Skip to main content

BB Cream: First Try

Kemarin baru beli BB Cream untuk pertama kali. BB Cream ini fungsinya mirip dengan foundation, tetapi lebih ringan dan lebih kaya mineral. Wkwkwk. Sok tahu banget ya aku? Beberapa waktu lalu, aku lagi ketagihan makeup sendiri di rumah. Karena keranjingan makeup, tentunya sering pakai foundation, dan tentunya lagi penggunaan foundation yang terlalu berat itu menimbulkan jerawat.

Jadilah, aku iseng-iseng baca di internet soal BB Cream dan voila! Aku memboyong BB Cream Ponds ukuran mini ke rumah. Kenapa mini? Soalnya murah, Rp11.000,00, dan aku hanya sekadar mencoba. BB Cream ini ada dua warna, yaitu beige dan light. Berhubung kulitku cenderung gelap, tentu saja aku memilih tone beige. Tips dari internet, sih, pilih satu tone lebih gelap untuk foundation/BB Cream dan satu tone lebih terang untuk bedak.

Teksturnya emang beneran ringan bangeeeet! Tadi juga cuma aku pulas tipis-tipis di wajah, tetapi efeknya cukup terlihat. Warnanya cocok di kulitku, nggak terlihat topeng banget. ♡♡♡ Malah, keanehan baru terlihat ketika aku pakai bedak (tampaknya tone bedakku kecerahan, deh). 

Hari ini memutuskan ke kampus dengan memakai makeup. Haha tumben. Iya, soalnya aku nggak ada kuliah dan cuma ngerjain tugas kelompok, jadinya aku berani. Omong-omong, lucu aja sih. Dulu aku paling malas merawat badan dan wajah, lah boro-boro makeup-an! Sekarang mah bikin jadwal perawatan sendiri di notes khusus. Sudah nyaris seminggu aku disiplin menaati jadwal. :D

"Take care of yourself right now, you'll thank me later."  -aku

Yup, selagi masih muda dan banyak waktu luang, kenapa tidak? Kebahagiaan tersendiri, lho, ngelihat semua-muanya cantik. :)

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaa

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.