Skip to main content

Kamu Cinta Indonesia?

Kemarin melihat pertandingan bola di televisi antara Indonesia dan Inter Milan.
Pertandingan berakhir 0-3 untuk Indonesia. Miris, ya?
Tapi bukankah mereka telah berjuang dengan segenap kemampuannya?
Lantas, mengapa kita tidak bisa menghargai jerih payah mereka?

Ketika tim Indonesia mencetak gol, mereka semua dielu-elukan.
Namun jika tidak, berbagai umpatan, celaan, semuanya ditujukan kepada mereka juga.
Sebagai suporter kita tergolong aneh, bukan?
Menyemangati setengah-setengah.

Tidaklah heran kalau saya mengecap mereka tidak cinta kepada Indonesia tanah air sendiri.

Bagi yang menjawab, "Ah tidak, saya cinta sama Indonesia, kok!"
Hmm, buktinya apa?

Seberapa seringkah kamu mengenakan hasil kebudayaan Indonesia? Batik?
Jarang?
Maka jangan salahkan Malaysia -negara tetangga- yang mengakui batik sebagai warisan budayanya.
Mereka mungkin lebih mencintai batik dibandingkan kita yang notabene adalah warga Indonesia sendiri.

Masih sering menyontek ketika ulangan?
Itu salah satu bukti kamu tidak cinta kepada Indonesia.
Ketahuilah, menyontek adalah benih dari tindakan korupsi.
Saya khawatir jika Anda kelak menjadi wakil rakyat yang melakukan tindakan nista itu.
Indonesia menjadi negara ter-korup kelima sedunia, loh.
Apa masih mau mencoreng-moreng wajah Indonesia tercinta?

Indonesia itu mempunyai 746 bahasa daerah
Berbanggalah dengan hal itu ^^
Jadi, yuk, belajar bahasa daerah!
Jangan hanya bisa berbahasa asing saja :D

Demam Korea yang melanda bangsa
Nggak ngikutin arus malah dicibir
"Kamu nggak gaul, deh..."

Ha! Gaul? Apa sih definisi gaul?
Gaul itu bukannya harus ikut-ikutan dengan orang lain dengan alasan 'ingin dianggap'
Gaul itu berwawasan luas.

Ngaku jadi anak gaul-nya Indonesia?
Maka galilah lebih dalam informasi mengenai Indonesia! ^^
Baru deh ngaku jadi anak gaul :D

Kamu cinta Indonesia?
Jangan malas ikut upacara bendera
Jangan ngantuk kalau belajar Sejarah
Ingat, kamu bisa duduk tenang-tenang seperti saat ini karena jasa para pahlawan kita.

Kamu cinta bangsa Indonesia?
Maka kembalilah ke tanah air ketika kamu telah menjadi orang sukses.
Jangan kelamaan mendekam di negeri orang
Bagi ilmumu dengan saudara-saudari sebangsa setanah air
Kembangkan Indonesia Raya!

Kamu cinta Indonesia?
Buktikan!
Jangan cuma dipampang di tulisan aja, tapi buktikan dengan perbuatanmu!
Ayo, menjadi generasi muda pecinta bangsa!
Jangan malu menjadi warga negara Indonesia!




Oh iya, ada gambar menarik mengenai Indonesia:



Salam,
Nadia Almira Sagitta.

Comments

  1. Indonesia terkorup kelima, pembajak software kelima juga.. haha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun