sumber gambar |
S: Duh, kusangka kau hendak mengenalkanku pada seseorang.
D: Pada siapa memangnya?
S: Ya entah, pertanyaanmu tadi seakan-akan mencari tahu kekosonganku atau tidak.
D: Hahahaha, sebenarnya kosong, tetapi hatimu belum.
S: Hahaha, kau memang paling mengerti.
Ibarat gelas kaca yang dipanaskan lalu pecah bila api dibesarkan.
Ibarat balon yang penuh udara dan pecah bila makin dikembungkan.
Ibarat mangkuk yang penuh air lalu luber bila diisi lagi.
Itulah ilustrasi hati yang disesaki kenangan, belum siap menerima lagi.
Terlepas dari luar biasa indahnya kenangan
atau pedih peri yang timbulkan ketakutan
tak mudah mengosongkan hati yang
telah dipenuhi hal-hal itu.
Cheers,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment