Skip to main content

Galau

Oleh: Nadia Almira Sagitta

Dengan mudahnya wanita itu berpaling.........
Seakan waktu itu tak pernah terjadi
Dia seakan melupakan semuanya
Mungkin memang hanya sebentar saja waktuku bersamanya
Hanya saja, mengingat semua kenangan itu membuat hatiku pedih
Saat aku dibuatnya galau
Saat aku diberi hadiah darinya
Hanya sebuah buku puisi kesukaannya, tapi sangat bermakna bagiku
Saat wajahnya senantiasa menghiasi tiap aktivitasku
Saat aku berbincang dengannya, rasa deg-deganku
Saat aku pulang sekolah bersamanya
Tawa kami, canda kami, pembicaraan kami
Seolah tak mengenal umur dan statusnya sebagai kakak kelasku
Aku........menyukainya
Tapi, tadi aku melihat dirinya
Diantar pulang oleh seorang lelaki
Mereka tampak asyik berbicara, sesekali ia tersenyum malu-malu
Ketika kulihat tatapan cowok itu terhadap dia, si pujaan hatiku
Kutemukan satu rasa di sana, ada tatapan cinta di antara mereka
Ya, mereka terlihat begitu bahagia.......
Aku merasa dibuang, tak dianggap
Kegalauan itu kembali merayapiku
Hari-hariku kosong tanpanya
Rasa cemburuku tiap aku melihat dirinya
Terlalu pusing aku untuk memikirkan semua ini
Ingin rasanya aku berbagi cerita kepada seorang kawan
Namun semua ini berantakan di kepalaku, entah aku harus memulai dari mana
Dan kini, aku terduduk menyambut hujan
Rintik air yang kian cepat membasahi diriku membuat diriku sedikit terhibur
Seakan semua masalahku terluapkan di sini
Sobat kentalku menghampiriku, dan menghiburku
Katanya, tak usahlah aku bersedih, apalagi hanya gara-gara cinta
Aku merenungi kata-katanya
Menemukan satu jawaban di sana
Cinta....
Terkadang membuat kita senang, terkadang membuat kita sedih
Cinta itu membingungkan dan buram.....
Cinta, satu kata penuh rahasia.

Thanks to: Film Cinta = Cindolo Na Tape, inspires me. haha

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.