Malam ini aku mimpi pulang ke Amerika. Aku memutuskan pulang di tengah tumpukan tugas. Di tengah batuk dan flu yang mendera beberapa hari ini. Di tengah kurs dolar yang lagi gila-gilaan. Tapi hanya seminggu.
Ketika aku bangun barusan, aku sadar aku begitu egois.
Egois dengan teman-teman kelompok yang kutinggalkan
Egois dengan ayah dan bunda yang membiayai tiket pulang dan pergiku
Egois demi kebahagiaan sendiri.
Egois dengan ayah dan bunda yang membiayai tiket pulang dan pergiku
Egois demi kebahagiaan sendiri.
Tahukah kau biaya sekali perjalanan ke New York?
1300 USD sekali perjalanan, itu kalau naik Singapore Airlines.
1300 USD sekali perjalanan, itu kalau naik Singapore Airlines.
1300 USD x Rp14.000,00? Rp18.000.000,00.
Gimana kalau PP? Hitung sendiri.
Ya pantas saja kubilang egois, kan. Menghabiskan puluhan juta cuma untuk pulang seminggu. Mending kalau sebulan.
Nah, kini kau tahu kenapa aku nggak pernah pulang lagi ke NY selama liburan. Kini kau juga tahu mengapa beberapa teman kuliahmu memilih mendekam di perantauan dibanding pulang ke kampung. Nggak mungkin pulang jika hanya merepotkan orang tua dan melepas rindu saja. Ada kawanku yang bilang, "Pulang itu mesti membawa kesuksesan biar yang di kampung senang."
Jadi anak rantau memang sulit, tetapi melatihmu mandiri.
Memendam rindu memang sulit, tetapi meningkatkan rasa cinta.
Jadi anak rantau memang sulit, tetapi melatihmu mandiri.
Memendam rindu memang sulit, tetapi meningkatkan rasa cinta.
Semangat mengukir kesuksesan di negeri perantauan!
Semangatmu tak boleh pupus!
Ada mereka yang menanti dirimu mencapai cita
Ada mereka yang menunggu raut bahagiamu
Ada mereka pula yang tak henti mendoakanmu
Semangatmu tak boleh pupus!
Ada mereka yang menanti dirimu mencapai cita
Ada mereka yang menunggu raut bahagiamu
Ada mereka pula yang tak henti mendoakanmu
Semangat mengukir senyum pada wajah-wajah mereka. :')
Penuh cinta,
Nadia Almira Sagitta
Nadia Almira Sagitta
(Semangat Naaad, jangan kalah sama batuk, flu, dan tugas yang tak seberapa!)
Comments
Post a Comment