Skip to main content

Review Bedak Tabur La Tulipe vs Revlon

Kamis, 16 Juli 2015, kuputuskan untuk mengganti bedak tabur La Tulipe-ku. Bukannya kenapa, aku curiga jerawatku yang makin menjadi ini disebabkan oleh ketidakcocokan wajahku dengan bedak tersebut. Kulit wajahku adalah kulit berminyak—lets say, very oily! Gegara ini, aku gampang jerawatan dan sekilas wajahku terlihat kusam tanpa bedak. Oleh karena itu, bedak merupakan barang wajib yang harus ada di tas. Sejak SMP hingga SMA, aku selalu menggunakan bedak padat Pigeon rekomendasi ibuku. Semenjak kuliah aku iseng mencoba-coba bedak baru, salah satunya bedak tabur. Berdasarkan informasi yang kudapat dari berbagai beauty blogger, jenis bedak yang cocok untuk kulit berminyak adalah bedak tabur atau loose powder. Alasannya, tekstur bedak tabur tidak menghambat pori-pori seperti bedak padat. Nah, aku baru beralih ke bedak tabur setahunan lebih ini. Aku pernah mencoba produk Pigeon, Wardah, Viva, La Tulipe, dan sekarang Revlon.

Postingan kali ini membahas dua merk bedak tabur, yakni La Tulipe dan Revlon. Aku mencoba bedak tabur La Tulipe karena termakan rayuan SPG di Watsons. Katanya, bedak satu ini cocok untuk wajah acne prone (rentan berjerawat) macam wajahku. Alhasil, kubelilah bedak itu seharga Rp40.000,00-an. Aku memilih shade Suntan yang cocok dengan warna wajahku. Kemasannya cukup gendut untuk ukuran 25g. Sponsnya tebal dan halus. FYI, bedak tabur terlihat jauh lebih ribet dibandingkan bedak padat karena teksturnya yang "berhamburan". Namun, hal ini diantisipasi oleh La Tulipe dengan menambahkan plastik sekat berlubang kecil-kecil untuk mempermudah pemakaian. Ini poin plus setelah bedak Viva yang tak memiliki lubang kecil seperti ini.  Poin negatif bedak ini adalah aromanya! Astaga, asal kau tahu, bedak ini memiliki aroma belerang yang sangat kuat. Sungguh tidak nyaman untuk hidungku. -_- Namun, kata SPG La Tulipe, kekhasan bedak ini terdapat di kandungan belerangnya karena itulah yang membantu menyembuhkan jerawat. Awal mula pemakaian, wajahku terasa panas dan gatal. Kukira itu reaksi normal dari belerangnya terhadap kulitku. Akan tetapi, hasil positif bedak tersebut belum terlihat sampai hari ini, justru jerawat kecilku tambah banyak. Breakout. Belum lagi kudengar pendapat dari teman-teman dan tanteku kalau kandungan bedak La Tulipe itu cukup keras untuk wajah dan tidak semua orang cocok dengan produknya. Ampun, deh. :(

Akhirnya, aku berganti ke bedak Revlon Touch and Glow Extra Moisturizer hari ini. Kemasannya elegan, cantik, dan mungil untuk ukuran 24g. Tutup kemasannya berwarna hitam dan bertuliskan Revlon dengan tinta emas. Dari segi kemasan, okelah, praktis dibawa ke mana-mana dan tidak memakan tempat. Harga bedak ini Rp40.000,00. Oleh SPG-nya, aku dipilihkan shade Creamy Peach. Aku tidak tahu ada shade apa saja karena si Mbak SPG sama sekali tidak memperlihatkan seluruh shade yang ia punya padaku. Aku sempat khawatir warnanya tidak cocok, tetapi setelah ku-apply ternyata warnanya pas! Terima kasih, Mbak SPG. :D

Bedak ini juga memiliki lubang kecil-kecil yang bahkan lebih banyak daripada La Tulipe. Sponsnya tipis, lembut, dan berwarna putih. Tekstur bedaknya halus. Ketika dibaurkan, ternyata bedak ini memiliki wangi. Aku tak tahu wangi apa, entah vanila, entah bunga yang jelas harum dan tidak menyengat. Sukaaaa! :D

Daya tahan dua bedak ini di wajah tentu saja singkat dan biasa. Namanya saja bedak tabur. Jika daya tutup kedua bedak ini dibandingkan, La Tulipe lebih bagus dan tahan lama dibandingkan Revlon. Namun, apalah artinya daya tutup yang baik bila tidak cocok di wajah? :)

Overall:
La Tulipe
(+)
Penutup model ulir, tidak gampang tumpah
Spons tebal
Tekstur bedak halus
Daya tutup baik

(-)
Kemasan terlalu besar
Lubang di plastik sekat sedikit
Menimbulkan gatal dan panas
Beraroma belerang yang menyengat

Revlon
(+)
Kemasan mungil dan elegan
Lubang di plastik sekat banyak
Penutup model ulir, tidak gampang tumpah
Tekstur bedak halus
Beraroma wangi
Bedak terasa halus di wajah (barangkali karena ada pelembabnya)

(-)
Daya tutup tidak terlalu baik
Spons tipis

Pemenang: Revlon! ♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Comments

  1. Replies
    1. Fotonya mungkin bisa googling sist, langsung berderet.. hehehe..
      Btw bedak tabur memang cocok untuk kulit berminyak ya, karena memiliki kandungan oil control yang mampu menyerap minyak berlebih..

      Delete
  2. naad. dapet bedak tabur revlon dmanaa? pengeen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada di konter Revlon Matahari atau mana pun, kak. Saranku beli yang kemasannya 20g aja supaya kalau nggak cocok, nggak banyak yang terbuang. ;)

      Delete
  3. Kalo mau hasil bedak tabur revlonnya bagus tahan lama sebelum pake bedak km kudu pake pelembab say....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya betul, Mbak. :))) Itu perawatan dasar sebelum makeup.

      Delete
  4. Hai nadia. Thanks for reviewnya yaa. Aku pakai revlon touch n glow juga tapi sayangnya ga cocokk. Bikin jerawat kecil2 di dahi. Huhu sedihhh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Awanis. Sama-sama, yaaa. Waduh, sama, di kulitku juga jadi bruntusan. Sayang sekali, ya, padahal bedaknya lembut. Jadi sekarang bedaknya kamu apakan? :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun