sumber gambar |
"Kamu jangan ke mana-mana, di sini sajalah."
Pernyataanmu membuatku urung untuk menghentikan pembicaraan, meskipun sudah larut malam. Kita mendiskusikan satu topik lagi lalu kamu berhenti.
"Wid..."
"Iya, Re, aku di sini."
"Sudah malam, kita tidur, ya?"
"Baiklah."
"Tetapi teleponnya dibiarkan saja."
"Kenapa?"
"Aku rindu. Setidaknya dengan ini aku merasa kamu ada di sini. Nemenin."
"Ya sudah, asal kamu tidak tidur sambil bersuara."
"Haha, tidak akan."
"Oke, Re, assalamualaikum. Aku pamit tidur dulu."
"Waalaikumussalam."
Lalu
aku memejamkan mata sembari menajamkan telinga. Berusaha kucari-cari
dengkur halusmu di seberang, tetapi nihil. Hanya ada suara jangkrik.
"Selamat tidur, Re," aku berbisik. Semoga nanti tidak hanya suaramu yang
berbaring di samping. Semoga suara itu mewujud raga. "Aku juga kangen. Kangen sekali," ucapku terakhir sebelum melayang ke dunia mimpi.
Comments
Post a Comment