Skip to main content

Katering

Ceritanya... mau balik hidup sehat ala-ala. #apaandah

Beberapa hari ini merasa jenuh dengan makanan kosan. Sumpah kangen dengan makanan rumah. Di kosan mah apaan dah, kalau kau nggak masak, makanan yang kau dapat cuma...goreng-gorengan (nasi, kwetiau, bihun, dst), ayam-ayaman (bakar, goreng), sayur-sayuran yang didominasi capcay, kedelai-kedelaian macam tahu dan tempe, ikan aja jarang, palingan lele. Zzzzzz. Sumpah, mana sehat kalau begini terus. Saking bosannya, kadang-kadang aku memilih nggak makan. Sebenarnya pun di rumah sama saja. Makanan warteg, kan, ala-ala makanan rumah. Tetap ada telur, sayur, tahu, tempe, ayam, ikan, cumi, udang. Mau se-fancy apalagi? Ck, mungkin aku cuma bosan dengan cara mereka mengolah makanan. Sama mulu. Benar-benar mau belajar masak supaya nanti anak-anak nggak protes, "Ma, makanannya kok ini mulu?" Bahahha kualat kau, Nad, kebanyakan protes.

Nah, pada suatu hari yang cerah, aku melihat iklan! Iklan katering dengan logo bawang bombay. Tertulis, Onion Catering. Ini katering mahasiswa dan berlokasi di Depok. Mancay. Tanpa basa-basi, aku langsung ngecek Instagram doi dan tergugah sama foto-foto makanannya. Tak hanya itu, prinsip doi untuk menggunakan bahan-bahan organik itu sangat menjanjikan.


Beras organik
Sayur organik
Tanpa MSG
Mensubstitusi minyak kelapa dengan minyak zaitun/minyak wijen

Duh, duh, duh. Aku yang notabene mudah terhipnotis langsung aja mesen paket katering lima hari untuk siang dan malam. Yoi, paketnya cuma lima hari gitu, gaes, dari Senin sampai Jumat. Bagaimana dengan harganya? Rp230.000,00. Haha, which is mean, price per meal is Rp23.000,00. Lumayan juga ya, Neng. Target belanjaku yang cuma Rp30.000,00 per hari tiba-tiba naik jadi Rp46.000,00. Belum termasuk sarapan, Om, Tante. :")

Mau nggak mau, aku sarapan sereal tiap pagi. Itu baik, sih, karena aku jadi rajin minum susu (walaupun reaksi perutku tidak baik, maybe I have milk intolerant) dan nggak melewatkan sarapan, the most important meal of the day! Maybe I'll switch my breakfast into fruit or oatmeal, soalnya aku nggak yakin dengan takaran nutrisi sereal yang kubeli.

Baca juga Memilih Sereal

Balik lagi ke Onion Catering. Jadi, kateringku diantar tiap pukul 12.00 lewat untuk makan siang dan sekitar pukul 17.00 untuk makan malam. Kamu bisa request sehari sebelumnya mengenai lokasi pengantaran. Bisa ke kampus atau ke kosan. Fleksibel, alhamdulillah. Biaya antar nggak ada karena aku anak UI, yakni berlokasi di Depok juga, pengemasannya bagus, rasa masakannya mantap. Seriusaaaan, aku suka banget! Ini baru hari keduaku, sih, tetapi sejauh ini tidak mengecewakan. Aku suka karena mereka update menu per bulan di Instagram, jadi kita tahu akan mendapat makanan apa saja. ♡

Porsi sayurnya juga cukup banyak. Untuk porsi nasi mah normal, setangkup mangkok. Terus, kemarin senang karena menunya ikan tenggiri! Oke, sejujurnya aku nggak peduli mau ikan jenis apa juga, tetapi aku bahagia bisa makan ikan segar nan berkuah. Kangen Makassarlah kalau ingat ikan. Huhu, take me back to Makassar, people! :((((

Yah, intinya, sejauh ini aku senang dengan pelayanan OC. (ini apaan sih, promosi ya, Mbak?) Wkwkwk. Ini hanya testimoni ikhlas dari pelanggan. Jadilah pelanggan yang baik dengan memberikan testimoni, hahaha.

Kamu bosan dengan makanan kosan dan ingin mencoba hal baru? So, Onion Catering solusinya. #lah

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun