Oleh: M.Taslim Ali
Aku jelajah ini kota,
Simpang siur jalannya.
Tampak tangis darah dan daging,
Mengeluh jatuh ke debu.
Aku jelajah gunung dan lembah
Debu ngebul dari kakiku.
Mulut bedil dan mortir,
Rahang meriam, ngebulkan debu,
Balikkan debu pada debu
Debu dan debu.
Aku penjelajah gelap dan caya.
Aku debu,
Seperti tangis darah dan daging,
Seperti debu keluh, keluh kakiku,
Debu takdir, bedil, dan mortir.
Pada akhir jalanku,
Kembali pada debu.
Dari gelap ke caya,
Dimana aku lupakan debu...
Aku jelajah ini kota,
Simpang siur jalannya.
Tampak tangis darah dan daging,
Mengeluh jatuh ke debu.
Aku jelajah gunung dan lembah
Debu ngebul dari kakiku.
Mulut bedil dan mortir,
Rahang meriam, ngebulkan debu,
Balikkan debu pada debu
Debu dan debu.
Aku penjelajah gelap dan caya.
Aku debu,
Seperti tangis darah dan daging,
Seperti debu keluh, keluh kakiku,
Debu takdir, bedil, dan mortir.
Pada akhir jalanku,
Kembali pada debu.
Dari gelap ke caya,
Dimana aku lupakan debu...
Comments
Post a Comment