Skip to main content

Lipstik Revlon Colorburst Matte Balm - Sultry

¡Hola!

Sore ini mau mengulas (tsah, bukan me-review) Revlon Colorburst Matte Balm 225 Sultry. Sebelumnya, welcome August! So, new month, new...lipstick? Haha nope, nggak selalu. Kadang satu, kadang dua (eh!) tetapi kadang juga nggak beli. Tergantung kondisi kantong dan emosi. (lah)
Ya intinya, kebetulan saja aku melangkahkah kaki ke konter Revlon dan memboyong lipstik satu ini. Baca-baca dari berbagai resensi yang diulas oleh para beauty blogger Indonesia, katanya RCMB ini bagus.

Ada sepuluh warna yang bisa dipilih dan aku memilih shade Sultry yang berwarna rosy brown. Ceritanya, aku bosan (nggak juga, sih) dengan warna bold macam merah cabe, merah terang, dan merah gelap. Dan lagi malas diprotes, "Kamu ngejreng banget," atau "Kamu pede, ya, pakai warna itu," atau "Kamu kelihatan jauh lebih tua dengan lipstik itu." Yah, namanya selera orang beda-beda. Toh, selagi kamu pede aja dengan lipstik pilihan, ya udah sih. Namun, sekarang pengin aja dibilang kalem bin feminin dengan warna yang lebih lembut macam rosy brown ini.

Ini dia penampakan lipstiknya!



Dikemas dalam tabung panjang yang berwarna sesuai warna si lipstik. Ini memudahkan kita untuk mengetahui warna lipstik tanpa harus membuka tutupnya. Aku suka kemasannya! Panjang kemasannya sesuai genggaman dan bahan kemasannya doff. Enak digenggam, deh. Tampilannya pun elegan, keren untuk ditaruh di tas makeup. :p

Lipstik RCMB ini beraroma mint dan ada sensasi dingin tatkala kita memulaskannya di bibir. Nggak ganggu, kok, sepuluh menit juga hilang. Teksturnya oke, meluncur halus di permukaan bibir tanpa perlu mengoleskan pelembab terlebih dahulu. Biasanya, kan, mengaplikasikan lipstik matte tidak semudah lipstik creamy karena teksturnya yang cenderung kering. Nah, yang satu ini nggak membuat bibir kering. Ulala, me likey!

Dari segi warna, lipstik ini sangat pigmented, gadis! Sekali pulasan juga cukup. Warnanya opaque, nggak sheer. Jadi, garis-garis bibir kamu aman tertutupi. Untuk ketahanan...hm, so-so. Empat jam tahan. Transfer proof? Not really.

Berikut ini swatch-nya di tangan dan di bibir.

swatch tangan

swatch bibir

Untuk harga, lipstik RMCB dibanderol dengan harga Rp99.000,00. Harganya mungkin bervariasi tergantung kamu beli di mana. Aku beli di konter Revlon di Matahari Detos.

Revlon Colorburst Matte Balm ini mengembalikan kepercayaanku pada lipstik-lipstik Revlon. Sungguh, dulu lipstik seri Ultra HD-nya meruntuhkan penilaianku. Lipstik yang diklaim wax free dan moisturizing ini sukses mencetak garis bibir secara jelas. Ya memang sangat lembab, sih, tetapi...dari segi warna entah mengapa jadi kurang pigmented. Mesti berkali-kali pulas dan akhirnya my lips feel buttery! Yah, mungkin karena aku salah pilih warna kali, ya? Waktu itu aku beli Magnolia dan Sweet Pea yang notabene warnanya nggak ngejreng. Kapan-kapan aku review lengkap dengan swatches-nya, ya. :)

Di lain waktu, kamu mesti coba Revlon Ultra HD Matte Lipcolor atau Revlon Colorstay Moisture Stain. Kemasan dan pilihan warna mereka oenjoe sekalie. ♡♡♡ Those are on my list. Just wait and see. ^^

So, to wrap up this review, lemme mention again the plus and minus of this RMCB.

(+)
Warna pigmented dan pilihan warnanya beragam
Kemasan elegan
Matte finish
Memiliki sensasi dingin (bagiku, ini poin plus)
Tekstur lembab jadi mudah diaplikasikan

(-)
Tidak transfer proof
Daya tahan biasa
Cukup mahal

Sampai jumpa di resensi produk berikutnya, gadis!




Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun