Skip to main content

Modus

SEMUA LELAKI ITU MODUS!

Nggak kamu, nggak dia, yang ini, atau yang onoh semuanya punya bakat modus. Lah, sama saja.

Mau modus sampai mampus atau mau sayang-sayangan sampai kenyang juga nggak bakal mengubah pilihan jodohmu yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Silakan aja pacaran bertahun-tahun atau naksir orang sepanjang masa, nantinya kalau kita berjodoh kamu pasti balik ke aku. Yah, sebenarnya mah aku nggak ngarepin orang yang macam begitu, sih. Ngapain, I deserve better kali. Kalau aku bersikeras menyukai Tuan X sampai rela mencurahkan segala sesuatu milikku, kesempatan akan datangnya pemuda yang lebih baik mengecil. Mata ini telah dihalangi tabir cinta yang sebenarnya semu. Cinta yang sebenarnya tak membawamu ke mana-mana selain jurang mematikan penuh duri sendu. Bagaimana jika suatu saat nanti datang seseorang yang persis seperti harapanmu? Wah, kau pasti menyesal menyia-nyiakan waktu dengan seseorang yang jauh dari harapan-tetapi-kau-pertahankan-atas-nama-cinta.

Jadi, kesimpulannya apa?
Satu, jangan termakan modus.
Dua, jangan terlalu cinta pada sesuatu yang belum menjadi hakmu, Sayangku.

Gadis-gadis manis nan cerdas macam kalian terlalu mulia untuk disia-siakan oleh modus tak bermutu.

Silakan menikmati setiap perjalanan rasa. Nyanyikanlah lagu "You've made me so very happy. I'm so glad you came into my life!" pabila kau mau. Silakan ekspresikan segalanya. Akan tetapi, jangan sampai cinta itu menjerumuskanmu. Cinta itu seperti lumpur hisap. Sekali kau masuk, sulit sekali keluar darinya. Cintailah dia sewajarnya saja. Masa kau rela memperjuangkan seseorang yang belum berani memperjuangkanmu? Fufufu~ Mari berpikir rasional! ♡

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.