Hari ini aku bertemu kak Soraya. As always, dia selalu saja mengagetkanku. -_-v
"Nad, kamu nggak datang PINK?"
"Iya, nih. Sibuk ngurusin makalah."
"Wah, makalah mengubah duniamu, ya."
"Ah, kakak mah gitu. Tadi topiknya apa emang?
"Hijab."
"Oh."
"Tadinya aku juga mau ke iSource juga, sayangnya ada urusan."
"Aku juga awalnya mau ke sana, kak, tetapi nggak jadi. Mau makalah dulu."
Kehadiran bikun memutus sejenak percakapan kami. Setelah duduk di kursi, kak Soraya kembali berceloteh,
"Nad, tahu nggak, kita nggak bisa mengecap orang yang belum berjilbab dan orang yang sudah berjilbab syar'i. Dunia ini berputar, bisa jadi suatu saat dia yang belum berjilbab hijrah atau mereka yang sudah berjilbab berubah."
DEG.
"Ng...iya, kak. Aku udah pernah ngerasain..."
"Iya, Nad. Kata pemateri PINK tadi, sih, begitu. Semua bisa berubah. Nikmat Allah berputar."
"Seniorku dulu nggak berjilbab, lalu berjilbab panjang sampai sebetis, lalu dia lepas jilbab. Kisaran waktunya hanya tiga-empat tahun."
"Oh ya? Andai ada satu nikmat yang bisa ditukar untuk mempertahankan kondisi seperti ini, aku mau tukar, Nad. Mempertahankan itu sulit. Takut aku."
"Benar, kak. Benar...banget."
Seketika saya teringat kak Soraya yang acapkali menanyakan, "Nad, manset kamu ke mana?" Awalnya hanya karena aku buru-buru ngampus dan lupa pakai manset, lalu manset berangsur-angsur menghilang dan aku malas beli lagi, akhirnya jarang pakai manset saat keluar rumah. Kesalahan akhirnya menjadi kebiasaan dan pembiaran. Allahu.
"Kak, aku ngerasa...berubah banget."
"Kenapa?"
"Nggak tahu. Baru juga satu semester lepas dari LDK, aku jadi nggak teratur gini. Nggak pernah datang kajian lagi, nggak liqo lagi, seperti hilang fokus dan ghirahku lenyap. Sedih."
"Semangat, Nad. Semoga bisa kembali lagi. InsyaaAllah. Aku turun dulu, ya. Dah."
"Iya, kak. Makasih, ya. Dah."
Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbi 'alaa diniik. Allah, Engkau masih di sini, kan? Oh, sungguh, aku rindu sekali. Bisa Engkau kembalikan aku ke pribadiku yang dulu?
Comments
Post a Comment