Skip to main content

Bacaan Fiksi Selama 2016

sumber gambar

Selamat datang 2017! Semoga kita bersahabat, ya. Tahun baru datang, merajalela pula slogan new year, new me. Oke, aku juga ingin membuat target tahun ini. Salah satu targetku adalah membaca 52 buku dalam setahun. Better, menuntaskan 52 buku dalam setahun. Akhir-akhir ini aku cukup sering menganggurkan buku, entah kenapa. Nah, pada postingan kali ini, aku ingin melihat kembali buku-buku yang menemaniku sepanjang tahun. Sejauh ingatanku, aku sudah membaca 45 buku pada tahun 2016, terlepas dari selesai tidaknya. Berikut ini daftarnya.

  1. Salah Pilih – Nur St. Iskandar
  2. Northanger Abbey – Jane Austen
  3. Persuasion – Jane Austen
  4. Jakarta Sebelum Pagi – Ziggy Zezsyazabrizkie
  5. Di Tanah Lada – Ziggy Zezsyazabrizkie
  6. Critical Eleven – Ika Natassa
  7. Antologi Rasa – Ika Natassa
  8. Twivortiare 2 – Ika Natassa
  9. Me Before You – Jojo Moyes
  10. After You - Jojo Moyes (belum selesai)
  11. Kukila – Aan Mansyur
  12. Tidak Ada New York Hari Ini – Aan Mansyur
  13. Tabula Rasa – Ratih Kumala
  14. Secangkir Teh Mint - Fadil
  15. Kerumunan Terakhir – Okky Madasari
  16. Pengakuan: Eks Parasit Lajang – Ayu Utami
  17. Lalita – Ayu Utami
  18. Finding Audrey – Sophie Kinsella
  19. Ketika Dhira Jatuh Cinta – Nadhira Arini
  20. Rabu Rasa Sabtu – Arswendo Atmowiloto (belum selesai)
  21. Little Women: Gadis-gadis March – Louisa May Alcott (belum selesai)
  22. Nyanyian Akar Rumput – Wiji Thukul (belum selesai)
  23. Dua Ibu – Arswendo Atmowiloto
  24. Sepotong Senja Untuk Pacarku – Seno Gumira Ajidarma
  25. Pasung Jiwa – Okky Madasari
  26. Genduk – Sundari Mardjuki
  27. 86 – Okky Madasari
  28. The Outcast – Okky Madasari
  29. Kei – Erni Aladjai
  30. The Swiss Family Robinson – The Classic Starts
  31. Cinta dan Kesialan-kesialan – Lang Leav
  32. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi – Joko Pinurbo
  33. Corat-coret Di Toilet – Eka Kurniawan
  34. Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan (belum selesai)
  35. Upacara - Korrie Layun Rampan (belum selesai)
  36. Trilogi Soekram – Sapardi Djoko Damono (belum selesai)
  37. Lelaki Yang Membelah Bulan  – Noviana Kusumawardhani
  38. Canting – Arswendo Atmowiloto
  39. 9 dari Nadira – Leila S. Chudori
  40. Malam Terakhir – Leila S. Chudori
  41. Bastian dan Jamur Ajaib – Ratih Kumala
  42. Aruna dan Lidahnya – Laksmi Pamuntjak (belum selesai)
  43. Bangun Lagi Dong, Lupus – Hilman Hariwijaya
  44. Amba – Laksmi Pamuntjak
  45. Dikatakan Atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta – Tere Liye
  46. Di Balik Kerling Saatirah – Niknik M. Kuntarto
  47. Halimun: Sepotong Cinta di Tanah Dayak – Ratih T.H.
  48. Rumah Bambu – Y.B. Mangunwijaya (belum selesai)
All I can say is alhamdulillaah. Alhamdulillah atas segala waktu luang yang Allah berikan padaku untuk membaca buku-buku. Alhamdulillah atas kemudahan akses bacaan melalui aplikasi iJakarta. Terima kasih kepada para pengarang karena telah memberiku wawasan baru, menyuarakan kegelisahanku, daaaan memberiku hiburan yang tak ternilai. Semoga tahun ini, 2017, aku bisa tetap membaca banyak buku di tengah kesibukan yang kujalani kelak. Semoga kamu juga. Bismillah, semangat! ^^

Kamu punya saran bacaan untukku? Silakan berkomentar di bawah ini, ya.

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Comments

  1. Jangan takut sama waktu, dia cuma bisa Jalan sisanya kita yang atur.
    Jangan bingung sama omongan orang, mereka cuma bisa bilang, sisanya kita yang merasakan.

    Jangan stres.. nabi nggak ngajarin soalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear, Anon.

      Aku nggak kenal kamu, tetapi pastinya kamu temanku karena kamu tahu aku lagi bermasalah dengan dua hal itu.

      Terima kasih, ya, pengingatnya. Iya, Rasul nggak mengajarkan stres. Akunya overthinking. :)

      Keep being wise, Anon. May your life be filled with happiness! :)

      Cheers,
      Nadia Almira Sagitta

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.