![]() |
sumber gambar |
Apakah orang yang jatuh cinta otomatis menandai hal-hal kecil pada jantung hatinya?
"Kamu, kan, tidak suka jalan di sisi kiri. Aku tahu."
"Tahu dari mana?"
"Loh, kan kamu yang bilang dulu."
"O, ya? Lupa aku."
"Hahaha, terpujilah otak aku yang mampu mengingat banyak hal."
***
Dikaruniai kemampuan untuk mengingat hal-hal kecil sesungguhnya merupakan malapetaka. Suatu ketika kau akan dihadapkan pada obrolan yang menyuguhkan tanggapan, "Aku lupa," kemudian kau tersakiti karena itu.
"Apa tempat favorit kamu?"
"Megaria alias Metropole."
"Kenapa?
"Karena kita nonton film di sana pas ulang tahunku."
"Aku bahkan tidak ingat kita pernah ke sana."
"Ih, pernah. Ah, kamu mah lupaan."
"Maaf, Ar, hehehe. Yok ah jangan ngambek. Bagaimana kalau kita ke Shirokuma makan es krim garam laut itu? Wajah sahabat krucilku ini jelek kalau mengerut begitu."
"Hahaha, es krim garam laut? Sea salt, wei."
"Ya itu, kan, terjemahannya. Gimana, sih? Katamu harus bangga berbahasa Indonesia. Yuk, kita jalan sekarang?"
Padahal malam itu kamu bersikap manis terhadapku like it was never before, batin Aria. Maybe I put too much meaning into all your words and behaviour.
***
Aria berhenti mengarsipkan kenangan. Tiket bioskop, surat pengantar dokter yang dia ambil bersamanya, sepatu teplek cokelat yang menemani langkah-langkahnya, stiker sekolah yang menyematkan namanya, dan printilan lainnya. Aria berhenti memenuhi pikiran dengan kenangan yang terlupakan jua oleh lelaki itu. What am I doing literally, she asks herself.
***
Ketika Aria melihatnya jalan berangkulan dengan seorang perempuan sore kemarin, barulah ia menyadari penyebab lupa lelaki itu selama ini. Ada yang lebih penting dan bermakna, Ar, dan itu bukan kamu. Being his best friend is your highest place in his life, just accept it.
Comments
Post a Comment