Skip to main content

Merangkai mimpi

Pukul 01.33 pagi. Ditemani tablet berdaya 11%, aku baru saja selesai membaca blog seorang kawan. Tulisannya mempunyai ruh yang kuat bernama semangat. Aku kembali merefleksi diri, mengajak segenap tubuhku untuk bersyukur dan merapikan mimpi-mimpi. Mimpi. Aku seorang gadis yang memiliki banyak mimpi. Sayang, tidak kuguratkan mereka dalam tulisan. Hingga mimpi itu begitu saja datang dan pergi. Terlupa. Padahal, seharusnya mimpi-mimpi itu dapat kurangkai, kucoret, atau bahkan kusimpan. Membaca blogmu, kawan, tebersit inginku untuk menuliskan mimpi-mimpiku.

Menikmati tulisanmu, kawan, aku tersadar betapa aku hidup selama ini seperti robot saja. Sibuk ini dan itu hingga aku lupa membahagiakan diri sendiri. Aku butuh waktu untuk diriku sendiri rupanya. Sama sepertimu yang menemukan kebahagiaan melalui kuncup-kuncup bunga. Aku tak ubahnya seperti gadis remaja yang sibuk berkeliaran mencari jati diri. Hah, padahal usiaku ini sebentar lagi menjejak tangga kedua puluh. Nyaris dua puluh tahun usiaku dan aku masih seperti air di daun talas. Ke sana kemari mencari kebahagiaan pada cinta, yang sebenarnya, membuatku rapuh. Aih, lupakanlah. Aku tak hendak bercerita cinta kali ini. 

Aku ingin bercerita mengenai mimpi. Apa mimpiku?

Kukira ia bernama linguistik, Inggris, dan Italia. :)

Aku menggemari bahasa, juga sisi-sisinya bernama gramatika. Kutemui bunyi-bunyi unik yang tak terdapat pada bahasa tanah airku, kujumpai bentuk kalimat yang berbeda, kudapati kategori gramatikal yang tak dimiliki oleh bahasa persatuan negeriku. Unik, aku suka. Itu alasanku mendalami linguistik dan bahasa asing. Aku ingin menemukan perbedaan linguistik tiap bahasa dengan tanganku sendiri. Aku tersenyum lebar saat kuberikan contoh kata bahasa Italia saat sedang belajar linguistik. Saat itu, aku merasa cerdas! Ya, aku senang merasa cerdas. :)

Kegemaranku pada bahasa mengantarkanku pada keinginan untuk menuntut ilmu lebih dan lebih lagi. Universitas impianku berada di Inggris. Universitas Oxford. Aku ingin sekali menjejakkan kaki di tanah Inggris. Sangat ingin. Semoga Allah memberiku kesempatan untuk mencicipi hidup di sana.

Dan Italia? Oh, aku sedang mendalami bahasa indah satu ini. Akhir-akhir ini, aku terpekik girang ketika menemukan kata-kata berbau Italia. Mulai dari buku perjalanan, kehidupan orang di Italia, lagu-lagu Italia, dan lainnya. Aku juga ingin melangkahkan kaki ke daratan Italia. Sesungguhnya, aku ingin mengunjungi negara-negara yang sedang kupelajari bahasanya. Sejauh ini masih Italia dan Rusia. Allah, izinkan aku menjelajahi bumimu. Dengan itu kuharap aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur.

Masih ada? Kukira masih, tetapi belum kupikirkan lebih jauh. Apakah kau rasa mimpi-mimpi ini terlalu serius? Haha, akhirnya kau tahu siapa diriku. Aku ini tipe pembelajar nan serius, Semoga kau bisa memahamiku, Tuan masa depan.

Selamat malam, daya baterai tab-ku melemah, kini kekuatannya tinggal 2%. Jam berdentang-dentang, jarumnya bergerak dan berhenti di angka dua. 02.20. Kurasa itu tanda untukku. Aku mesti istirahat.



St. Basil's Cathedral, Russia. 


Colosseum, Italy


Oxford University, England



Medan, Juli 2014

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Autobiografi masuk di Universitas Indonesia

Di tengah asyiknya membicarakan jurusan saat kuliah nanti, ā€œNad, mau masuk apa pas kuliah?ā€ ā€œInsyaAllah, Sastra Indonesia UI.ā€ ā€œKok sastra Indonesia, sih?ā€ * * * Pertanyaan itu kerap kali terngiang di telinga tatkala aku menyebutkan jurusan idamanku. Mengapa? Apa ada yang salah? Tak pantaskah aku mengecap ilmu di jurusan yang bertitel sastra Indonesia? Pertanyaan yang begitu merasuk hati, mengganggu. Dalam hati, aku hanya bisa berharap semoga orang tuaku merestui jurusan ini. Namun alangkah sayangnya, ternyata keinginanku ditolak mentah-mentah, apalagi oleh ibuku. Beliau tidak meridai keinginanku berkuliah di jurusan sastra. ā€œKalau tetap bersikeras kuliah di situ, saya tidak mau membiayai,ā€ MasyaAllah! Apa yang ada di pikiran beliau saat itu? Bagaimana pula aku bisa membiayai kuliah sendiri? Ayah mencoba memberi saran, ā€œCoba Nadia cari jurusan lain. Kamu sudah berbalik arah ke IPS, kan? Jurusan banyak, kok, bukan cuma sastra Indonesia. Apa kamu takut tidak lulus ...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Tewink

Salon Tewink terletak di dekat Gang Kober, Margonda, Depok. Salon yang mengusung konsep salon muslimah ini merupakan anak bisnis dari Moz5. Saya baru pertama kali ke sana karena dapat kupon gratis. Lumayanlah, jatah salon bulan ini. *v* Pukul 14.30 saya bergegas ke sana. Layaknya Moz5, ada plang berbunyi ā€œLaki-laki dilarang masuk!ā€ tergantung di pintu depan. Hal pertama yang menarik hatiku adalah salah seorang pegawainya berjilbab syarā€™i! Wih, saya kagum banget. Salon Tewink tidak begitu besar dibandingkan Moz5. Ada beberapa kursi salon di pinggir kiri dan kanan serta dua kursi untuk keramas di ujung tengah. Dinding-dindingnya dihiasi wallpaper bunga-bunga. Feminin sekali dan saya suka. ^^ Pegawai yang melayani saya adalah Mbak Dinda. Belakangan kuketahui dia orang Makassar. Yuhuuu, jumpa lagi dengan kawan sedaerah! Pelayanannya cukup ramah. Sayang, dia masih suka menawarkan perawatan ini dan itu padahal sudah kutolak. Tak apalah.