Judul: Secangkir Teh Mint
Penulis: Fauzan Fadli
Penerbit: Aksaramaya
Secangkir Teh Mint. Aku berekspektasi besar pada cerpen ini karena Fauzan menempatkannya sebagai judul utama. Akan tetapi, aku tidak terkesan dengan cerpennya yang ini. Alurnya agak tergesa dan dipaksakan, aku tidak suka. Selain itu, cerita kedekatan Rino dan Ilmira kurang digali. Iya, aku tahu ini hanya cerpen dan tidak mungkin ada penggambaran secara mendetail, tetapi tetap saja cerita ini hanya mengambang di permukaan. Oke, kita kenal sepuluh tahun dan tiba-tiba kita sekantor tiga tahun. Lalu tanpa banyak basa-basi dan pendekatan, kau melamarku. Lah? Siapa yang mau? Agak-agak juga, nih, cerpen. Haha.
Aku sempat terkecoh dengan gaya bercerita Fauzan Fadli. Kusangka, kelima cerpennya polos dan santun berhubung aku mendapatkan kesan tersebut pada cerpen pertama yang berjudul "Lelaki 3 Wanita". Eh, tak dinyana pada cerpen berikutnya, Fauzan menggambarkan fisik perempuan dengan vulgar bahkan sampai imajinasi laki-laki tentangnya. Aku maklum, barangkali karena penulisnya juga laki-laki. Tidak masalah.
Sayangnya, aku kurang suka dengan layout-nya. Dari sekian buku yang kubaca di iJakarta, kumcer ini memiliki layout terburuk. Aku tidak suka karena aku tidak bisa mengubah tampilannya menjadi vertikal. Tampilan horizontalnya buruk, beberapa kali ngadat ketika aku membolak-balik halaman. Sayang sekali. Oh ya, kumcer ini juga penuh typo. Duh, tidak disunting atau bagaimana? Memang kesalahan pengetikan hanyalah kesalahan kecil, tetapi cukup mengganggu pembaca.
Aku memberi kumcer ini nilai 3,5 dari 5. Cukuplah untuk penulis pendatang baru. Well, tidak begitu baru juga, sih, karena dia seorang blogger. Yuk, baca kumcer ini di aplikasi iJakarta! Sudah unduh belum?
Salam,
Nadia Almira Sagitta
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment