Mataku pedih, kepalaku pening, tetapi aku belum bisa mengarungi alam mimpi. Lagi-lagi insomnia. Kerjaanku sedari tadi hanya membuka-tutup berbagai media sosial milikku demi mencari keberadaan dirimu. Memang nihil, tak ada kabar baru. Tapi, aku melihatmu online sore tadi. Ingin rasanya kusapa, sayangnya aku terlalu malu.
Kau. Tidakkah berniat menyapaku walaupun hanya sepatah dua patah kata saja?
Bukankah dulu kau sering mengabariku?
Bukankah dulu kau sering mengabariku?
Mengapa kau datang sekelebat
kemudian
meninggalkanku sekejap mata?
kemudian
meninggalkanku sekejap mata?
Jangan.
Menjadi penebar perhatian tidaklah baik.
Apalagi penebar harapan.
Jangan, kumohon.
Menjadi penebar perhatian tidaklah baik.
Apalagi penebar harapan.
Jangan, kumohon.
Mungkinkah kau menyadari kesalahanmu lalu bersiap siaga menjaga jarak denganku? Begitu?
Comments
Post a Comment