Skip to main content

Pesan

Wahai kamu, perempuan yang sedang membaca pesan ini. Malam ini, aku akan memberimu satu pesan, ya sebagai hiburan saja. Jangan terlalu serius walaupun isi pesanku bukan candaan lucu-lucuan. Pesan satu ini perihal lelaki.

Laki-laki itu datang dan pergi sesuka hati. Kamu tahu, laki-laki adalah makhluk yang paling pandai bermain tarik ulur. Merekalah yang datang terlebih dahulu, membanjiri kita dengan kata-kata juga gestur istimewa sampai kita mulai terbiasa, lalu pergi bersembunyi. Membiarkan kita yang datang sendiri dan mencari. Seolah-olah kita yang butuh (padahal memang butuh karena kita sudah masuk perangkap). Cerdik katamu? Memang, namanya juga laki-laki. Mengesalkan.

Nah, apakah kamu pernah ditinggalkan laki-laki? Sama kalau begitu, aku juga pernah. Aku tahu rasanya ingin menenggelamkan diri dalam luka yang tampaknya abadi. Aku tahu rasanya kehilangan senyum sebab muram. Aku pun paham ketika kamu bilang dunia tampaknya tidak berpihak padamu lagi.


Duhai, perempuan...
Jangan biarkan dirimu larut dalam lautan nestapa.
Ambil baiknya, buang buruknya
Meskipun ini adalah ungkapan penghibur hati yang tampaknya sudah menjadi template sehari-hari, nasihat krucil ini benar adanya! :)

Setiap orang membawa pesan yang berguna untuk kehidupan kita. Itulah mengapa mereka dihadirkan, tentu supaya dapat engkau tarik pelajaran darinya. Pertemuan itu Allah yang mengatur, begitu juga dengan perpisahan. Laki-laki bisa datang dan pergi, tetapi semoga pesan-pesan kehidupan yang pernah mereka torehkan tetap hidup abadi.

Hapuslah sedih yang menyelubungi hatimu saat ini. Buang jauh-jauh rencana balas dendam yang telah kamu susun sedemikian rupa demi menyadarkan ketololan dia yang sudah menyia-nyiakanmu. Sudah. Biarkan Allah saja yang menyadarkan, ini bukan tugasmu. Yang seharusnya menjadi perhatianmu adalah bagaimana menetralkan perasaan. Juga bagaimana mengambil hikmah dari balik duka.

Proses penyembuhan hati tidaklah gampang, aku mengerti. Kata-kataku ini bisa jadi hanya lewat sepintas lalu tanpa meninggalkan jejak yang berarti. Tidak apa-apa. Yang jelas kamu sadar bahwa kamu tidak sendiri. :)

Ingatlah, kamu selalu punya aku sebagai kawan tempatmu berbagi.
May happiness always follow you around. ;)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun