dok. pribadi jepretan Augita P. R. Di sebuah kafe sepulang kerja, Maharani memilih tempat duduk di dekat jendela. Kafe senja itu sepi. Barangkali menu yang ditawarkan memang tidak cocok untuk pundi-pundi masyarakat Yogya. Ia sendiri hanya memesan kopi, lain tidak. Baru beberapa kali seruput, ia meluapkan tangis di sana, tak peduli pada pelayan yang curi-curi pandang penasaran. Di tengah-tengah, ia menelepon sahabatnya. "Menurut kamu apa definisi cinta?" "Ng, bagiku cinta itu rasa nyaman nan penuh bunga yang mendorong penikmatnya untuk merajut masa depan bersama." "Definisi kamu manis sekali." "Ah, paling kau mencibirku di sana." "Hm, definisimu manis dan aku suka, tetapi terlalu banyak variabelnya. Sederhanakan. Buat definisi yang mencakup seluruh jenis cinta." "Ya ... definisiku memang khusus cinta kepada pasangan hidup." "Itulah. Ayo, susun lagi!" Setelah asyik dengan definisi cinta, nikmat, da...