Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2016

Liburan SBMPTN

Libur hari ini, ngapain aja? Well, aku tidur, nonton, tidur, makan, dan bersantai sampai magrib. Hahaha. Benar-benar butuh istirahat dari hari-hari melelahkan. Malamnya, sesuai rencana, aku nge-Detos dan nge-Margo. Mau beli kabel charger dan cuci mata. Eh, tahu-tahunya bawa pulang Fame Fatale yang hits itu. Warnanya bold, deep. Gelap. Sempat nggak pede sama sekali untuk pakai, tetapi nekat beli karena belum pernah punya warna bold. Padahal, awalnya ngincar Baby Bombshell, Runway Rebel, atau Smooch yang pink-merah unyu gitu. Haha, I guess I'm trying to enhance my "sisi galak" through colors. Untungnya, kali ini jalan sendiri dan tidak bertemu siapa-siapa, jadi aku aman dengan tampilan baruku. Haha. Sayang, aku gagal mendapatkan charger karena konter Samsung sudah tutup. Ah, padahal baru pukul delapan lewat sedikit. Akhirnya, lanjut nge-Margo. Aku ke sini karena diberi titah ibunda untuk mencari blazer kantoran. The Executive adalah toko incaran pertama. Setela

Ke mana sosok yang dulu?

Hari ini aku baru tahu, perpus merupakan tempat yang pas untuk menangis, apalagi saat sedang sepi. Rak 400. Tempat favoritku seantero perpus karena di sini ada ratusan buku-buku linguistik yang tak henti membuat takjub. Iya, aku di sini sekarang. Memandangi jejeran buku warna-warni terbitan Badan Bahasa yang bercerita seputar struktur bahasa, tata bahasa, morfologi, dan sintaksis bahasa daerah di Indonesia. Aku masih ingat, dulu ada seorang gadis yang sering sekali mengunjungi rak ini lalu terperangah karena mendapati ada puluhan bahasa daerah yang baru ia dengar. Ot danum, Tetun, Lamandau, Ogan, Bosap, Semende, dan banyak lagi. Gadis itu aku. Aku juga masih ingat, dulu berangkat ke kampus UI dengan keyakinan penuh bahwa aku akan mendokumentasikan bahasa daerah di Indonesia seperti peneliti-peneliti asing yang kubaca di berita. Masih ingat, masih sekali. Aku pun masih ingat, ketika semester empat dulu pernah mengomentari dalam hati hasil dokumentasi bahasa peneliti kita dan

Terima kasih, lho, kalian!

Sebentar, mau baper dulu. Aku baru saja membaca lembar ucapan terima kasih seorang senior yang mengerjakan skripsi yang bertopik sama denganku. Banyak sekali pihak-pihak yang ia sebutkan telah membantu skripsinya. Aku lantas teringat kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung prosesku dalam mengerjakan skripsi ini. Dan aku rasanya...mau nangis. Skripsinya belum selesai, teman-teman, ayah-bunda, bapak-ibu. Masih banyak yang belum digarap sementara batas waktu pengumpulannya tinggal lima hari. Aaaaark, bismillah, bismillah. Bisa, insyaAllah. :') Aku nggak mau mengecewakan kalian. Ayah dan Bunda yang berharap aku lulus semester ini dengan predikat cumlaude. Memang, perjuanganku selama tujuh semester untuk menghasilkan nilai yang memuaskan itu karena kalian yang selalu menanyakan hasilku tiap akhir semester. Karena kalian yang perfeksionis itulah, haha. Sayang sekali kalau aku harus melanjutkan skripsi ke semester depan dan melepas predikat cumlaude yang selama in

Tak Sebebas Merpati

Kemarin di perpustakaan, aku duduk sendiri mengerjakan skripsi sambil mendengarkan lagu. Ketika terputar lagu Tak Sebebas Merpati dari Kahitna, Kala kita lihat Sepasang merpati Terbang  lepas bebas Tepat di hadapan Lalu kau bertanya Kapan kita bagai mereka Terbang lepas bebas Lepas bebas ke ujung dunia Dan kubertanya Maukah kau terima Pinangan tanpa Sisa cinta yang lain

Jika saja...

Jika saja membawa handycam ke mana-mana tidaklah aneh, tentu sudah kurekam wajahmu tiap detiknya. Jika saja membawa voice recorder ke mana-mana tidaklah aneh, tentu sudah kurekam suaramu yang jernih itu. Jika saja membawa notes ke mana-mana tidaklah aneh, tentu sudah kucatat tiap gagasan yang kau lontarkan. Jika saja menggenggam tanganmu tidaklah dosa, tentu sudah kugenggam dari dulu-dulu. Kurengkuhkan lenganku acapkali kau bersedih. Kusodorkan telapak tanganku tiap kali kau membutuhkan kekuatan juga dukungan. Jika saja membacakanmu puisi-puisi romantis tidaklah aneh, tentu sudah kubacakan tiap aku punya kesempatan. Jika saja aku milikmu, aku tidak peduli dengan segala keanehan yang kukemukakan ini. Aku akan melakukan hal-hal yang membuat aku dan kau berbahagia. Apa saja. Aku percaya, kau pun akan melakukan hal yang sama. Bukankah cinta-mencintai itu sanggup membuat kita melakukan segala? Salam, Nadia Almira Sagitta

Menyeruak

Aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku memikirkanmu Kenapa akhir-akhir ini aku rindu Padahal jelas-jelas kau bukan milikku Lagi Sudah lama sekali Semestinya sudah lari dari ingatan Akan tetapi, beberapa hari ini, kenangan menyeruak dengan sengaja Buku itu Lagu-lagu itu Kendaraan itu Bayangan Aku Kamu Kita Seharusnya tidak ada lagi kita tersimpan Bukankah kita sudah berbahagia dengan keadaan masing-masing? Setidaknya, aku berharap aku sudah berbahagia Dan aku yakin aku sudah Walaupun masih tebersit sedikit ragu

Konyol

Konyol sekali, lho. Mengejar-ngejar sesuatu lalu tinggallah merasa dikecewakan, padahal memang tidak pernah berjanji. Hahahahahah, sudah dua kali begini. Untungnya tidak sia-sia waktu terbuang karena disambi menggarap skripsi. Aih, konyol sekali kamu.

Pastikan Aku

Pastikan ku ada di sana, di masa depanmu. Menanti esok pagi dengan hati yang berdegup tak tentu. Jika setiap harinya kita harus menjadi sosok yang lebih baik, adakah aku menjadi alasanmu untuk berubah? Menjadi sedikit saja sebab yang mampu meluruhkan sifat-sifat burukmu. O, ya, sudahkah kau punya bayangan mengenai kawan perjalanan? Jika belum, sudikah kau kiranya mengizinkanku menyusup masuk? -- Karena wajahmu Mengandung lekukan-lekukan yang ingin kutelusuri Sepasang bola mata dengan tatapan teduh Turun ke hidung Lalu bibir yang bengkok simetris Kemudian dagu Betah rasanya Kupandang-tatap tak jemu Selalu menggoda, selalu Sampai tak ingin kubiarkan lepas dari pandang Yang inginnya kumilik-nikmati seorang Luv, Nadia Almira Sagitta

Meminta bantuan di kala sakit

"Nad, kamu dari rumah sakit?" "Iya, tadi ke dokter." "Kok nggak bilang-bilang aku? Kan bisa kuantar." "Eh...hehe. Takut merepotkan." -- Hidup dengan status anak rantau selama...hm, berapa ya? Tu wa ga pat, enam tahun, aku terbiasa melakukan semuanya sendiri. Belanja sendiri, pergi mengurus sesuatu yang rusak sendiri, jalan-jalan sendiri, juga berobat sendiri. Karena itulah aku tidak terbiasa minta ditemani ke sana kemari. Aku tahu semua punya kesibukan masing-masing, jadi yah...daripada saling menunggu lebih cepat gerak sendiri, bukan? Akan tetapi, sebenarnya bukan itu. Dulu, aku sempat meminta bantuan seseorang (aku lupa siapa) untuk ditemani ke suatu tempat pada suatu malam, tetapi ia menolak karena mesti melakukan hal yang lain. Teman yang lain pun sama, mereka menyarankan besok pagi. Aku butuh barangnya malam ini, bukan besok. Tahu-tahu aku nekat keluar sendirian, beli barang yang kuincar, dan segera pulang. Sepertinya sejak saat

Sepatu bot

Dua hari ini lagi hobi jalan-jalan pakai hak tinggi. Eng, sebenarnya sih sepatu bot yang memiliki hak. Hahaha sama saja, ya. Toh, haknya juga mirip-mirip sepatu stilettoku, yaitu enam sentimeter. (ngakak) Pantas capek. Kok, tumben pakai sepatu bot? Kebetulan pas di Amrik kemarin nemu sepatu bot diskon dan lumayan lucu, jadinya dibelikan bunda. Nah, waktu itu memang musimnya pakai bot karena sedang musim dingin. Di Indonesia, aku jarang ketemu orang yang pakai sepatu bot. Daripada sepatunya dianggurkan karena alasan itu, lebih baik digunakan, bukan? :D Sebenarnya, akan lebih cantik kalau kita memadukan bot dengan celana jins ketat (skinny jeans) . Sayangnya, aku nggak pakai celana jins, but it fits well with my dress and skirt! Uyeaaah. Dua hari lalu aku padankan dengan blazer dan rok kantoran, tadi aku padankan dengan gamis. Cocok-cocok saja, alhamdulillah. Jadi, untuk muslimah yang setia dengan rok, nggak ada salahnya kamu mulai melirik bot! :) Efek sampingnya, ya, betis dan

Mei Yang Tercinta

Halo, Mei yang kedua. Kita jumpa lagi. Beberapa tahun silam, aku mulai menyukaimu, Mei. Pada dirimu, ada tanggal istimewa seseorang yang kuistimewakan Pada dirimu, ada momen jatuh cinta yang baru kusadari dan kusimpan sendiri Pada dirimu, ada kenangan yang begitu sulit dan membuat merana Pada dirimu, ada hati yang membalut dirinya dengan cepat Pada dirimu, ada gadis yang berani menjatuhkan dirinya lagi ke luasnya lautan cinta tanpa pelampung padahal ia tak bisa berenang! It only takes courage and trust To falling in love again

Pasti aku turut

Sejauh apa pun melangkah Berjalan bermil-mil jauhnya pun Akan kuturuti Aku tidak masalah Asal selalu ada tubuhmu di sisi Asal selalu ada senyummu yang kudapati Asal kau berjanji tak akan pernah meninggalkanku seorang diri -- "Walau ke ujung dunia pasti akan kunanti Meski ke tujuh samudra pasti ku 'kan menunggu Karena kuyakin kau hanya untukku." (Kahitna)