Skip to main content

Biru, kamu

sumber gambar

Biru, biru, dan sendu
Yang selalu menemani hari
Sejak cerah pagi hingga hening malam

Biru memancar dari tubuhmu
Kau perlihatkan padaku di awal kita bertatap mata
Kala itu biru jernih nan terang
Buat leluasa mata memandang
Sebab apa-apa terpampang benderang
Betapa luas dunia dan girangnya daku
Semenjak mengenal biru, birumu

Namun, biru bertransformasi
Sesuka hati
Tanpa basa-basi lebih dulu
Gelap pekat mencekam
Laksana langit malam
Yang selalu membuat waspada
Dan menerbitkan kegundahan tiba-tiba
Sebab yang dulu kukenali
Lenyap dari pandangan
Lepas dari pelukan


Yogyakarta, Maret 2017

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Bicara pembalut

God morgon, allihopa! Pagi ini aku mau bicara soal pembalut. Yes, menstrual pads. Jadi, tulisan ini ditujukan untuk perempuan, ya. Hahaha, laki-laki juga boleh baca, sih. Barangkali kamu mau ngasih informasi ini ke kerabatmu. :) Perempuan Indonesia umumnya menggunakan pembalut daripada tampon atau diva cup . Alasannya mungkin didasari oleh cara penggunaan. Pembalut, kan, nggak perlu dimasukkan ke vagina macam tampon atau diva cup . Haha, horor rasanya. Nah, kalau kamu jalan-jalan ke rak pembalut di supermarket, kamu akan menemukan berbagai produk dengan kemasan warna-warni yang khas. Dulu aku sempat bingung, mesti pilih yang mana, ya? Beda produk x dan y apa? Untuk menjawab pertanyaan itu, kamu harus mencoba sendiri. Trial and error. Aku belum begitu banyak mencoba merk pembalut karena aku tergolong baru dalam dunia ini. Aku baru menarche (haid pertama) pada umur 18 tahun ketika masuk kuliah. Siklusku pun masih tidak teratur sampai sekarang. Siklus tiga bulan sekali itu wajar