di mana, Ayah? Depan rumah?" "Di jalan baru aja. Lebih luas."  "Bunda ikut?" "Nggak, Bunda di rumah aja. Kalianlah yang pergi." Jalan baru yang Ayah maksudkan itu jalan Hertasning Baru, tembusan Hertasning sampai Sungguminasa. Tanahnya masih merah, tetapi tidak lagi berbatu. Kami main layang-layang di sana. Aku memegang layang-layang berekor biru dan Ayah mencoba untuk menerbangkannya. Aku juga mencoba menerbangkan layang-layang dengan Fira yang menjadi pemegangnya. Saat itu angin tidak begitu kencang jadi layang-layang kami terbang rendah. Aku, Ayah, dan Fira berteriak kegirangan ketika layang-layang kami meliuk-liuk tinggi di udara. Tak lama, ada seekor lelayang yang menghampiri layang-layang milik kami. Cieee, si layang-layang punya pacar! Dua lay

Esai

Hari ini ditanya kawan perihal cara menulis esai. Woalah, sudah kesekian kali aku ditanya seperti ini. Mauku bungkam karena aku sendiri tak bisa menulis esai, tetapi tentu tak boleh seperti itu. Aku mahasiswi sastra Indonesia, setidakcintanya* aku pada dunia sastra, aku diharapkan mempunyai pengetahuan mumpuni untuk itu. Aku calon sarjana: linguistik, sastra modern, dan sastra klasik Indonesia. Mesti bisa semuanyaaaaaaa. Akhirnya, kuberikan ilmu yang kupunya tentang penulisan esai. Aku ikut membaca tulisan dia dan mengoreksi kesalahan penulisan serta cacat logika dalam tulisannya. Terlepas dari sempurna atau tidaknya koreksianku, aku senang. Aku senang dihubungi teman-teman semasa sekolah. Aku senang menjadi rujukan mereka tentang hal-hal berbau sastra dan bahasa. Semoga terus begini. Semoga dengan ini mereka sadar, jurusan sastra itu banyak pula kontribusinya pada negara. ♡ Salam, Nadia Almira Sagitta (*) aku suka sastra, tetapi sebagai penikmat, bukan pemecah rahasianya

Akademisi bin peneliti

MasyaaAllah. Allah benar-benar baik! Baru saja mendaftarkan diri ke sebuah konferensi yang masih dijadwalkan akhir November. Eh, tahu-tahu pendaftarannya sudah ditutup. Alhamdulillah, panitia konferensi masih bersedia menyimpankan kursi untukku. Ah, terima kasih, Pak! Ketika kau sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, kau pasti akan mengejarnya sampai dapat, bukan?  Aku belum tahu dengan siapa aku akan berangkat ke lokasi acara. Hm, mungkin sendirian? Soalnya, teman-temanku belum memberi pertanda akan mengikuti konferensi yang serupa. Nggak apa-apa, deh, berangkat sendiri. Saingan dengan pekerja kantoran pagi hari. :p  Nggak apa-apa juga, deh, kalau terkesan seperti anak bawang di sana. Menjadi pendengar yang bahkan lulus S-1 saja belum! Berada di kerumunan dosen, profesor, mahasiswa S-2, mahasiswa S-3, atau peneliti. Cuek aja, yang penting senang. Iya, nggak? :) Aku selalu senang berada di antara akademisi. Selalu ada kebahagiaan ketika berada di tengah-tengah orang cerdas. M

Masih latar yang sama

5 April 2014 Seorang kawan berkata padaku di hijaunya rerumputan klaster, "Aku turut senang dengan kehadirannya di hidupmu." Ia senang lantaran aku tersenyum berbunga-bunga karena cinta. Aku dan dia lantas melempar pandang ke seberang. Ke danau. Kami diam menikmati semilir angin dan hangatnya mentari. Sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing. Memikirkan cinta yang diharap akan abadi. 2015 "Aku tidak suka kamu bergalau ria karena dia. Lupakan. Tidak ada gunanya ini semua." Masih di klaster. Masih ada angin yang bertiup pelan. Masih ada mentari, walaupun sinarnya tak lagi lembut. Masih ada rumput, meskipun warnanya tak lagi hijau. Masih ditemani oleh kawan yang sama. Masih kamu yang menjadi topik perbincangan kami. Bedanya, tidak ada senyum pada wajahku. Tidak ada tatapan bahagia yang diberinya, tetapi pandangan yang justru menaruh kasihan.  Aku tersedu di lapangan rumput FIB UI. Aku luruh dan jatuh, hilang arah dan pegangan. Aku membiarkan s

Kesempatan Kedua

Allah tidak pernah putus asa akan hamba-Nya. Allah juga tidak pernah menghakimi, "Kau melakukan kesalahan yang berat, mana pantas dipercaya lagi!" Tidak, tuh. Allah percaya semua hamba-Nya layak diberikan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya. Asal ada keinginan untuk bertobat. Lantas siapa kamu yang begitu sombongnya membenci seseorang karena kesalahan masa lalu? Masa depan siapa yang tahu? Everyone deserves another chance. Salam, Nadia Almira Sagitta

Serpih dan turun gunung

Aku tak percaya. Dulu aku mengatakan ini, "Jika pada akhirnya bukan kamu, mau tak mau kenangan kita kujadikan serpih dan kusingkirkan ke titik terpojok hatiku." Dulu aku bilang begitu. Sekarang mana serpihannya? Nyatanya bukan kenangannya yang kujadikan serpih, melainkan hatiku sendiri. Kegamangan telah meruak sejak Mei, kegelisahan telah memuncak sejak dulu. Akan tetapi, kenangan tersebut masih mengkristal, belum benar hancur menjadi serpihan. Wahai logika, kapan kau bekerja seperti seharusnya? Wahai hati, kapan kau memutuskan 'tuk turun gunung? Sudah mencapai puncaknya, bukan? Sudah lelah mendaki, bukan? Istirahatlah. Di bawah. Pergilah dari keindahan tak abadi di atas sana.  Luv, Nadia Almira Sagitta

Gosip

Buonasera! Malam tadi temanku datang ke kosan dan hendak meminjam buku. Eh, mulanya yang mau beberapa menit saja malah jadi sejam lebih. Kami asyik bergosip di ruang tamu. Hahaha, kocak, ih. Bercerita soal sahabat-sahabatnya, soal cerita cintaku, soal skripsi dan jurnal kawan-kawan, perkuliahan, serta banyak hal. Aku nggak pernah berpikir untuk bercerita panjang padanya, apalagi sampai curhat cinta. Ah, tetapi mungkin aku butuh bercerita dan kebetulan dia asyik sekali mendengarkan. Ternyata, pengobatan untukku adalah menumpahkan segala rasa ke teman-temanku sampai akhirnya aku bosan dan lelah untuk menangis. Kalau bisa, sampai aku bosan bercerita. Seperti tadi. M: Mau ke mana, Nad? N: Ke ... klaster. Makan. (bohong! Aku mau nangis sepuasnya di sana) M: Sama siapa? N: Ng, sendirian. Tapi kalau kalian mau ikut juga boleh. M: Kami ikut, ya. N: O...ke. (aih, gagal melampiaskan rasa) Di klaster. M: Kamu kenapa? A: Iya, Nanad kenapa? N: Aku... (kemudian mengalirlah cerita

Tak lelap

Aku tertidur. Baru dua jam. Itu juga tak lelap. Aku tak merasa bahagia dalam tidurku. Aku mendengar suara cicak berlarian di antara kertas-kertasku. Aku silau oleh cahaya lampu kamarku. Tubuhku rasanya lelah sekali, seperti habis berlari jauh. Kurasakan pula mataku masih sembap saat bangun. Bibir masih terkatup sama sebelum aku memejamkan mata. Ah, padahal kan aku maunya senyum biar cantik seperti putri tidur! Malam ini aku tidak cantik. Tidak menarik. Aku tertidur. Baru dua jam. Itu juga tak lelap. Aku kaget saja, sesulit ini aku tidur, tetapi waktu tak mau peduli. Ia berjalan lambat sekali. Sengaja ia. Meninggalkan aku dengan suara-suara hatiku sendiri. Memaksa aku untuk menenangkan diriku sendiri. Aku ingin cepat menyongsong pagi. Malam, Nadia Almira Sagitta

Aku Ingin

Aku ingin bercerita pada rerumputan bukit Yang baru saja basah terkena tangisan langit Ia tentu setia menampung air mataku yang jatuh merintik Aku ingin melarungkan perasaanku pada air terjun Yang riaknya deras dan sedikit menakutkan Ia tentu bersedia mengantar perasaanku hingga mencapai tepian Aku ingin membagi cintaku pada bunga dandelion Yang kelopaknya hilang terbang terembus angin Agar cintaku juga lekas sirna pupus seiring waktu   Biarkan aku mengempaskan diri di bukit kenangan Bersama mentari yang menjadi payung kegelisahanku Gemerisik ilalang yang meninabobokanku merdu Dan juga angin yang menyelimutiku malu-malu -- Tapi mereka hanya ada di alam imajiku Nyatanya, aku... Menggantungkan harap di plafon kamarku Menggoreskan luka di retaknya dindingku Merasakan hampa di redupnya lampuku Dan mendekap tiada pada ekspresi wajahku

Genap

sumber gambar Judul:  Genap Penulis: Nazrul Anwar Penerbit: Adnara Self Publishing Jumlah halaman: 166 Genap  membuat hari ini menjadi hari terbaper se-Indonesia! Eh, setidaknya bagiku. Ada wajahmu di setiap bab yang kubaca. Jangan tanyakan aku kenapa, kamu hadir begitu saja...di alam khayalku. Genap  mengajariku untuk mengikhlaskan, yang pada akhirnya kujadikan trik untuk merelakan kamu. Namun, pada kenyataannya, kamu selalu saja ada di pikiranku. Ah, sepertinya aku tak bisa memaksa diri untuk melupakan kamu. Nanti juga lupa kalau sudah terbiasa. Kemarin, aku ingin melupakan kamu dengan alasan ketidakcocokan. Ternyata, pendapatku dibantai habis oleh buku ini. Sia-sia mencari pasangan yang benar-benar cocok karena dia tak akan pernah ada. Kecocokan itu diusahakan, lagipula kecocokan sebelum menikah akan berbeda setelahnya. Manusia ada lebih kurangnya, kita haruslah melapangkan hati untuk ruang penerimaan. Ih,  Genap,  gemas sekali rasanya! Apabila kamu ditakdir

Bagian dari orang lain

"Setiap kita adalah bagian dari masa lalu orang lain."  (Nadia Almira Sagitta) Kita pernah begitu berarti untuk seseorang. Bisa jadi, kita adalah pusat semesta yang ada di hati kecilnya. Kita matahari, sementara dia bumi yang selalu setia mengelilingi. Ah ya, mengelilingi dan melindungi. Maka ketika kita merasa putus asa, hiburlah diri dengan mengingat fakta ini. Setiap kita bersedih, bisa jadi dia ikut bersedih. Sedih karena tak dapat menarik lengkung bibir kita membentuk senyuman. Setiap kita bahagia, dia juga ikut berbahagia walaupun ia tak tahu alasan apa yang membuat kita tersenyum ceria. Dan sebenarnya, ia selalu ada diam-diam dalam doa. Memohon pada-Nya agar diperkenankan menemani hari-hari kita dalam suka dan duka. Menjadi pelipur lara dan kawan berbagi tawa. Menjadi alasan dari bahagia kita, menjadi alasan dari bunga-bunga yang mekar dalam dada. Syukur apalagi yang kurang hari ini? Tidakkah kamu cukup merasa dicinta? Kamu, jangan lupa tersenyum pag

Bahagia yang Dipaksa

Ini bukan menyoal dulu-duluan bangkit dari kesedihan. Ini hanyalah ekspresi: ekspresi bahagia yang dipaksa. Jikalau menyerah pada nestapa, apatah bedanya kita dengan narapidana yang terpenjara.   Jangan semudah itu tunduk pada duka! Kita masih bisa menari di atas luka Hingga pada akhirnya Hilanglah segala lara Dan terbitlah senyum ceria Kali ini, tanpa dipaksa Cheers, Nadia Almira Sagitta

Apalah Kenangan

Aku tidak pernah berharap akan mengulang kenangan dengan orang yang berbeda. Aku juga tidak pernah mengira akan diberi respons yang persis sama. Bagaimana mungkin aku diberi keleluasaan untuk menentukan, sementara aku sendiri meragu? Aku tak tahu apakah keputusan ini salah atau benar. Apakah keputusan ini egois atau tidak. Apakah keputusan ini tergesa atau justru terlambat. Apakah keputusan ini menyakiti hati sendiri atau turut membawa-bawa hati orang lain. Kamu, masa laluku... Ketahuilah, aku dulu sama sekali tak berniat untuk menyakitimu. Aku hanya inginkan yang terbaik untuk kita berdua. Kalau memang sama-sama suka, kita harus merintis perjalanan dengan cara yang baik, bukan seperti cara kita dulu. Jikapun pada akhirnya engkau terluka--dan memang kenyataannya begitu--aku sungguh meminta maaf. Percayalah, bukan hanya kamu yang terluka, melainkan aku juga. Maafkan aku yang hanya berani meminta maaf di sini, di tempat yang belum tentu kamu kunjungi. Kamu, yang entah terb

Tahun baru penuh bahagia

Alhamdulillah, ya Allah. Terima kasih untuk hari kemarin. Terima kasih untuk tahun barunya. Kemarin aku berangkat ke MUI untuk mengikuti Kajian Hijab Biru UI yang membahas tadabbur surat Alfatihah. Kajian terakhir yang kuikuti itu tanggal berapa, ya? Sudah lama sekali. Ada rasa yang berbeda ketika aku duduk bersama para akhwat dan menyimak serta mencatat materi dari ustaz yang duduk di belakang hijab. Sekarang, Masjid UI menjadi tempat yang cukup asing bagiku. Setahun lalu aku masih sering ke MUI karena sekretariat organisasiku berada di lantai dua masjid ini. Namun, setahun belakangan aku tidak lagi bergabung dengan organisasi apa pun. Aku putus kontak dengan MUI karena merasa sudah tidak ada ikatan apa-apa. Aku tidak wajib mengurus kajian, tidak wajib lagi menghadiri rapat, dan lain-lain. Padahal, aku sering mengunjungi tetangga masjid ini, yaitu perpustakaan , tetapi untuk sekadar beribadah di MUI aku jarang sekali. Berkunjung ke rumah Allah membuat hatiku lega. Lega karen

Kesel

Astagfirullah, kesal banget. Ada, ya, orang yang nggak mikir dulu sebelum ngomong. Sok pakai bahasa Inggris, menghina orang seenaknya, nyinyir nggak kira-kira, padahal mah lawan tuturnya bicara sopan. Udah, bekep aja mulutnya! Kasar banget. Balik sekolah lagi sana!

Titik Balik

Allah, aku rindu. Maafkan aku yang setahun belakangan benar-benar jauh dari Engkau. Maafkan aku yang menjauh dari diriku yang semula; diri yang sudah hijrah dan sedang giat-giatnya mencerap ilmu. Aku tahu ada beberapa teman yang menatapku miris dan mungkin kehilangan aku yang dulu. Yap, sedrastis itu perubahannya, Engkau lebih tahu. Aku ingin balik lagi seperti dulu, semoga Engkau tidak mengenal kata terlambat. Bismillah. New year, new me. New year, new you. Salam, Nadia Almira Sagitta

Air mata

Aku bukanlah gadis remaja yang mudah menangis. Dulu, aku mengubah semua kesedihan hati menjadi kekesalan. Uring-uringan. Enggan sekali menitikkan air mata. Bagiku, air mata hanya diperuntukkan bagi orang-orang cengeng sementara aku tidaklah cengeng. Begitulah pikirku dahulu. Oh ya, air mata juga hanya dikeluarkan ketika ada yang meninggal, itu saja. Tatkala aku melihat orang-orang menangis karena cinta, aku cuma bisa tertawa dalam hati. Mengapa berlebihan sekali? Ketika aku patah hati saat SMP, aku hanya linglung beberapa waktu dan bertransformasi menjadi perempuan yang lebih kuat. Benar, kan, aku tidak cengeng? Selang beberapa waktu berlalu, pradugaku ternyata salah tentang kecengengan diri. Dulu mudah saja berkata seperti itu ketika belum jatuh cinta benar-benar. Dulu masih cinta iseng ala-ala remaja tanggung. Memasuki dunia SMA, memasuki dunia baru penuh cinta yang mekar. Aku jatuh cinta tiga kali. Aku menangis empat kali. Bahkan, cinta terakhir kala SMA masih menyisakan derita

Menggapai Bahagia

Hidup tidak selamanya baik-baik saja. Hidup tidak selamanya diisi bahagia. Tidak selalu bahagia bukan berarti menenggelamkan diri dalam duka lara. Kita sebagai manusia haruslah mengupayakan kebahagiaan meskipun perjalanan mencapainya menuai luka luar biasa. Kita berhak bahagia Aku dan kamu juga Mungkin dengan cara ini Kita bisa menggapai suka cita Masing-masing Luv, Nadia Almira Sagitta

Menyibukkan Diri

D: Aku kalau butuh respons cepat pasti selalu ke kamu. Kamu tuh ya, baru di-chat semenit, balasannya segera! N: Hahaha, iyalah. Ponsel selalu berada dalam genggamanku. D: Main ponsel mulu, ya, di kosan? Huuu, nggak ada kerjaan. N: Kayak situ ada kerjaan aja. D: Wkwk, iya nggak ada juga. Makanya aku kerja, N. Karatan aku di rumah melulu. N: Baguslah. Aku juga bingung mesti gimana mengisi hari-hari. (mulai lebay) D: Pantas kamu galau terus. Nggak ada kerjaan, sih. Jadi, sedikit-sedikit, pikiranmu terpusat padanya. N: Ya. Benar juga. D: Sadarilah, kita berdua itu perempuan kesepian. N: Heh? Enak aja! D: Tapi benar, kan? Haha. Sudah tahu sepi, kalau diisi dengan sepi lagi, mau jadi apa hidup ini? Carilah kegiatan, N. Sibukkan dirimu. N: Kegiatan apa, ya? Aku sempat menenggelamkan diriku pada ini, ini, dan ini, tetapi cuma bertahan beberapa waktu. D: Pokoknya, aku nggak mau dengar kamu berlari padanya lagi. N: Yah, susah. Kan kita... D: ...Perempuan kesepian? N: Iya. D: Das

Kapan melupakan (dia)?

E: Jadi, kapan kamu mau lupa? A: Harus banget, ya? E: Ya kapan kamu bisa move on . A: Ng, selepas aku wisuda. E: Oh my, itu lama nian! Heh, kamu mau gegalauan selama itu? Masih setahun lagi, A. A: Justru itu. Aku ingin melepaskan dia dari benak ketika aku terlepas dengan hal-hal yang mengingatkan diriku padanya. Aku sudah merencanakan semuanya, kok, berikut salam perpisahanku. E: Kalau kamu sudah nggak menyukainya setahun ke depan, rencanamu itu mau kamu apakan? A: Serpihan kenangannya tinggal kuhapus dari folder. E: Aduh, kalau begitu hapus dari sekarang saja! A: Tidak bisa. Kan aku masih cinta. E: Dasar. Kamu mau skripsian nanti masih diganggu oleh rasa yang tak kunjung usai? A: Nggak mau. E: Makanya lupakan. A: Susah. E: Ah!

Karena Aku Cinta

Y: Kamu itu, sudahilah. Apa susahnya, sih? D: Susah, Cantik. Hih, kalau prosesnya mudah, telah kusudahi dari dulu-dulu. Y: Dengar, ya. Kamu pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik. Seseorang yang nggak berani bikin kamu galau kayak begini. Udahlah, kamu sama teman sejurusan aja. D: Hahahaha, siapa? Y: Itu. D: Ah, nggak ah! Kuliahnya nggak serius. Y: Tapi, kan, idaman banget ketaatannya. D: Hm, dengarkan aku, ya. Kata ibuku, "Perempuan wajib mencari lelaki yang lebih baik darinya." Kalau dalam hal akademis, nilainya sudah minus di mataku. Y: Yah, kalau gitu, lelaki di jurusan dan angkatan nggak ada yang pantas buat kamu, dong! Nilai tertinggi saja kamu yang pegang. D: Hahaha. Aku nggak membidik pasangan dari jurusan kita, kok. At least, mungkin kupilih dari ranah Linguistik saja saat studi master atau doktoral. Atau peneliti LIPI. Y: Aamiin. Nah, itu kamu punya prioritas, kan? Lantas kenapa galau sekarang? D: Karena aku cinta. Oh my God, karena aku cint

Cinta yang Mudah

Katanya Cinta, jika jalan menuju kebaikan dipermudah, itu datangnya dari Allah. Aku tak tahu apa jalan yang kutempuh ini menuju kebaikan atau kehancuran. Jika menuju kebaikan, aku juga tidak tahu ini datangnya dari Allah atau bukan karena rasanya rumit sekali. Pastinya, sih, dari Allah, mudah atau sulitnya perjalanan bukankah hanya cobaan?   Sepanjang perjalanan, mungkin engkau akan banyak menemukan basa-basi sambil lalu diselingi lelucon yang tidak lucu. Hidup memang bisa sekonyol itu, Cinta. Kau tak ingin bermain, tetapi kau tetap diajaknya tertawa di atas luka. Jatuh bangunnya kita dalam perjalanan cinta biarlah menjadi cerita. Cerita bahwa kau pernah diberi harapan, digantungkan, ditinggalkan, dicintai, ditaksir, dan juga sebaliknya. Dan lagi-lagi, di sinilah aku berdiri dengan segenggam harapan yang tak kunjung padam. Dengan segepok keberanian untuk mencintai sekali lagi dan kembali berharap sampai kapasitas kecewaku tak cukup lagi. "If a man wants you, nothing can keep h

Film Bahasa LIPI

sumber gambar: LIPI "Jangan terlalu dengan bahasa sendiri atau bahasa Pagu, nanti kamu tidak tahu bahasa Indonesia." "Nanti kamu tidak tahu membaca dan menulis, berhitung, maka itu mereka tidak berbahasa daerah di sekolah." "Su kalau tidak belajar berarti akan, eh, hilang bahasa itu dengan sendirinya." "Menurut pengamatan beta bahwa bahasa ini kalau tidak dibangunkan berarti sepuluh tahun mendatang hanya sisa sepenggal, dua puluh tahun mendatang teng ngada." Menyedihkan, ya? Ternyata, pendokumentasian bahasa itu penting sekali. Namun, janganlah hanya mendokumentasikan, kita perlu berputar otak agar bahasa itu tetap hidup di masyarakat. P2KK LIPI mengadakan pemutaran film bahasa, khususnya tentang bahasa Maluku, di LIPI Gatot Subroto. Tonton trailer-nya di sini ! Pemutaran film diadakan hari ini dan besok pukul 10.00--16.00 di gedung Widya Graha Lt. 6 LIPI. Kalau tidak salah, pemutaran film bahasa itu diputar hari Minggu

Masih ada harapan: pemuda impian

Salah seorang Tumblrian yang kufavoritkan beberapa waktu ini membalas komentarku pada tulisannya. Melalui tulisan-tulisannya, aku tahu ia merupakan sosok yang peduli pendidikan, baik untuk dirinya dan orang lain. Ia juga pro terhadap wanita yang bekerja. Aku suka caranya memaknai hidup. Ia tidak termakan frame sosial tentang pernikahan. Ia memiliki pemikiran sendiri soal kebahagiaan. Kini, ia sedang menyelesaikan program doktoralnya di luar negeri dengan kondisi belum menikah. Hahaha, ini tidak berarti aku ingin menikah dengannya. Aku hanya bersyukur bisa berkenalan dengannya secara tidak langsung. Melalui tulisan-tulisannya, aku tidak lagi merasa sepi dan sendirian. Masih ada lelaki di belahan bumi sana yang mengerti profesi perempuan. Masih ada lelaki di luar sana yang mendukung penuh pendidikan setinggi-tingginya bagi perempuan. Masih ada lelaki di seberang sana yang mengizinkan perempuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya setelah menikah. Masih ada lelaki di dunia ini yang ber

Kata Sapaan

"Saya memilih kata sapaan sebagai salah satu kategori tanyaan penelitian saya karena sifatnya yang mudah berubah-ubah. Sebagai contoh, keluarga saya menggunakan sapaan rama dan mama. Keluarga suami saya menggunakan sapaan papa dan mama. Ketika kami menikah, kami bersepakat akan menggunakan sapaan mama dan rama. Ketika mertua saya berkunjung ke rumah, beliau berujar pada anak saya, 'Ini kasih ke papa, Nak.' Mendengar hal tersebut, suami saya langsung menanggapi, 'Ayo sini sama rama, Nak. Ayo ke rama.' Suami saya melakukan hal itu untuk menghindari bingung bahasa pada anak. Nah, perbedaan kata sapaan ini lazim terjadi pada pernikahan antarsuku. Ini hanya masalah kesepakatan , kok, jadi jangan sampai berantem sama suami atau istri kalian perihal ini. Eh ini no offense, ya, tetapi saya suka bingung dengan keluarga yang menggunakan sapaan abi ummi. Apa dikiranya pakai sapaan seperti itu langsung masuk surga? Hahahah. Jangan tersinggung, ya. Indonesia itu punya banyak

SKS dan Belajar Mandiri

Bom dia!(*) Kembali lagi dengan Nadia di sini, yeah semoga tidak bosan, ya. Kali ini, aku mau membahas SKS (Satuan Kredit Semester). Hm, aku tidak akan membahas SKS secara mendalam, tetapi hanya mengingatkan kembali pengertian dari SKS. Ketika kita mengambil suatu mata kuliah, akan ada keterangan mengenai SKS matkul tersebut. Bisa 1 SKS, 3 SKS, atau bahkan 6 SKS. SKS ini berhubungan erat dengan lama perkuliahan dalam seminggu dan bobot nilai dalam IP/IPK-mu nantinya. Sudah jelas kalau kamu mesti memberikan upaya terbaikmu pada matkul dengan SKS berjumlah besar. Kalau nilai matkul itu jeblok maka tamatlah riwayatmu. :p 1 SKS biasanya berkisar 50 menit dalam seminggu. 50 menit belajar di kelas, 50 menit mengerjakan tugas, 50 menit belajar mandiri di rumah. Sip, masuk ke contoh kasus saja, ya. Aku mengambil contoh dari matkul Pengantar Linguistik Umum. PLU - 3 SKS 3 x 50 menit (2,5 jam) belajar di kelas 3 x 50 menit (2,5 jam) mengerjakan tugas 3 x 50 menit (2,5 jam) belaj

Smoothie Story: Combine with Oats

Kemarin aku mencoba salah satu resep smoothie dari kanal Youtube Mind Over Munch. Lagi-lagi green smoothie karena aku sedang menghabiskan stok bayam di kulkas. Resepnya sebagai berikut. 1/2 avokad 1/2 kemasan air kelapa segenggam bayam dan oatmeal Yikes! Oatmeal? Are you suuuure?   Yep. Reaksi awalku juga sama sepertimu. Kata si MOM, oatmeal ini menjadikan green smoothie -mu kali ini lebih berisi dan mengenyangkan. Super food smoothie . Oh oke, kuikuti saja. Masukkan semua bahan ke blender lalu tekan blend. Jengjengjeng, hasilnya Saudara...  A BIG NO FOR ME. Oatmeal menjadikan tekstur smoothie -ku sepat, rasa bayam sangat mendominasi, air kelapa tak terasa sama sekali, dan avokadku kali ini menyumbangkan rasa pahit. Saat pencicipan pertama, aku sangat ingin membuang smoothie -nya. Akan tetapi, apa boleh dikata, selesaikan apa yang kau lakukan . Jadilah aku berusaha menghabiskan minumanku, menahan muntah, dan segera menenggak air tiap menyeruput smoothie. Oh Tuhan,

Mengejar mimpi hingga ke SOAS

Salah nggak kalau sehari lalu aku sibuk mantengin situs SOAS, channel Youtube SOAS, dan forum-forum yang berkaitan dengan SOAS? :) SOAS menjadi mimpiku sekarang, bukan lagi Oxbridge. Bukannya aku khawatir tidak diterima oleh Oxbridge, melainkan jurusan pilihanku hanya ditawarkan SOAS dan Univ. Manoa. Language Documentation and Description sangat sesuai dengan cita-citaku sebagai peneliti bahasa. Cita-cita yang muncul karena membaca berita di Antaranews mengenai bahasa-bahasa daerah  yang nyaris punah. Cita-cita yang berkembang setelah mengikuti kuliah online tentang endangered language di Australia. Cita-cita yang mengantarku ke gerbang sastra Indonesia. ♡ Tak banyak yang mengenal SOAS, coba saja kamu tanyakan pada kawan-kawanmu mengenainya. SOAS memang tak sebesar dan tak seprestise Oxbridge, tetapi ia termasuk jajaran kampus terbaik Inggris. Menjadi bagian dari University of London, SOAS adalah kampus yang sangat layak untuk dipertimbangkan. Kalau mau menyebut-nyebut ranking uni

Naik gunung

N: Aku penasaran dengan naik gunung. Seru, ya? I: Seru, Naaad. Alhamdulillah. N: Berapa lama perjalanannya? I: Kemarin, sih, aku empat jam naik sampai perkemahan. Lalu lanjut dua jam lagi agak ke atas. N: Oh, ya? Lama banget, ya. I: Padahal itu gunung untuk pemula banget. N: Ng, oke. Aku nggak bisa membayangkan mesti berjalan selama itu. I: Banyak istirahatnya, sih. Yang perempuan kelelahan membawa barang jadi sebentar-sebentar berhenti. N: Bawa apa aja kalian? I: Isi tasku kemarin pakaian, alat makan, air mineral 1,5 L empat botol, dan beras. Laki-laki membawa kompor dan lain-lainnya. N: OMG! Berat sekali. Aku nggak tahu apa bisa memanggul barang sebanyak itu. Buku kuliah dan laptop saja sudah membuat tulang belakangku nyeri tak keruan. (skoliosis) I: Emang harus olahraga sebulan sebelum naik, sih. Aku udah olahraga, tetapi tetap saja ngos-ngosan. N: Hiking is not my thing. Hehe. Jalan-jalan ke Ketep Pass di Jogja naik mobil saja aku sudah senang. Alhamdulillah. I: Alham

Smoothie Story: Green Smoothie

Buongiorno a tutti! Aku mau berbagi cerita mengenai smoothie yang kubuat hari ini. Berhubung aku membeli blender bulan Agustus lalu dan dipengaruhi oleh clean eating dan channel The Domestic Geek, aku jadi tergerak untuk membuat smoothie sebagai pendamping sarapan. Yuhu, Domestic Geek punya banyak resep untuk kau tiru! Seperti hari ini, aku meniru resep green smoothie- nya yang menggunakan avokad, timun, bayam, dan apel. Mulanya aku mengernyit ketika sayur ikutan dijus, waduh apa rasanya? Namun, akibat penasaran, aku bikin juga. Berikut ini resepnya. 1/2 avokad 1/2 apel hijau, tadi aku menggunakan Granny Smith 1/2 timun segenggam bayam dan sedikit air Turns out, it's actually tastes great ! Enak, lho, beneran. Nggak ada rasa eneg dan pahitnya sama sekali. Rasanya segar dan sedikit asam karena ada apel dan timun di dalamnya. Sepertinya avokad hanya menyumbang kekentalan smoothie dan bayam nyumbang warna. Wkwkw, soalnya rasa kedua bahan itu minor banget. Anyw

Obrolan saudari: ngemil

F: Hi! N: Heyy. F: What are you doin? N: Shopping. Groceries shopping. F: I want to go too. N: What? Hahaha. F: I wanna buy snack. N: I buy fruits and veggies for my smoothies. I rarely buy biscuits and chips now. F: Ooooh not fun! I eat chips now. N: Oh yea? What kind of chips? F: Nacho cheese. Doritos. Hehehe, we are kinda opposite. Hahahaha sebenarnya mah kita nggak gitu berbeda, Fir. Aku juga suka ngemil kue dan keripik. Hanya saja, sekarang lagi membatasi makanan semacam itu. Makin bertambah umur makin peduli kesehatan, lah. Lagi usaha mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Haha, kau jangan malas makan buah dan sayur! But for now, enjoy your chips! :9 Luv and kangen, Nadia Almira Sagitta

Food combining

Demi apa pun aku baru tahu pengombinasian makananku dalam sehari kacau sekali. Cenderung nggak sehat. Apa mau dikata makanan anak kos mah...  Mesti menghindari nasi ayam, kwetiau, dan nasgor kayaknya. Sudah terlampau sering mengonsumsi makanan kurang serat bin kaya minyak itu. Mesti lebih banyak makan sayur, buah, dan protein lain. Aaaa, mau cerita soal food combining , tetapi aku belum ada waktu untuk mengetik ceritanya. Lagian, aku belum praktikkan FC ini. Nanti, deh, aku cerita kalau sudah memulai FC yang sehat agar nggak terkesan omdo. ♡ Demi hidup anak kosan yang lebih sejahtera! Cheers, Nadia Almira Sagitta

Hari buah (?)

Halo! Buonaseraaaa~ Semangat bener, ya, aku. Iya, hari ini lagi bahagia alhamdulillah. ♡ Lagi banyak makan, jadinya bahagia. Pagi tadi ngemil avokad (tsaelah, camilannya buah). Aneh, sih, makan avokad gitu aja, jadi aku tambahkan madu dan meses. Rasanya lumayan walaupun masih agak pahit. :'9  Siang tadi, aku dan teman sekelas ditraktir Nindy yang sedang berulang tahun! Kyaaa makan enak dan gratis! Bahagianya anak kos itu sederhana. ♡ Sepulangnya dari sana, kabel charger-ku lenyap. Iya, lenyap entah terjatuh di mana. Kehilangan kabel data cukup membuatku stres, soalnya kabel itu asli dan baru beli tiga minggu lalu. Nah, aku jajan jus buah untuk menenangkan stres. Seperti biasa, pesan jus buah tanpa susu. Kamu tahu, kan, buah itu tidak boleh dicampur susu? (yang akhirnya aku ragukan karena smoothies nyaris selalu pakai susu) Entahlah, tetapi aku jadi parno mencampur jus buah dengan susu kental manis. Lagian buah itu sudah memiliki fruktosa, lalu dicampur air gula dan susu k