Aku salah. Kukira aku tak akan menangis lagi karena cinta. Kenyataannya apa? Terus saja aku berharap, terus saja aku menangis. Barangkali, siklusnya baru berhenti ketika aku memutuskan menikah nanti. Tak pernah kukira kau akan membuatku menitikkan airmata. Memang tidak secara langsung, memang tidak kau torehkan luka apa-apa di hatiku. Lantas, mengapa aku menangis? Naifkah bila kukatakan aku terlalu cinta padamu? Wajarkah bila kukatakan aku rindu akan celotehan-celotehan lugasmu?
Suatu ketika, aku mendengarmu mengatakan sesuatu. Sesuatu berbau keseriusan masa depan. Mungkin, kau tak ingin bermain-main lagi denganku. Mungkin, kau ingin fokus kepada impian masa depan. Menuntaskan apa yang seharusnya tuntas, meraih apa yang seharusnya diraih. Mungkin, semua itu menarikmu dari lingkaranku.
Ya, itu. Aku sedih karena tak tahu harus berbuat apa. Rasa yang semakin membuncah ini bingung harus kusalurkan kepada siapa, kepada apa. Teman-temanku mendengarkan ceritaku dengan setengah hati. Barangkali, mereka bosan mendengar cerita tentangmu. Barangkali, aku sudah terlalu sering mengulang-ulang cerita yang sama. Terlebih lagi, kau menghilang dari peredaran. Makin tenggelamlah aku pada perasaanku sendiri. Aku butuh teman cerita! Sungguh.
Aku tahu perasaanku ini sangatlah berlebihan dan tak dianjurkan. Kau juga tentu tahu hal itu. Aku tahu rasa cinta yang diridai Allah hanyalah rasa yang dibingkai dalam ikatan pernikahan. Kau juga tentu tahu hal ini. Akan tetapi, aku tidak bisa. Aku tidak bisa mewujudkan keinginanku secepat itu. Masih harus kutunggu studi S-2 dan itu masih beberapa tahun lagi. Aku sungguh takut dalam beberapa tahun ke depan kau makin menjauh dariku. Tak lagi ada dalam genggaman, tak lagi dapat dihubungi sesuka hati. Hal itulah yang membuatku menangis hari ini. Andaikata ada mesin pengutara isi hati, barangkali kau bisa dengar sendiri suara-suara hati yang berkecamuk tiada tujuan ini. Aku tak begitu pandai mengolahnya dalam kata-kata.
Selamat, ya.
Selamat karena telah membuatku jatuh cinta
dan selamat telah membuatku jatuh untuk kesekian kali.
Selamat karena telah membuatku jatuh cinta
dan selamat telah membuatku jatuh untuk kesekian kali.
Comments
Post a Comment