Ada kamu di daftar keinginanku tahun lalu. Sempat ada namamu kutuliskan di situ. Hari ini kudengar pembacaan kapsul waktuku oleh seorang teman di angkatan. Sedikit hambar kurasa ketika ia menyebutkan kamu. Masalahnya, tidak ada lagi kamu, baik di hati maupun di angan-angan.
Setahun berjalan sudah dan aku sudah menyerah. Lelah mempertahankan rasa dalam kepura-puraan bahwa aku baik-baik saja acapkali kamu bercerita tentang dia. Satu tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memutuskan; apakah mempertahankan atau melepaskan? Aku akhirnya memilih untuk melepaskan walaupun rasanya...ya sakit. What did you expect?
Melepaskan itu memaafkan. Memaafkan semua yang menyakiti hati, menerima semua yang telah terjadi, dan merelakan semua kemungkinan larut dalam mimpi-mimpi. Ada kamu di daftar keinginanku tahun lalu. Cukuplah itu menjadi penanda bahwa aku memang sempat jatuh cinta dan ingin benar padamu.
--
Semakin berjalannya waktu dan bertambahnya kedewasaan, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak setiap mimpi harus diwujudkan. Ada mimpi yang akhirnya terlelap dan terlupakan di minda, itu bukan masalah. Ada mimpi yang harus terkubur dalam, itu pun bukan masalah. Mimpi yang terkenang di angan bukan lagi masalah asal kita tidak pernah berhenti menumbuhkan mimpi-mimpi baru. Toh, tidak semua yang kita inginkan diberi sama Tuhan, bukan?
Luv,
Nadia Almira Sagitta
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment