dok. pribadi Pesta Perayaan |
"Akankah Gregor kembali ke wujud aslinya?" tanya pembawa acara pertunjukan Teater Pandora malam kemarin. Tiga hari ini, Teater Pandora UIN Sunan Kalijaga mementaskan tiga karya klasik dan salah satunya adalah novelet Metamorfosis karya Franz Kafka. Aku belum membaca karya Kafka maka yang hendak kubeberkan di bawah ini didasarkan pada pengalaman nonton saja.
Ketika lampu dinyalakan, sebuah pesta tengah digelar. Pesta perayaan kesuksesan Gregor Samsa sebagai salesman. Nah, ketika Gregor pulang, ia disambut hangat oleh ayah, ibu, dan adiknya Grete. Keberhasilan Gregor tentu membawa kelegaan karena sebagai tulang punggung keluarga Gregorlah yang dapat diandalkan untuk melunasi utang keluarga pada Manajer Hugo, atasan Gregor. Tak ada yang mengira malam itu di kamar tidur Gregor akan berubah menjadi makhluk aneh nan menjijikkan. Suasana begitu cepat berganti dari penyanjungan ke penistaan. Gregor yang dahulunya dipuja-puji keluarga juga rekan kerja kini diasingkan hanya karena fisiknya berubah drastis. Oh, betapa manusia masih menomorsatukan rupa wajah, ya!
dok. pribadi Makan malam |
dok. pribadi Panik |
Pada akhirnya ia mati. Berdarah-darah setelah sekarat seorang diri. Tuan Samsa menjadikan kematian Gregor sebagai alasan tepat untuk mengangkat kaki dari rumah. Grete pun berpendapat demikian. Hanya ibu yang masih bersedih ditinggal anak kebanggaannya.
Mengapa ceritanya berakhir setragis itu, ya? Tidak seharusnya keluarga ikut membuang Gregor setelah ia diasingkan dari lingkungan sosialnya. Malahan yang kulihat ayah Gregor begitu bernafsu memukul dan menendang anaknya dan Grete pada akhirnya hilang kesabaran kemudian mengambinghitamkan Gregor atas semua kesialan yang terjadi. Belas kasih satu-satunya kuharapkan datang dari sosok ibu, tetapi sayang ia terlalu lemah untuk berjumpa dengan Gregor. Belum lagi Tuan Samsa menahan istrinya untuk menemui Gregor.
Setting-nya cukup baik dan kostumnya juara! Aku sukaaaa. Meskipun semua pemeran perempuannya berjilbab, mode zaman dulu tetap muncul. Sayangnya, suara pemain tidak semuanya jelas terdengar. Ekspresi masih kurang total, tetapi tak apa. Aktor favoritku ialah Gregor yang tatkala sakit bak orang epilepsi wkwk total banget itu.
Makasih atas pertunjukannya, Teater Pandora! I'll read the book! Berkat kalian, lho, ini.
dok. pribadi |
Comments
Post a Comment