Skip to main content

Alopecia

Semalam, aku mimpi mengidap alopecia. Rasanya sedih banget. Kamu tahu apa itu alopecia? Alopecia secara harfiah adalah kerontokan rambut, tetapi yang semalam muncul di mimpiku adalah alopecia areata, yakni suatu penyakit autoimun yang menyerang kulit kepala dan mengakibatkan kerontokan rambut. Memang, sih, beberapa bulan lalu aku melihat video salah seorang staf Buzzfeed yang menderita alopecia areata dan aku terbayang-bayang hingga sekarang. Masalahnya, ketika aku lebaran di Medan, aku selalu dapat komentar, "Rambutmu tipis banget sekarang. Rontok banget, ya? Tuh, garis kulit kepalanya mulai terlihat di bagian sini dan sini." Itu rasanya....aaaaaaaaaah oh no! I'm going bald! (oke, hiperbola)

Kerontokan rambutku memang masuk kategori tidak wajar, menurutku. Tiap keramas, rambutku rontok banyaaak banget bisa sampai belasan helai. Sampai-sampai aku ngeri sendiri bila sudah jadwalnya keramas saking sedihnya melihat rambutku berguguran. Ah, belum lagi tiap melepaskan ikat rambut. Tiap menyugar rambut. Tiap menyisir rambut. Rontok semua. Dikira-kira sampailah 50--75 helai per hari. Padahal, aku bukan tipikal orang yang suka bereksperimen dengan rambut. Aku nggak mewarnai, meluruskan,  maupun mengeriting rambut. Aku rajin memasker rambut, pakai vitamin rambut, juga memakai sampo dua hari sekali. Lantas salahnya di mana? Oh ya, aku berjilbab, sih, jadi nyaris setengah hari dari pagi sampai sore rambutku tertutup kain jilbab dan selalu diikat. Akan tetapi, aku nggak pernah mengikatnya kencang. Juga, aku tipikal orang yang berlama-lama di tempat wudu perempuan karena aku selalu menggerai rambut dan mematut diri di kaca setiap akan berwudu dan setelahnya. Yang mana berarti, selalu ada waktu 'istirahat' untuk rambutku dalam seharian itu. Orang lain rerata hanya melepas pentul kerudungnya dan membasuh bagian depan rambutnya tanpa melepas keseluruhan jilbab, sementara aku nggak begitu soalnya ya...kapan lagi aku bisa buka jilbab di tempat umum dan mengagumi diri sendiri di kaca? Wakakaka, emang narsis sih ya aku. :p


Intinya, aku bingung sekali kenapa sekarang rambutku gampang banget rontok. Apa karena aku stres, ya? Sempat stres mikirin skripsi dan mikirin kamu. Aelah. Berhenti juga, nih, aku galau demi akar rambut yang kuat! Hahaha. Berbagai perawatan rambut rontok juga sudah kujalani. Pakai sampo khusus rambut rontok? Udah. Sempat pakai Dove Hair Fall Treatment berikut kondisioner. Selain itu, aku pakai Dove Root Treatment berbentuk ampul. Aku sempat menghabiskan dua kotak dengan ngirit-ngirit duit jajan. Pakai Intense Hair Care Dove juga tiap sehabis keramas. Memang berkurang sedikit. Sekarang, aku ganti ke Rudy Hadisuwarno Hair Loss Defense. Hair loss mamen, hair lossssss. Duh, depresi banget dengarnya, aku berasa orang tua. :(

Yes, lagi-lagi mesti menghabiskan ratusan ribu untuk perawatan RH itu. Sampo, kondisioner, tonik, masker, dan juga serum hair growth-nya yang naudzubillah dah mahalnya... Aku belum bisa membandingkan hasilnya sih, ya, yang jelas, rambutku masih rontok. Serum hair growth-nya juga belum aku pakai sesuai jadwal yang disarankan jadi aku belum bisa mengecek apakah ada rambut baru yang tumbuh. Masker dan serumku sudah habis, nanti aku beli lagi dan harus lebih konsisten menggunakannya. Bismillah deh ya. :')

Aih, aih. Aku rasanya mau ke dokter .SpKK untuk menangani masalah rambut rontok ini. Sudah telanjur parah. Rambut itu mahkota perempuan, ya kan? Nggak mau, dong, kehilangan mahkota? Hiks. Adakah yang juga mengalami masalah rambut rontok dan sudah berkonsultasi ke dokter? Aku minta rekomendasinya, dong. ^^

Let's fight this hair loss problem together!

Catatan: mimpiku hanya di paragraf pertama soal si alopecia areata. Masalah kerontokan rambutku adalah benar adanya dan bukan mimpi belaka. :'D

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.