Skip to main content

Lipstik [updated!]

Bahagia itu akhirnya menemukan lipstik yang pas dengan warna bibir. (Catatan: tulisan ini panjang banget, jadi sabar aja bacanya atau silakan lompat ke tulisan selanjutnya. Oya, tulisan ini bukan review jadi nggak ada foto swatch pengaplikasiannya)

Beberapa waktu belakangan memang sering beli lipstik. Nggak tahu kenapa, suka aja lihat warna-warna. Lipstik pertamaku itu seri exclusive-nya Wardah, lupa warna yang mana. Karena ternyata lipstik itu bikin bibir kering, akhirnya kuanggurkan di lemari dan hilang sendiri. Ckck. Setelah itu, aku beralih ke lipgloss-nya Wardah. Aku beli dua saking sukanya, warna creamy brown dan soft pink. Favoritku sih creamy brown karena warnanya nggak terlalu mencolok. Next, beli yang cinnamon red. Nanti aja, kalau lipgloss-nya udah habis. Sudah kubeli dan sangat aku suka, hehe.

Lama pakai lipgloss, iseng cari-cari lipstik lagi. Soalnya, efek glossy di wajah itu agak “berat” kalau dipakai saat ke kampus. Berasa abis makan gorengan yang bekasnya nggak dilap pakai tisu. ( ._.) Maka beralihlah diriku ke baby lip color Maybelline warna oranye. Wkkww, aneh-aneh aja ya, kenapa nggak pink coba? Karena pink sudah terlalu mainstream. #wealah

Awalnya tahan punya tiga gincu ini doang sampai akhirnya aku tergoda membeli lipstik warna merah. Entah, suka sekali dengan orang yang pakai lipstik merah. Kebayang-bayang Taylor Swift. Jengjeng, maka beberapa hari sebelum berangkat ke Amerika, aku mampir ke konter Maybelline dan beli lipstik lagi! Shade 202. Merah banget kayak makan orok. Malu aku, maluuuu. (/v\) Niatnya sih cuma dandan karena mau ketemu keluarga. Mau aja dianggap, “Ini lho Ma, anakmu udah gede, udah kayak perempuan, udah bisa makeup!” Eh, tahu-tahunya usahaku dikritik mama, “Kamu itu kalau dandan kelihatan banget. Duh, kayak tante-tante.” Jengjeng, keplesetlah daku dari atas awan kumulonimbus. Tega banget dirimu, Maaaah. Akan tetapi, mama langsung bilang, “Nanti saya ajak ke Duane Reade belanja make up.” Huwaaaa, senang sekali. Belanja makeup nggak tanggung-tanggung. Beli bedak, blush on, eye shadow, maskara, lipstik, lip liner, eye liner, blend, dan BB cream. Makasih, Mama tercinta! ♡

Lipstik yang kubeli waktu itu adalah Revlon atas saran mama. Katanya, teksturnya lembut. Pilihanku jatuh pada warna sweet pea dan marigold. Alasannya, belum pernah coba warna pink dan warna nude. Sumpah, sekilas warna marigold itu seperti warna nude yang kucari-cari. Setelah diaplikasikan di rumah, wah kacau. Marigold nggak pas untukku karena bibirku jadi pucat kayak orang sakit. Ini mah nude untuk orang bule, bukan orang Asia. Ditambah lagi, entah kenapa ketika diaplikasikan, bibir yang pecah-pecah malah makin tercetak jelas. O no, no. ( TvT) Dua lipstik itu tetap kupakai, kok, walaupun bermodal ketidakpercayaan diri. Ya mesti tanggung jawab dengan apa yang dibeli, kan? Habisin noh, habisin. :“)

Karena masih penasaran dengan lipstik warna nude yang pas, seminggu lalu ke konter Wardah dan beli lipstik matte. Belum pernah coba lipstik matte sebelumnya. Harusnya sih, warna lipstik matte menyatu dengan bibir dan nggak terlalu berkilau macam lipstik lainnya. Aku minta ke SPG Wardah lipstik yang warna agak cokelat dan ditawarkan shade 13. Oke, aku percaya saja setelah meng-apply-nya di tangan. Pas dicoba di rumah, jengjeng, masih merah. Oh my. Memang nggak semerah Maybelline 20, tetapi gagal dapat lipstik nude, dong? (T.T )

Hari ini ketemu Ayah di Karawaci. Mampir di Hypermart Supermal Karawaci. Aku langsung menuju rak skincare, makeup, haircare, dan toiletries untuk mencari konter Wardah. Entahlah, benar-benar penasaran dengan warna nude. Kenapa Wardah lagi? Karena matte-nya lumayan walaupun masih jauh dari harapan. Lagian, merk itu yang termurah dan halal. Haha. Masih meminta warna yang sama, warna cokelat. Mbak SPG-nya langsung ngeh dan nawarin shade 13. Yah, ini lagi. Kuminta saja yang lebih gelap dan ditawarkan shade 14. Warnanya cukup meyakinkan untuk diboyong ke kasir. Setelah kuperhatikan lipstik yang ada di konter, tampaknya makin kecil angkanya makin muda warnanya, sementara makin tinggi angkanya makin gelap warnanya menuju merah. (Ini konsep dunia perlipstikan, ya? Aku baru tahu)

Sesampainya di rumah, langsung coba mainan baru, a.k.a lipstik baru. Beneran nude nggak nih, kalau nggak, mari berpaling ke merk lain. Jengjengjeng, alhamdulillaah mendekati harapan! Yuhuu, terima kasih Wardah. :))) Omong-omong Wardah, saat ini Wardah meluncurkan seri lipcream, lhooo! Kya banget! Seri lipcream terdiri atas enam warna yang lucu-lucu. Aku sendiri punya yang shade 03 See You Latte. Finishing-nya matte. Kemasannya panjang dan mirip tabung, sedikit berbeda dengan kemasan lipgloss. Ketika diaplikasikan, lipcream ini sangat lekas kering, dingin, dan menempel di bibir. Bagus sekali! Sebelum dipakai, pastikan bibir kamu tidak pecah-pecah, ya, supaya tampilannya bagus. :)

Oh iya, ketika sedang jalan-jalan ke Deer Park, New York, saya beli satu lipgloss merk Express. Iya, jadi lipgloss ini dijual di toko Express. Warnanya manis, harum, kemasannya lucu, tetapi sayangnya lengket banget di bibir. Haha, still my favorite though.

Jadi, sekarang sudah punya berapa gincu, Nad? Ya…kalau ditotal dengan lipgloss…sekarang punya sembilan.
1. Lipgloss Wardah Creamy Brown - Rp35.000,00
2. Lipgloss Wardah Cinnamon Red - Rp35.000,00
3. Lipgloss Express Plum Passion - $6.95
4. Maybelline Colorshow 202 - Rp39.000,00
5. Revlon Ultra HD Sweet Pea - $9.49
6. Revlon Ultra HD Marigold?- $9.49
7. Wardah Matte 13 - Rp34.000,00 
8. Wardah Matte 14 - Rp34.000,00
9. Wardah Lipcream 03 - Rp56.000,0
*Lipstik exclusive Wardah hilang, lipgloss Wardah Soft Pink habis, sementara baby lip color Maybelline oranye tinggal sedikit dan tutupnya hilang. Nggak higienis, mamen. Udah kena debu dan tinta pulpen. :(

Next: Aku sudah lama mau coba lipstik MakeOver. Temanku merekomendasikan seri Creamy Lust 008 dan Ultra Hi-Matte 005. Wop, oke! Nanti aku meluncur ke konter.

Kapan kamu mesti menyingkirkan lipstik dari kotak makeup?
Some say, toss your lipsticks every one year, and some say every two years. Well, you choose. Kalau aku sekitar 1,5--2 tahun. Mahal coy, masa dibuang selekas itu. Hahaha, asal jangan lebih dari dua tahun, ya. Makeup itu perantara bakteri, lho. ( ._.)

Dasar. Sekalinya jadi wanita, hobi banget bermain dengan makeup. Memakai makeup tidak lantas menjadikanmu sosok yang palsu dan tidak percaya diri, kok. Ibarat kata, ya, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apa salahnya “menyempurnakan” penampilan demi diri sendiri? Kalau kau memang suka, mengapa tidak? Asal jangan menor. Eh, boleh menor, tetapi di rumah aja, ya? Balik lagi, kecantikanmu sebenarnya terletak ketika kamu mengusap semua makeup dari wajah. :)

Jangan lupa hapus makeup begitu sampai di rumah! :D

Cheers,
Nadia Almira Sagitta
Updated: 16 Mei 2016

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun