Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Obrolan saudari: ngemil

F: Hi! N: Heyy. F: What are you doin? N: Shopping. Groceries shopping. F: I want to go too. N: What? Hahaha. F: I wanna buy snack. N: I buy fruits and veggies for my smoothies. I rarely buy biscuits and chips now. F: Ooooh not fun! I eat chips now. N: Oh yea? What kind of chips? F: Nacho cheese. Doritos. Hehehe, we are kinda opposite. Hahahaha sebenarnya mah kita nggak gitu berbeda, Fir. Aku juga suka ngemil kue dan keripik. Hanya saja, sekarang lagi membatasi makanan semacam itu. Makin bertambah umur makin peduli kesehatan, lah. Lagi usaha mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Haha, kau jangan malas makan buah dan sayur! But for now, enjoy your chips! :9 Luv and kangen, Nadia Almira Sagitta

Food combining

Demi apa pun aku baru tahu pengombinasian makananku dalam sehari kacau sekali. Cenderung nggak sehat. Apa mau dikata makanan anak kos mah...  Mesti menghindari nasi ayam, kwetiau, dan nasgor kayaknya. Sudah terlampau sering mengonsumsi makanan kurang serat bin kaya minyak itu. Mesti lebih banyak makan sayur, buah, dan protein lain. Aaaa, mau cerita soal food combining , tetapi aku belum ada waktu untuk mengetik ceritanya. Lagian, aku belum praktikkan FC ini. Nanti, deh, aku cerita kalau sudah memulai FC yang sehat agar nggak terkesan omdo. ♡ Demi hidup anak kosan yang lebih sejahtera! Cheers, Nadia Almira Sagitta

Hari buah (?)

Halo! Buonaseraaaa~ Semangat bener, ya, aku. Iya, hari ini lagi bahagia alhamdulillah. ♡ Lagi banyak makan, jadinya bahagia. Pagi tadi ngemil avokad (tsaelah, camilannya buah). Aneh, sih, makan avokad gitu aja, jadi aku tambahkan madu dan meses. Rasanya lumayan walaupun masih agak pahit. :'9  Siang tadi, aku dan teman sekelas ditraktir Nindy yang sedang berulang tahun! Kyaaa makan enak dan gratis! Bahagianya anak kos itu sederhana. ♡ Sepulangnya dari sana, kabel charger-ku lenyap. Iya, lenyap entah terjatuh di mana. Kehilangan kabel data cukup membuatku stres, soalnya kabel itu asli dan baru beli tiga minggu lalu. Nah, aku jajan jus buah untuk menenangkan stres. Seperti biasa, pesan jus buah tanpa susu. Kamu tahu, kan, buah itu tidak boleh dicampur susu? (yang akhirnya aku ragukan karena smoothies nyaris selalu pakai susu) Entahlah, tetapi aku jadi parno mencampur jus buah dengan susu kental manis. Lagian buah itu sudah memiliki fruktosa, lalu dicampur air gula dan susu k...

Berbelok

A: Aku tahu, kok, aku salah. Entah kenapa aku jadi begini lagi. Seperti dulu saat belum tahu apa-apa. Sekarang rasanya berat sekali karena sesungguhnya sudah paham ilmu, tetapi tak dapat kuimplementasikan. M: Urusan salah atau benar, kalian yang lebih tahu dariku. Tapi, yang namanya perasaan itu sulit dikontrol. Mungkin itu yang buat kau jadi belok seperti ini. A: Yah, I should've known . Aku lelah, M. Tak banyak yang dapat kukhayalkan tentang masa depan. Rasanya aku ingin menyudahi saja. M: Kenapa tidak dari dulu? A: Well, kau tahu, ketika baru saja menyukai seseorang, mana ada kau berpikir tentang hal yang jauh. M: Ya, aku pun pasti masih asyik-asyiknya kasmaran. Jadi bagaimana? A: Entahlah. M: Tampaknya kau hobi sekali mengkhawatirkan hal yang belum terjadi, ya? Pikiranmu, lho, yang menggalaukan dirimu, bukan orang lain. Terlalu banyak, "Kalau begini bagaimana? Kalau misalnya seperti ini bagaimana?" Santailah dan jalani saja. A: Kucoba. Akan kucoba.  Lu...

Hati yang Dinamis

C: Allah itu Maha Membolak-balikkan Hati. Hatimu dinamis, tolong kali ini pindahlah ke yang lebih baik. I: Tidak bisa. Bukankah sudah kukatakan kalau aku sudah mencoba? C: Pasti bisa. Hatimu itu dinamis, kayak love and go . Kadang aku mau sepertimu. I: Yah, love, get hurt, and then go . Tapi apa kau mau sepertiku yang masih saja menangis teringat-teringat yang dulu padahal sekarang ada yang baru? C: Kau menangis ingat dia? I: You don't say. C: Hm, tetapi tolong kali ini, lupakan dia. Aku tidak setuju dengan pilihanmu kali ini. I: Apa rasanya ketika semua orang menolak pilihanmu, C? Berat sekali. Dia salah apa? C: Salah karena dia begitu! Kau sendiri yang bilang. I: ... C: Ada yang lebih baik, percayalah. Ada banyak orang yang mau sama kau. Kenapa harus berhenti di satu orang? I: Bukankah kita sama? Ada orang yang jelas-jelas suka sama kau, tetapi kau malah memilih cinta lama yang jelas-jelas bikin sakit. C: Ya. Kita sama. Cinta memang bikin gila. Cerita dua dewasa mud...

Menebar pertanda

Katanya, hal yang tidak mengenakkan itu saling suka, tetapi tidak saling menyatakan rasa. Dua sejoli itu lalu menebak-nebak sendiri perasaan satu sama lain. Mau bilang, takut ditolak dan belum dapat memberikan apa-apa. Nggak bilang, gelisah sendiri takut ia keburu dipinang. Padahal, kata temanku, "Dengan kamu nyatakan sekarang pun, tidak berarti menghalanginya dari pinangan orang lain. Kalau mau bilang, jangan ke orangnya saja, tetapi juga ke keluarganya. Itu kalau serius. Perkataan sayang dan cinta tidak bermakna apa-apa jika tidak ada keseriusan yang kau tawarkan."  Dan makin parahlah keadaan ketika dua sejoli itu saling menebarkan pertanda. Mereka saling menyiksa batin tanpa mereka sadari. Degup kencang yang dialami tatkala membaca pertanda dapat menyebabkan sakit jantung. Hati-hati. Apalagi bila tahu pertanda itu gagal terungkap maknanya seperti salah membaca sinyal. Wah, stres dan gangguan jiwa menanti di belakang. Menebar kode itu menebar penyakit. Percayalah. Ak...

Awal dan akhir

Mengapa harus ada pertemuan bila akhirnya berpisah jua? Mengapa harus ada cerita bila akhirnya bisu meraja? Mengapa harus ada perkenalan bila akhirnya enggan menyapa? Mengapa harus ada cinta bila akhirnya menuai luka? Aku takut kehilangan ia yang sempat memberi bahagia. Karena aku tahu, dalam sekedipan mata, ia bisa lantas pergi tanpa permisi. Tidak ada yang mengikatnya untuk tetap di sini. Pun denganku, tidak ada yang mengikatku untuk bertahan di sini. Kami bisa sama-sama pergi meniti mimpi, melupakan segala perbincangan yang pernah terjadi, dan menjadi asing satu sama lain. Pada saat itu, aku akan bertanya, "Mengapa kami dipertemukan kalau begitu? Untuk bahagia? Untuk saling menggores luka? Atau apa?" Luv, Nadia Almira Sagitta

Sepucuk surat

Malam ini aku akan menulis sepucuk surat. Untukmu. Kalimat demi kalimat menari di hadapan ketika aku menatap jendela. Terangkai menjadi wacana ketika aku menyelusuri jalan yang tak lagi asing bagiku.  Biarkan aku menuangkan pemikiran dan kegelisahan Melalui sepucuk surat Yang menunggu masa Untuk sampai ke jari lentikmu.  -- Tenang saja, kupastikan surat ini sampai ke tanganmu . Tunggulah. Tapi jangan kau tunggu perasaanku. Salam, Nadia Almira Sagitta

Menjadi skolioser

Aku bersyukur punya teman-teman yang perhatian denganku. Contohnya kemarin, aku membawa beban barang yang cukup berat. Aku membawa tas ransel, tas laptop, dan tas tangan. Tas ranselku penuh buku, tas tanganku juga penuh buku dan satu jaket, sementara tas laptopku ya berisi laptop yang beratnya...ampun, deh. Mereka membantuku membawakan laptop. Makasih banyak, ya. ♡ Ketika mau pulang... "Nad, kamu pulang naik ojek, kan?" "Ng, nggak tahu. Jalan kaki, mungkin?" "Naik ojek, Naaad. Kamu tahu kosanmu sejauh itu. Lagi, ini bawaanmu banyak banget." "Mahal banget ojek kalau dari kampus ke kosan, beda kalau sebaliknya." "Ya gimana, tulang punggungmu kasihan. Naik ojek aja, ya?" Akhirnya aku pulang naik ojek. Sampai kosan, tanpa basa-basi, langsung tidur padahal belum makan malam. Tulang punggungku berulah, nyeri sekali.  Menjadi skolioser memang butuh rasa sabar. Sabar dengan nyeri punggung yang dialami ketika duduk atau berdi...

WM or FTM?

Menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga? Working mom or full time mother? Baru saja saya membaca artikel yang berseliweran di Facebook. Salah satu artikel berasal dari situs agama dengan judul yang agak menyudutkan ibu pekerja. Artikelnya cukup panas, terlebih lagi komentar pembacanya. Ada yang membawa-bawa dalil agama, ada yang membawa-bawa realita hidup, ada pula yang membawa-bawa gengsi akademis. Hm, apakah aku terlalu dini mengamati perdebatan WM-FTM yang tiada akhir ini? Menurutku, sih, tidak apalagi aku sudah memproyeksikan diriku sebagai WM di masa depan. Justru dengan mengamati perkembangan isu ini, aku bisa mendapatkan pertimbangan sana-sini. Berdasarkan hasil pembacaanku terhadap beberapa blog pribadi yang membahas FTM dan WM, keputusan tersebut terletak di tangan sang ibu. Hidup kita selalu dikelilingi oleh pilihan-pilihan, salah satunya adalah pilihan untuk berkarir atau tidak. FTM dan WM sama-sama bisa mengurus dan anak suami dengan cara yang berbeda. Jangan sudutk...

Cinta vs Mimpi

Tulisan ini mengingatkanku akan sesuatu. Jika cinta itu pengorbanan, apa lantas aku harus mengorbankan mimpi-mimpiku demi membersamaimu? Ini pertanyaan sulit yang hingga kini belum kutemui jawabannya. Ini pertanyaan yang kerap kugaungkan dalam benak andaikata kau memilihku untuk menjadi pendampingmu. Perlu kau tahu bahwa aku terbiasa mengorbankan sesuatu demi mengejar mimpiku. Kukorbankan kebersamaan dengan keluarga di Amerika dan memilih tinggal di Indonesia demi mengejar mimpiku. Kukorbankan waktu-waktu santaiku demi mengejar mimpiku. Aku takut, ketika hambatan itu datang di saat sedikit lagi jarak antara aku dan mimpiku, aku juga akan mengorbankan perasaanku; kamu. Aku tidak ingin mengorbankan dirimu sedemikian jauh, tetapi aku juga tidak ingin mengorbankan mimpi yang telah kucita-citakan dengan matang. Aku tak lepas berdoa pada Allah agar diberi kemudahan dalam mencari pasangan hidup kelak. Entah dengan pemuda yang satu pemikiran denganku atau dengan pemuda yang bersedia mend...

BB Cream: First Try

Kemarin baru beli BB Cream untuk pertama kali. BB Cream ini fungsinya mirip dengan foundation, tetapi lebih ringan dan lebih kaya mineral. Wkwkwk. Sok tahu banget ya aku? Beberapa waktu lalu, aku lagi ketagihan makeup sendiri di rumah. Karena keranjingan makeup, tentunya sering pakai foundation, dan tentunya lagi penggunaan foundation yang terlalu berat itu menimbulkan jerawat. Jadilah, aku iseng-iseng baca di internet soal BB Cream dan voila! Aku memboyong BB Cream Ponds ukuran mini ke rumah. Kenapa mini? Soalnya murah, Rp11.000,00, dan aku hanya sekadar mencoba. BB Cream ini ada dua warna, yaitu beige dan light. Berhubung kulitku cenderung gelap, tentu saja aku memilih tone beige. Tips dari internet, sih, pilih satu tone lebih gelap untuk foundation/BB Cream dan satu tone lebih terang untuk bedak. Teksturnya emang beneran ringan bangeeeet! Tadi juga cuma aku pulas tipis-tipis di wajah, tetapi efeknya cukup terlihat. Warnanya cocok di kulitku, nggak terlihat tope...

Diskusi melahirkan ide skripsi

Ternyata, aku hanya butuh diskusi. Hari ini aku bercerita dengan seorang dosen. Eh, tiba-tiba saja aku mengutarakan topik skripsi yang berniat kukubur dalam-dalam. Mengapa dikubur? Soalnya, aku merasa topik tersebut tidak ada kontribusinya sama sekali dan terkesan sebagai topik asal jadi demi memenuhi tuntutan skripsi. Yoman, aku nggak mau, dong! Lantas, dosen tersebut memberiku ide, "Bagaimana kalau kamu meneliti perkembangan kosakatanya saja, Nad? Coba cek KBBI 1--4, KUBI kalau perlu." Huwaaaaaw, keren juga ya, Bu! Yap, yap, segera kulaksanakan! Ini topik kesekian yang kudapat dari dosen. Sebelumnya, aku juga mendapat wawasan dan tawaran untuk mengerjakan beberapa topik dari dosen lain. Semuanya masih perlu pertimbangan, sih. Nah, untuk mengisi waktu, bisa tuh kukerjakan satu per satu. Toh, rata-rata korpusnya kamus. Bismillah, hap hap hap semangat! Senang, ya, berdiskusi dengan dosen! :) Teman-teman, walaupun sekarang aku sedang mencicil topik yang berkenaan dengan ka...

Pulang ke Amerika

Malam ini aku mimpi pulang ke Amerika. Aku memutuskan pulang di tengah tumpukan tugas. Di tengah batuk dan flu yang mendera beberapa hari ini. Di tengah kurs dolar yang lagi gila-gilaan. Tapi hanya seminggu. Ketika aku bangun barusan, aku sadar aku begitu egois. Egois dengan teman-teman kelompok yang kutinggalkan Egois dengan ayah dan bunda yang membiayai tiket pulang dan pergiku Egois demi kebahagiaan sendiri. Tahukah kau biaya sekali perjalanan ke New York? 1300 USD sekali perjalanan, itu kalau naik Singapore Airlines. 1300 USD x Rp14.000,00? Rp18.000.000,00. Gimana kalau PP? Hitung sendiri. Ya pantas saja kubilang egois, kan. Menghabiskan puluhan juta cuma untuk pulang seminggu. Mending kalau sebulan. Nah, kini kau tahu kenapa aku nggak pernah pulang lagi ke NY selama liburan. Kini kau juga tahu mengapa beberapa teman kuliahmu memilih mendekam di perantauan dibanding pulang ke kampung. Nggak mungkin pulang jika hanya merepotkan orang tua dan melepas rindu saja....

Sup Krim Instan

Malam ini sakit. Bawaan dari empat hari lalu, sih. Tertular flu lantas meriang berhari-hari. Tahu kan ya meriang itu gimana? Badan kedinginan, sementara suhu tubuhmu panas. Itu demam, dong? Haha ya sama saja sebenarnya. Meriang ini ngeganggu banget. Tidur jadi susah karena selalu kedinginan padahal udah selimutan. Serba salah.  Malam ini lupa banget isi pulsa, jadi nggak bisa pesan makanan di rumah makan langganan. Kalau jalan kaki, nggak kuat karena capek dan terpapar angin malam. Jadilah, aku bongkar lemari makanan aja. Nemu sup krim Royco! Ini salah satu sup krim favoritku. Kalau aku sakit, Bunda bikinin sup krim instan satu ini. Nadia kecil suka sup ini dibandingkan bubur karena lebih kaya rasa. (Ya iyalah, penuh MSG!) Singkat cerita, aku menuju dapur dan memanaskan air. Petunjuk pembuatannya: 1. Masukkan sup krim instan ke panci yang berisi dua gelas air 2. Didihkan sambil terus diaduk 3. Sajikan Oke, gampang banget. Setelah menunggu beberapa saat, supku jad...

Nonton pentas tari

Aaaaark, bangkrut total. Charger Samsung sumpah mahalnya amit-amitan. Rp247.900,00! Tadi juga beli kartu memori untuk kamera. Kartu lamaku hilang. T-T Dompet kering dalam sekejap. Ha-ha. Walaupun begitu, tetap gembira, dong! Wkkw. Hari ini jalan-jalan sama Tiya dan Aat. Nontonin anak-anak sanggar tari pentas di Detos. Nanti kalau aku punya anak, bakal kuajarkan seni budaya Indonesia, kata si Tiya. Haha setuju banget! Kalau aku, sih, mau ngajarin tari tradisional.♡ Cheers, Nadia Almira Sagitta

Suara Khusus

9 Different Voices Women Use - Video  perempuan, suara,  Malam ini nonton video di atas (lagi) gegara menyadari sesuatu. Aku baru sadar suaraku cenderung rendah ketika berbicara dengan teman-teman. Kalau mulai nyerocos, suaraku naik dengan sendirinya dan tak jarang terdengar cempreng. Nah, tadi aku baru menemukan satu suara khasku: suara saat ngobrol dengan anak kecil . Di tengah jalan, aku ditanya oleh seorang anak, "Halo, kak. Kakak mau laundry?" Hm, pertanyaan yang cukup aneh. Barangkali keluarganya buka usaha penatu. "Nggak, Adik. Kakak baru aja taruh cucian di depan. Makasih, ya."  Suaraku tadi...haluuus banget. Nggak terlalu tinggi, nggak terlalu rendah. Suaraku tadi manis sekali. ♡♡♡ Nah, mungkin aku otomatis menyesuaikan diri dengan lawan bicara. Lawan bicaraku anak-anak, anak-anak itu manis, jadi aku juga harus terlihat manis (?) Hahaha analogi yang konyol! Well, well. Menyinggung lagi video yang tadi, aku jadi penasaran suara talking-to-your-bae ...

Free-nite with Ninda

Happy, happy Riang gembira Hari ini aku bermalam Sabtuan dengan Ninda. Kami janjian di halte stasiun dan aku terlambat sejam (maafkan aku)! Tujuan pertama adalah Pancong Lava. Kami ke sana naik motornya Ninda. Tak dinyana, di tengah jalan kami kena tilang! Ini pengalaman pertamaku ditilang polisi, demikian pula dengan Ninda. Huhu malu bangeeeet. Ini gegara aku nggak pakai helm (soalnya Ninda nggak bawa helm cadangan, nasib!) Ya sudahlah. Aku dan Ninda cerita banyak hal: kesibukan saat ini, rencana masa depan, cerita soal negara impian, diskusi film, dan lain-lain. Seru banget! Kami makan malam di food court Margo lalu berbelanja di Giant. Aku doang sih yang belanja. Iseng mau coba Clean and Clear. Habisnya aku merasa terintimidasi oleh kaca-kaca toilet. Mukaku lagi jerawatan banget dan aku kesal. Wkwk. Entah gegara bedak baru, toner yang nggak cocok, sabun cuci muka yang nggak pas, atau gegara makeup . Aku pakai bedak Revlon, makeup Wardah, dan perawatan muka dari TBS seri tea ...

Apa-apa dimediasosialin: Anak

Sedang tren, ya. Baru nikah, banjir foto di Facebook. Jangankan foto, banjir status-status romantis pun ada. Kadang malah mengirim postingan di dinding satu sama lain disertai embel-embel kata sayang, cinta, dan segala macam.  Padahal, percakapan semacam itu bisa diobrolkan di ruang obrolan. Ada kolom chat .  Baru punya anak, banjir foto di Facebook. Terkadang aku merasa kasihan dengan anaknya. Dikit-dikit terpapar kamera. Gimana kalau ada pihak yang menggunakan foto anakmu secara tak bertanggung jawab? Gimana kalau ada penculik anak di luar sana diam-diam sedang menandai anakmu? Foto yang dibagikan juga bermacam-macam bentuknya. Ada foto bayi yang lagi digendong, ada yang lagi tidur, ada foto bayi yang lagi mandi (jelas tanpa baju). Ini, nih, yang mau dikritik. Apa kamu pernah minta izin sama bayimu untuk mengunggah foto-fotonya yang tak mengenakan pakaian itu? Jelas nggak, kan. Menurut artikel yang kubaca dari situs luar negeri, always put consent first . Jangan men...

Adikku masuk SMA

Hari ini adikku menghubungiku. Katanya, ia sedang berada di sekolah barunya dan menikmati waktu bebas selama 42 menit. Ia merasa bosan maka dari itu ia mengontakku. "Okaaay, so what are you doing right now?" "Nothing to do other than chatting with you." Hahah, she needs me. Aku lalu berpikir, sudahkah aku menjadi kakak yang baik untuknya? Kakak yang dapat diandalkannya, kakak yang dapat diteladaninya, dan kakak yang dapat dijadikannya kawan cerita? Jangan jauh-jauh mengkhayalkan profesi sebagai ibu, cobalah jadi sosok saudara-saudari yang baik dulu. I miss my little sister. Yep. Semangat kamuuuu! Jangan lupa menambah kawan baru di SMA, okay? Kapan lagi, kan, kamu punya teman orang asing? ^^ Salam, Nadia Almira Sagitta

Bangun tidur

"Mbak Nadia..." Ng? Siapa, tuh, selarut ini manggil-manggil? Nyawaku belum terkumpul secara utuh, setengahnya masih ngawang dan berada di alam mimpi. "Mbak Nadia?" Ng, diamkan sajalah. Paling nanti pergi juga. Seriusan aku masih ngantuk... (suara kunci pintu diputar) DEMS! DIA MAU MASUK? Kamarku berantakan! "Iya, sebentar," ujarku. "Eh, Mbak. Halooo." "Tak kira nggak ada orang, Mbak. Baru mau saya kunci dan saya kasih ke satpam." "Waduh, hehe. Saya ketiduran. Tumben ke sini, Mbak?" "Saya mau ambil cucian, Mbak. Kemarin tak SMS belum dibalas-balas." "Oalah iya. Maaf, maafin, ya. Maaf jadi merepotkan. Eh ya, Mbak, sekarang jam berapa, sih? Sepuluh atau sebelas, Mbak?" "Wah, masih sore eh, Mbak. Baru juga setengah sembilan." "Hah? Oh, oke, oke, Mbak. Makasih lagi, lho, sebelumnya." "Sama-sama." Baru bangun. Tadi bahkan lupa tidur pukul berapa. Habis magrib sepertinya...

Buku Anak Terjemahan

Malam ini berbincang dengan teman sejurusan mengenai buku-buku anak terjemahan. Tersebutlah nama Grimm Bersaudara, Hans Christian Andersen, Enid Blyton, Astrid Lindgren, dan... Laura Ingalls! Astaga si Laura, bagaimana saya bisa lupa. Dulu saya punya satu buku beliau tentang kisah si Laura bersama anjing kecilnya yang setia. Petualangan Laura kecil sangat menyenangkan. :D  Gara-gara pembicaraan ini, saya jadi tergerak untuk mengoleksi kembali buku-buku Laura Ingalls yang diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia. ^^  Adakah yang pernah membaca karya-karya dari penulis di atas? :) Salam, Nadia Almira Sagitta

Kuliah: minggu pertama

Minggu pertama kuliah.  Hari Senin ada kuliah Pengajaran Bahasa dan kuliah Dialektologi. Dapat satu tugas. Dapat amanah menjadi ketua kelas yang mana akan bertanggung jawab terhadap fotokopian bacaan kuliah, yang akan dihubungi dosen, dan segala macam. Sudah biasa. Senin sore aku langsung memfotokopikan buku dialek. Hari Selasa menuju perpustakaan demi mencari buku pengajaran bahasa dan tambahan buku dialektologi. Sorenya kembali lagi ke fotokopian. Hari Rabu kuliah Kapseling. Didongengkan hasil-hasil riset secara menyenangkan. Dapat tugas kelompok. Rabu siang bertemu dosen untuk menemani teman berkonsultasi. Pada ujungnya, aku juga ikut berkonsultasi. Rabu sore menuju perpus untuk mencari buku bacaan untuk tugas Kapsel. Setelah itu, nongkrong di iMac dan mengunduh video-video The Ling Space. Hari Kamis tepar di kosan karena kelelahan. Hari Jumat semestinya menjadi hari jalan-jalanku dengan seorang kawan dan menghadiri seminar GUIM. Kawanku tak enak hati mengajakku berja...

Favorite wedding song ever!

Take My Hand is my favorite wedding song ever! I also enjoy the music video. Yes, it's full of kisses, wedding dresses, cakes, smiles, and love. https://youtu.be/PeWXdkEUPbo I want us holding hands together I want you to kiss me in my forehead and my cheeks (lips of course, don't have to mention it, hahaha) I want to look into your beautiful eyes I want to see your gorgeous smile I want us to dress up like a king and queen for a day, and I want you standing next to me on my wedding day Too good to be true I want to spend my life with you -Emily hackett Aku mau, aku mauuuuu! (/v\) Big luv, Nadia Almira Sagitta

It was mine

Do you remember, we were sitting there by the water? You saw me start to believe for the first time You made a rebel of a careless man’s careful daughter You are the best thing that’s ever been mine. Mine was totally our song. No doubt, you are the best thing that's ever been mine. Maybe that's because you are my first and I have nobody after you? I mean, I do have several crushes, but no boyfriend anymore. You said, "I’ll never leave you alone." Hold on, I said that too. But I'm the one who left you first for some reasons. Regrets? No, I have no regrets, but it was really hard for me (and you, perhaps?) Hold on, never turn back Taylor Swift's old songs remind me of you, so yeah, here I am writing stuffs about you again. Sorry. Thanks anyway for coloring my life. Have a wonderful life ahead! Cheers, Nadia Almira Sagitta NB: Wondering why we bother with love if it never lasts? || Yeah. Now I'm wondering why.

Status Facebook

Hari ini beberapa tahun lalu. "Jarak kita mungkin berjauhan. Namun, ikatan hati kita yang meringkasnya, membuat kita seolah dekat." (Nadia Almira Sagitta) Curhat ini kutulis saat berada di satu ruangan dengan seseorang yang kutaksir. Lantas, jarak jauhnya di mana? Iya, dia di barisan depan, sementara aku di barisan belakang. Hahahah. Lebay juga, ya? Anyway, aku suka klausa ikatan hati meringkas jarak. ♡♡♡♡ Luv, Nadia Almira Sagitta

Penjual Bubur Sumsum

Hari ini aku berjumpa dengan penjual bubur sumsum keliling di depan kosanku. Penjualnya pemuda kecil dan kurus. Tebakanku, sih, masih SMA. "Mas, bubur sumsumnya satu, ya." "Oh iya, Mbak." "Berapa?" "Lima ribu." Ia membuka tutup wadah buburnya dan tampaklah jualannya masih berlimpah, padahal hari telah sore menjelang petang. "Mbak maba, ya?" "Wah, hahaha, bukan, Mas. Saya mah udah tingkat akhir." "Oooh, asli mana, Mbak?" "Asli mana, ya. Campur-campur, sih. Saya Jawa-Minang. Sumatra." "Oalah. Kalau Jawanya?" "Jogja." "Deket sama kampung saya, Mbak. Saya Cilacap." "Oalah. Kalau naik kereta enam jam kali, ya?" "Kalau naik bus, sih, sehari semalam, Mbak. Tapi katanya naik kereta udah murah, ya?" "Wah, nggak juga, Mas. Masnya sendiri masih sekolah? SMA?" "Saya masih SMP, Mbak. Tapi nanti mau sekolah di UI juga." "Aamiin, a...

Tuan X dan Nona Y

Aku memimpikan sepasang sahabat malam ini. Si lelaki bertubuh tegap, tinggi, dan kurus, sementara wanitanya semampai, langsing, dan anggun.   Keduanya sudah bersahabat selama lima tahun. Mereka cukup mengenal satu sama lain. Ada banyak hal yang sudah menjadi pengetahuan bersama bagi mereka berdua. Contohnya, Tuan X penganut jam karet serta pelupa. Sikapnya itu terkadang membuatnya ingkar janji dan membuat Nona Y yang perfeksionis dan tepat waktu gemas sekali. Akan tetapi, kekurangan Tuan X tertutupi oleh sikapnya yang selalu dapat membuat Nona Y tertawa. Diam-diam, Nona Y jatuh cinta.    "Tidak. Kau tidak dapat menyukai sahabatmu sendiri!" "Apa boleh buat, dia pria idaman setiap wanita. Well, di luar sikapnya yang tukang telat itu, ya. Dia pantas dikoleksi sebagai kawan sepanjang masa." Suara hati Nona Y ricuh sekali. Ia sibuk menepis kenyataan bahwa ia jatuh hati.   Suatu ketika, Tuan X berjanji pada Nona Y untuk mentraktirnya makan siang sebagai perayaan ...

Lalu Sepi Sendiri

Apa pernah kau mendengar Chairil berkata, "Mampus kau dikoyak-koyak sepi!" ? Aku tak ingin seperti itu Usahlah kau datang Bila hanya mendiamkan daku Pergi sajalah kau Bila enggan menghampiriku Aku tak butuh kehadiran yang sementara Aku mau utuh dan sepanjang masa Cintamu itu candu Aku tak ingin ia berkurang Sebab berbatas waktu Aku ingin...cinta yang selamanya Bila tak sanggup kau beri Untuk apa pula mendekati diri ini?

Senior cerdas

Kemarin Aku mendapati sosoknya tengah serius dengan buku di perpustakaan Hari ini Aku berjalan tepat di belakangnya Dan dia masih saja tidak sadar Ingin rasanya aku menyapa Tetapi takut dia lupa Cuma mau bilang, "Hai, kak. Selamat atas kelulusannya, ya." Palingan dia senyum, mengucapkan terima kasih, lalu berlalu Dia bukan tipe orang yang senang basa-basi Kendati begitu, auranya tetap terpancar terang Menjelma magnet yang memerangkap gadis-gadis kutub negatif sepertiku Siapa dia? Bukan siapa-siapa. Hanya seorang senior yang kukagumi karena kecerdasannya. Cinta? Siapa yang tahu. Barangkali tidak. Atau barangkali iya pada suatu saat.

Kamu sibuk apa sekarang?

"Kamu ambil berapa SKS semester ini?" "Sembilan." "Oh, berarti kamu skripsi, ya?" "Nggak, sih. Semester depan, insyaaAllah." "Jadi kamu nyambi (kerja)?" "Hehe, nggak juga. Benar-benar kuliah aja." "Oalah. Kenapa nggak belanja SKS aja?" "Udah puas belanja empat semester kemarin. Hehe. Ini mau coba nyicil skripsi. Doakan, ya." "Iya. Semangat, ya!" Jadi kamu sibuk apa, dong? Aduh, pertanyaan satu ini menohok sekali. Iya, aku memang nggak kerja, nggak magang, nggak ngajar, nggak skripsi, nggak berorganisasi, dan hanya berkuliah dua hari dalam seminggu. Selain itu, aku hanya mengikuti satu komunitas, yakni Faktabahasa Depok, tiap hari Minggu. Terlihat gabut, ya, bagimu? Mungkin iya. Akan tetapi, aku juga punya target semester ini. Aku mau menyeriusi bahasa-bahasa yang sempat kupelajari, khususnya bahasa Italia. Aku mau rajin dan tekun belajar untuk tiga mata kuliah semester ini. Pokoknya...