Di ujung jalan itu setahun kemarin
Kuteringat kumenunggumu
Bidadari belahan jiwaku
Entah berapa lama
Satu jam menanti, kutermenung
Kencan pertama hilang tak bertepi di anganku
Sayang, walau bulan tak bercahaya
Cintaku selalu dalam jiwa
Di lubuk hati terdalam
Sayang, jika memang kau sungguh sayang
Diriku takkan berpaling lagi
Kupeluk selamanya
(Kahitna)
--
Wkwk. Jalan itu tak lagi sama, lho. Eh, secara fisik mah sebenarnya masih sama tak ada perubahan hanya rasanya aja yang berbeda. Serasa ada yang hilang gitu. (Oops! Lebay detected) Oke, ini sama lebaynya dengan orang-orang yang berkata, "Aku tak bisa hidup tanpa kamu." Well helloooo, sebelum kamu datang juga aku hidup sehat sentosa, kan? Itu betul, tetapi si dia telanjur melangkahkan kakinya ke hidupku. Telanjur menyemarakkan hidupku dengan kembang api warna-warni. Telanjur mewarnai kanvas hidupku dengan kuas cinta. Hahaha kapan kamu berhenti hiperbola, Nad? (geleng-geleng kepala) Karena segala ketelanjuran itu, tatkala ia menghilang tentu saja ada yang hampa, dong? Iya nggak, iya dong, iya deh ya? That's why semuanya tak lagi sama. Fufufu. Etapi walaupun sikonnya tak lagi persis sama, cintaku selalu dalam jiwa seperti kata Mas-mas Kahitna. Hahaha sumpah mau ngakak pas nulis ini. Cheesy banget! Ini tulisan maksa banget, deh, mentang-mentang lagi cinta dengan "Setahun Kemarin"-nya Kahitna. Kalian mesti dengerin lagunya karena musiknya asyik! Seriously. (^-^*)
Sayang, jika memang kau sungguh sayang
Diriku takkan berpaling lagi --> setelah dipinang dan dinikahi, tentunya. Hahaha ngapain sesetia itu sama sosok yang bukan belahan jiwa. Azegg. (Canda, sik. Lagi musingin skripswit)
Cheers,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment