Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2015

Kena modus di halte Transjog

Sore tadi di halte Transjogja SMP 5, aku menunggu bus rute 3A. Kondisi halte saat itu penuh sesak. Aku bersama rombongan mahasiswa yang entah dari mana. Kulihat beberapa kaus mereka bertuliskan fotografi dan JFMI Solo. Mereka ternyata sedang menunggu bus yang sama denganku. P: Kita nanti turun di mana, ya? Malioboro kan haltenya ada tiga. L: Ya nggak tahu. Mau foto di ujung Malioboro itu kita, kan? N: Turun di halte Malioboro 1, Mbak. P: Oh iya, makasih ya, Mbak. N: Rombongan dari Solo, toh? L: Pasti karena ngelihat kaus ini, kan? (menunjuk kaus yang dipakainya) Bukan, Mbak. Kami dari Lombok. Ikutan jambore di Solo. N: Ooh, sudah berapa hari di Jogja? P: Baru juga sampai tadi, Mbak. L: Kabar buruknya, Mbak, besok kami pulang. N: Oalah...  Sehabis itu aku manggut-manggut saja terdiam, sementara mereka melanjutkan percakapan dengan hebohnya. Beberapa percakapan mereka mengundang tawaku. Melihat aku tertawa, si L nimbrung. L: Maklum, Mbak. Di Lombok nggak ada beginian. (Mu

Modus

SEMUA LELAKI ITU MODUS! Nggak kamu, nggak dia, yang ini, atau yang onoh semuanya punya bakat modus. Lah, sama saja. Mau modus sampai mampus atau mau sayang-sayangan sampai kenyang juga nggak bakal mengubah pilihan jodohmu yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. Silakan aja pacaran bertahun-tahun atau naksir orang sepanjang masa, nantinya kalau kita berjodoh kamu pasti balik ke aku. Yah, sebenarnya mah aku nggak ngarepin orang yang macam begitu, sih. Ngapain, I deserve better kali. Kalau aku bersikeras menyukai Tuan X sampai rela mencurahkan segala sesuatu milikku, kesempatan akan datangnya pemuda yang lebih baik mengecil. Mata ini telah dihalangi tabir cinta yang sebenarnya semu. Cinta yang sebenarnya tak membawamu ke mana-mana selain jurang mematikan penuh duri sendu. Bagaimana jika suatu saat nanti datang seseorang yang persis seperti harapanmu? Wah, kau pasti menyesal menyia-nyiakan waktu dengan seseorang yang jauh dari harapan-tetapi-kau-pertahankan-atas-nama-cinta. Jadi, kesim

Tiga lagu

Malam hari di kediaman Eyang bulan Januari lalu. Aku memutar tiga lagu yang kumainkan berulang, yakni Untitled - Maliq D'essentials, Dekat Di Hati - Ran, dan Menjadi Lebih Indah - Adera. Saat kutenggelam dalam sendu Waktu pun enggan untuk berlalu Kuberjanji untuk menutup pintu hatiku Entah untuk siapa pun itu Iya, itu dulu sebelum kau hadir. Dasar, jiwaku tak pernah kapok bila menyinggung cinta. Mulai detik itu kuizinkan kau membuka pintu hatiku walaupun kau tak pernah memintanya. Bila cinta kita tak kan tercipta Ku hanya sekedar ingin tuk mengerti Adakah diriku singgah di hatimu Dan bilakah kau tau Kaulah yang ada di hatiku Waktu itu aku sibuk menebak-nebak siapa yang kau suka. Lirik adakah ku sedikit di hatimu benar-benar mengusik jiwa sampai terbawa mimpi. Hari ini aku memutar lagu ini lagi dengan kondisi yang sama. Masih menebak-nebak, tetapi tidaklah sepenasaran dulu. Mungkin sudah berganti pasrah. Bila aku bukan yang ingin kau miliki juga tak mengapa. Yo masa maks

Menjaga perasaan

"Cinta itu... anugerah. Yang harus kau simpan rapat. Yang sejatinya tak usah kau umbar. Yang selayaknya kau jaga kelangsungan hidupnya hingga saat itu tiba menghampirimu." (Sagitta, 2012) Sungguh tak kukira aku pernah menulis status macam ini. Kurasa tulisan ini muncul semasa aku baru hijrah dan patah hati. Zaman kelas tiga SMA itu heboh-hebohnya aku membaca artikel cinta dalam diam. Heboh-hebohnya aku mencari tahu hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam. Heboh juga nangis bombai karena bimbang mengambil tindakan apa: menuruti nafsu hati atau menjaga perasaan. Dulu, hati bisa sedikit terhibur dengan nasihat tidak mengumbar perasaan karena memang sejatinya rasa itu dijaga, bukan disebarluaskan. Tak ada yang perlu tahu kau sedang jatuh hati. Sekarang? Semua orang tahu kau sedang dimabuk kasmaran, patah hati, atau gundah gulana. Dari mana mereka mengetahuinya? Ya, dari mulutmu yang lancang itulah. Kau tuliskan kutipan lagu atau puisi yang menggambarkan perasaan. Kau

Merasa tertinggal

Baru aja mendingan dikit, eh, malah cari penyakit dengan bahas skripsi. Alhasil kliyengan lagi. Entahlah, aku jadi tertekan setiap mendengar teman yang habis pulang konsul, teman yang nemu topik baru, dan lainnya. Semakin merasa tertinggal di belakang. Skripsi itu dikerjakan, bukan hanya dipikirkan. Kerjakan apa yang kamu sukai, kata seorang kawan. Akan tetapi, bagaimana caraku mengerjakan apa yang aku sukai bila aku saja tidak tahu apa yang aku suka? Allahu... Jadi bagaimana? Salam, Nadia Almira Sagitta

Sakit stres

Nggodok air sendiri, bikin teh, dan bikin "kaca penghangat". Kaca penghangat itu botol kaca yang berisi air panas lalu diselimuti kain untuk kemudian ditempelkan ke perut. Ibuku selalu memberikanku kaca penghangat kalau aku sakit mag. Pakai jaket tebal, matikan kipas angin, dan selimutan. Mutar lagu mellow, berbaring dengan kaki ditekuk, dan mata menerawang jauh. Nelangsa, cuy. Kamu, teh, stres sedikit nggak bisa karena langsung sakit. Stres itu penyakit mahasiswa yang kudu dihindari. Banyak penyakit yang bercabang dari stres. -- Kangen asrama SMA 17. Kangen Mutiara, kangen Oting, kangen Nina, kangen Emma, kangen Rian, kangen Pite, kangen Itha, kangen Suci, kangen Amel, kangen Bu Ipa, kangen Mbak Indah, kangen Mbak Siti, kangen Daeng Pajja, kangen banyaaaaak. MasyaaAllah. TvT Semoga kalian di sana sehat sentosa, ya. I miss y'all. ♡ Cheers, Nadia Almira Sagitta

Emoskrip

Emosi sedang terguncang. Sedikit-sedikit mau nangis. Gegara skripsi. Kena migraine, nangis Padahal kena migraine gegara nangis juga Kena mag juga mau nangis Apalagi ditambah kehujanan di tengah jalan Rasanya, tuh, mau bersimpuh dibasahi air hujan dan teriak, "Kenapa, ya Allah?" (oke dramatis, abaikan) Entahlah. Pulang-pulang dari kampus bukannya mendapat pencerahan, malah bertambah pusing. Semangat dari teman-teman dan dosen malah membuat migraineku menjadi-jadi.   Ini hanya masalah tiga setengah atau empat tahun. "Bagaimana skripsimu?" "Entahlah, aku berpikir untuk empat tahun." "Loh, kenapa? Yah, Nadia aja mundur...gimana aku. Jadi takut." "Jangan. Topik kamu sudah tetap, kan? Aku yang belum." Ah, tidak bisakah kalimat "Nad saja begini..." itu ditanggalkan? Itu malah membuat aku makin berat. Apabila kau dianggap jago oleh kawan-kawanmu, kau tentu tahu bebannya seperti apa. Masa, sih, seorang dia tidak bisa

Dinasihati Melalui Mimpi

Semalam aku bermimpi. Seorang teman yang mengenal kita berdua tiba-tiba mengomentari status Line-mu mengenaiku. Entah apa yang kau tulis itu, ia berkomentar tentang kita. Ia menyinggung aku dan kau. Kalimatnya begitu menohok. Sayangnya, di mimpiku, kau begitu pandai mengelak. Padahal, kau bisa saja diam dan mencerna dengan baik kata-katanya. Akhir-akhir ini aku memimpikanmu, Tuan. Temanya berganti-ganti disesuaikan dengan keadaan hatiku malam sebelumnya.  Kali ini, kurasa Allah memberikan jawaban (atau peringatan) padaku, entah padamu. Apa kau juga sempat memimpikanku? Salam, Nadia Almira Sagitta

Terlambat

N: Eh, ndak kompen* ko? B: Kompen? Ndak, dong. Saya, kan, anak rajin. N: Ngapamo yang rajin eh. Haruska kayak kau yang tidak telat semester ini. Susah bla bangun pagi sendirian. Tidak ada bangunkanka'... B: Hahaha. Duh, gimana mau nikah kalau bangun masih sering kesiangan. N: Waduh. Nohok, Mamen. Hahahaha. Iya, sih. *suatu kompensasi atas keterlambatan atau ketidakhadiran mahasiswa. Biasanya diganti dengan bersih-bersih kampus. Cheers, Nadia Almira Sagitta

Sandal Jepit

Jarang banget pakai sandal jepit, sekalinya pakai kakiku malah lecet. Memang salahku, sih, seharusnya pakai kaus kaki. Tapi karena buru-buru, langsung saja kusambar sandal jepit dan berangkat. Allah negur, tuh. Aurat (kaki) malah kamu biarin gitu aja. Kakimu lecet, kan, jadinya. :(  Jangan diulangi lagi. Salam, Nadia Almira Sagitta

Take My Hand

Forever seems like a long time But nothing seems like a long time When I’m with you I feel like I’m walking on waters Since the day that I asked your father To let go of his daughter Give me your blessing, sir I’ll give her all that I’ve got It doesn’t looks like much But it sure feels like a lot Let her take my heart and take my hand Take my heart and take my hand Take my heart and take my hand again and again Right where we stand I’ve never really know what love is But whatever it is I feel it in your kiss You waltzed in like somebody planned it all I feel right where I belong My knees are weak My heart is strong So gimme your word and i'll give you all I’ve got No we don’t have much But it sure feels like a lot So take my heart and take my hand Take my heart and take my hand Take my heart and take my hand again and again Right where we stand Take my heart and take my hand I’ll be your lover and I’ll be your friend Take my heart and take my hand agai

Film What To Expect When You're Expecting

Baru saja aku selesai menonton film What To Expect When You're Expecting . Film ini menceritakan kisah lima pasangan, yaitu 1. Wendy dan Gary, 2. Jules dan Evan, 3. Rosie dan Marco, 4. Skyler dan Ramsey, dan 5. Holly dan Alex. Mereka memiliki kisah kehamilan yang berbeda-beda. Ada suami yang tidak siap menjadi ayah, ada yang keguguran, ada yang harus dioperasi caesar kendati ia sangat menginginkan kelahiran normal, ada yang mengalami proses kehamilan dan melahirkan yang super-duper nyaman, ada pasangan yang mandul, ada yang sering berselisih paham karena keduanya jarang menghabiskan waktu berdua, dan lain-lain.    Aku tidak bermaksud menuliskan ringkasan filmnya (karena kepanjangan!), aku hanya mau membeberkan beberapa hal yang ngena banget. Aku nangis, lho, saat ada yang keguguran dan mandul. Sumpah, pasti sedih banget rasanya kehilangan anak yang sangat dinanti-nantikan. Bahkan ada dialog si istri menyalahkan dirinya sendiri, "I'm the one who can't do the on

Menetapkan Standar

Standar. Mengapa kita harus repot menetapkan standar bila pada akhirnya kita terantuk pada orang yang jauh dari preferensi kita? Kamu maunya yang begini, begini, begitu, sementara dia seperti itu. Lantas, apa kamu langsung menjauhinya kendati dia tidak memenuhi standarmu? Tidak, kan. Kita tidak pernah tahu cara kerja hati. Hati punya standardisasi kenyamanan tersendiri. Bisa jadi ia menemukannya pada orang yang jauh berbeda, setengah serupa, atau persis sama. Ia menyesuaikan keinginan dan kenyataan kita dengan lihainya. Seseorang  yang berbeda jauh denganmu tentu akan membawa nuansa baru untuk kau nikmati. Nuansa baru itu dapat menjadi cobaan sekaligus tantangan. Akan banyak toleransi, akan banyak pengertian, akan butuh banyak kesabaran dalam perjalanannya. Kendati demikian, hati tahu cara mengatur yang tidak ideal menjadi ideal. Jadi, bisa kau terangkan lagi apa guna standar itu? Salam, Nadia Almira Sagitta

Surat untuk Diri

Nadia yang baik, Aku menulis surat ini kepadamu sebagai ungkapan rasa sayangku padamu. September nanti kamu akan memasuki semester ketujuh, kan? Kucuridengar dari percakapan kawan-kawanmu, katanya ini bakal menjadi semester akhirmu di kampus. Semangat, ya, Nadia!   Berhubungan dengan itu, aku memiliki saran-saran yang akan menunjang kesuksesanmu di semester depan. Simak baik-baik, ya.   Pertama, jangan terlambat ke kampus lagi. Sudah cukup track record -mu di hadapan kawan dan dosen-dosenmu. Mulai dari terlambat lima menit hingga telat satu jam pernah kau lakukan. Malu, kan? Hehe. Makanya, tak ada lagi ceritanya baru terbangun pukul 07.45 lalu terbirit-birit ke kampus. Lagian, terburu-buru seperti itu tak menyempatkanmu berpakaian yang rapi dan berdandan yang cantik, bukan? Ayolah, kamu tak nampak seperti orang yang siap menerima ilmu dari dosen. Nah, kini beri mereka impresi yang baik! :)   Kedua, jangan menjadi prokrastinator lagi. Aku tahu ide cemerlangmu seringkali (terpaksa

Mimpi: Jalan Bareng

Bagaimana rasanya berjalan-jalan ke mimpiku? :) K: Kamu ada acara Jumat nanti? A: Tidak, ada apa? K: Aku mau ngajak jalan. A: Ke mana? K: Ke mana aja. Gimana? A: Ng, oke. Kabarin aja. K: Sip. Pukul sepuluh aku samperin kamu, ya.  Mimpinya singkat sesingkat percakapan ini. Hanya seputar ajakan jalan, tetapi itu sudah sesuatu sekali. Hahahaha. Hm, di mimpiku, kita seolah tak mengenal batas-batas pergaulan, ya? Ah ya sudahlah, hanya bunga tidur ini. Cheers, Nadia Almira Sagitta

Hapalan atau nyanyian?

Kau sibuk mengunduh lagu-lagu baru dan menuliskan liriknya di sini. Bagaimana dengan hapalan Alquranmu? Adakah ia bertambah atau malah lepas satu per satu dari ingatanmu? Dengarlah, jika cinta membuatmu terlena dengan lagu-lagu romantis dan melalaikanmu dari mengingat-Nya, masihkah ia disebut cinta ? Bagaimana perihal cinta karena Allah? Tidakkah engkau menginginkannya? Oh, tobatlah wahai diri. >.< Malu sama umur kalau juz 'amma saja tidak kau hapal. Semangat! Belum ada kata terlambat untuk memulai semuanya dari awal. Salam, Nadia Almira Sagitta

Welkom, skripsi!

Tadinya nangis gegara lagu Teardrops on My Guitar. Itu lagu andalan tahun 2010 pas patah hati. Ahahahaha. Udah rencana mau gegalauan ngingat masa lalu, eh, kemudian dapat kabar kalau pengumpulan proposal skripsi itu tanggal 7 September. TUJUH SEPTEMBER, MEN. Haks, haks, haks. Air matanya ilang gitu aja, ini lebih penting! Skripsi, Nanadkuuuh. ^^♡

Menghadap Jendela

Li, kira-kira satu setengah tahun lalu, aku sama kamu makan malam di Ortega. Masih ingat nggak aku memilih tempat duduk yang menghadap jendela? Kalau alasannya kamu ingat juga, nggak? Hehe, waktu itu aku ingin mencermati motor yang berlalu-lalang di depan warung. Siapa tahu satu di antara banyak itu ada motornya. Kamu tertawa dan meledekku, lalu kamu ajak aku bercerita. Malam ini aku duduk di warung makan yang pembelinya hanya aku seorang. Lagi, aku memilih tempat duduk yang menghadap ke jalan. Kupandangi motor-motor yang berseliweran di depan mata, kali ini tanpa harapan. Memang tak ada yang dapat diharapkan.  Sudah satu setengah tahun silam, ya. Kamu apa kabar? Salam, Nadia Almira Sagitta

Setahun Kemarin

Di ujung jalan itu setahun kemarin Kuteringat kumenunggumu Bidadari belahan jiwaku Entah berapa lama Satu jam menanti, kutermenung Kencan pertama hilang tak bertepi di anganku Sayang, walau bulan tak bercahaya Cintaku selalu dalam jiwa Di lubuk hati terdalam Sayang, jika memang kau sungguh sayang Diriku takkan berpaling lagi Kupeluk selamanya (Kahitna) -- Wkwk. Jalan itu tak lagi sama, lho. Eh, secara fisik mah sebenarnya masih sama tak ada perubahan hanya rasanya aja yang berbeda. Serasa ada yang hilang gitu. (Oops! Lebay detected ) Oke, ini sama lebaynya dengan orang-orang yang berkata, "Aku tak bisa hidup tanpa kamu." Well helloooo , sebelum kamu datang juga aku hidup sehat sentosa, kan? Itu betul, tetapi si dia telanjur melangkahkan kakinya ke hidupku. Telanjur menyemarakkan hidupku dengan kembang api warna-warni. Telanjur mewarnai kanvas hidupku dengan kuas cinta. Hahaha kapan kamu berhenti hiperbola, Nad? (geleng-geleng kepala) Karena segala ketelanjuran i

Teman Hidup

Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku Berdua kita hadapi dunia Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju Bersama arungi derasnya waktu Di dekatnya aku lebih tenang Bersamanya jalan lebih terang Bila di depan nanti Banyak cobaan untuk kisah cinta kita Jangan cepat menyerah Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu (Tulus) -- We have each other's back, don't we? Asal bersama, mah, semua pasti bisa dijalani. Yoet, Mamen. Hahaha. Sok tahu kau, Nad. Makanya satukan tujuan! Kalimat favoritku di lagu ini: kau punya aku, ku punya kamu . Uwuwuw, romantis banget, kaaan? Aku jatuh cinta sama semua hal berbau romantis. Wk, lebay. (Biarin!) Luv, Nadia Almira Sagitta

Mood Swinging

Love me tender, love me sweet, never let me go. You have made my life complete, and I love you so. Love me tender, love me true, all my dreams fulfilled. For my darlin' I love you, and I always will. Love me tender, love me long, take me to your heart. For it's there that I belong, and we'll never part. Love me tender, love me dear, tell me you are mine. I'll be yours through all the years, till the end of time. (When at last my dreams come true Darling this I know Happiness will follow you Everywhere you go). Lirik: Elvis Presley Versi yang aku suka: Norah Jones -- Love me tender, darl. And I'll be yours. Halo, pembaca setiaku! Jika selama ini ada di antara kalian yang mengikuti cerita-ceritaku secara berentetan, barangkali akan terbingung-bingung dengan sikapku. (Perasaan empat hari lalu anak ini berbunga-bunga, lalu gundah berduka, eh sekarang riang gembira lagi?) Hahaha, that's me . Lama-lama aku curiga aku mengidap bipolar. Mood