oleh WS Rendra
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak akan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak akan mengerti segala lukaku
karena cinta telah sembunyikan pisaunya
Membayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api
Pertama kali kenal puisi cintanya WS Rendra ketika menonton 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Itu film cinta pertama yang sukses membuatku menangis saat SMA. Yeay, bisa menangis juga setelah dijuluki perempuan batu karena jarang menangis walaupun hal itu berkaitan dengan keluarga. Iya, dulu setelah Eyang Kakung meninggal, stok air mataku mendadak habis. WS Rendra identik dengan puisi-puisi perlawanan dan rakyat kecil. Sekali itu aku baru tahu ia juga menulis puisi cinta. Dan ini, "Kangen", merupakan puisi yang kusukai. Suasana hampa benar-benar terbangun dalam diksi tungku tanpa api.
Bagi beberapa orang, puisi terdengar lebay karena keluahan kata-katanya, tetapi tidak bagiku. Sebagai mahasiswi sastra Indonesia yang kehidupannya dipenuhi tulisan indah sastrawi bernada bunga-bunga, adalah wajar perasaan diungkapkan melalui diksi yang manis. Sayangnya, aku tidak diberi kelihaian merangkai kata. Tulisanku terlalu frontal dan tidak puitis. Kawanku saja pernah bilang tulisanku mirip tulisan jurnalis. Terlalu denotatif. Hahaha biarlah. Setiap orang punya hak untuk mengungkapkan rasa dan tidak boleh ada yang menghakimi.
Kalian bagaimana? Suka menulis juga? Why don't you start your own blog?
Cheers,
Nadia Almira Sagitta
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment