Oleh: Nadia Almira Sagitta Kulangkahkan kakiku menuju satu coffee shop terdekat dari kampus. Sore itu, keadaan sangat lengang. Yah, baguslah, dengan demikian aku bisa duduk tenang menikmati coffee latte pesananku. Kuangkat cangkir kopi yang masih panas, persis di depan hidungku, mencium aromanya sebentar, lalu menghirupnya pelan. Nikmat sekali, paduan kehangatan kopi dengan dinginnya hawa di luar sana. Sambil meminum kopi, aku membolak-balik majalah Kawanku terbaru yang kubawa sedari tadi. Bosan membaca, pandangan kusapukan ke tiap sudut kedai kopi ini. Tiba-tiba, pandanganku terhenti pada satu titik. Seseorang. Lelaki. Membawa notes kecil di tangannya. Dengan apron berwarna coklat susu. Sebenarnya biasa saja, ia hanya seorang pelayan di coffee shop ini. Entah apa yang membuatku tertarik padanya. Mungkin karena aku tak pernah melihatnya di sekitar sini. Sepertinya ia pekerja baru. Pandanganku tak lepas daripadanya, kutopang daguku di atas tangan, melihatnya dengan leluasa. Namun, s...