sumber gambar |
Siapa yang suka menebar kode? Ngakuuuu, haha. Kamu ada bakat untuk bekerja di Lembaga Persandian Negara mungkin. :p Bicara soal kode, ternyata ada museum yang menyimpan koleksi kode, lho! Bukan sembarang kode, melainkan kode rahasia a.k.a. sandi. Namanya Museum Sandi. Kira-kira koleksi sandi apa saja yang tersimpan di sini? Apakah berisi sandi-sandi morse yang dipelajari di Pramuka? Nah, daripada bertanya-tanya, kali ini aku akan membagikan pengalamanku berkunjung ke Museum Sandi.
sumber gambar |
Museum ini terletak di Jln. F.M. Noto No. 21, Jogjakarta. Kamu bisa mencapai museum ini dengan bus Transjogja jurusan 3A dan turun di halte Kotabaru. Jika kamu pernah mendengar House of Raminten Kotabaru maka museum ini terletak persis di sampingnya. Bangunan Museum Sandi berwarna putih dan bertingkat dua, serta memiliki taman kecil. Saat itu, hanya aku pengunjung museum tersebut. Pengunjung museum tidak dipungut biaya dan hanya diminta mengisi buku tamu di komputer. Mudah sekali, bukan? Alhamdulillah, aku selalu senang dengan hiburan edukasi gratis! Terima kasih, pemerintah. ā”
Aku dipandu salah satu staf museum. Mula-mula, aku menonton film pendek mengenai sejarah persandian Indonesia di ruang audiovisual. A very good short brief about history of cryptography in Indonesia. Museum Sandi di Jogjakarta adalah museum satu-satunya di Indonesia yang memiliki koleksi persandian. Selain di Indonesia, museum kriptografi juga ada di Belanda dan Amerika, namun bentuknya virtual. Selanjutnya di ruangan kedua, terdapat dua patung tokoh nasional, yakni Amir Syarifuddin selaku mentri pertahanan dan dr. Roebiono Kertopati. Nah, dua patung ini menceritakan adegan saat Pak Syarifuddin menugaskan Roebiono untuk mengelola persandian di Indonesia. Sandi diperlukan untuk menyimpan atau menyampaikan pesan rahasia dari tangan Belanda saat itu. Roebiono Kertopati lantas menerima amanah tersebut dan mengajak kakak dan iparnya untuk turut membantu. Tentu tidak sembarangan orang yang dipilih, ya, salah-salah rahasia bisa jatuh ke tangan musuh. Oh ya, Roebiono Kertopati adalah dokter pribadi Soekarno dan dapat berbicara dalam empat bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Prancis.
sumber gambar |
Di ruangan ini juga ada buku kode sandi yang ditulis Roebiono Kertopati. Ketika itu, sandinya masih berupa angka-angka. Bayangkan betapa ribetnya memecahkan sandi ini! Masuk ke ruangan selanjutnya, ada replika rumah sandi. Menarik. Jadi, ceritanya, ketika agresi militer Belanda II, kantor sandi dipindahkan dari Kota Jogja menuju Kulonprogo. Sampai saat ini, rumah sandi masih ada dan terkadang dijadikan ruang rapat bagi anggota Lembaga Sandi Negara. Berikut penampakan dari Rumah Sandi.
sumber gambar |
Selain ruang-ruang sejarah, Museum Sandi ini memiliki ruang koleksi alat persandian, baik yang asli maupun replika, buatan Indonesia dan luar negeri. Ada pula ruang khusus yang menerangkan persandian global, yaitu perangkat sandi yang digunakan di beberapa negara. Pengunjung bisa menggunakan alat-alat sandi itu, lho! Tenang saja, kalian akan diajari pemandu museum sebelumnya. Sangat menarik. Selain itu, ada ruang tokoh yang berisi foto tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang persandian dan beberapa barang milik Bapak Persandian Indonesia, Roebiono Kertopati.
Jam buka Museum Sandi
Museum Sandi dibuka setiap hari dengan jadwal sebagai berikut.
Senin--Kamis 08.30--15.30 WIB
Jumat 08.30--16.00 WIB
Sabtu--Minggu 09.00--12.00 WIB
Menurutku, penataan koleksi Museum Sandi sangat baik, pemandu cukup informatif dan ramah, dan museum ini jauh dari kesan membosankan. Sebaliknya, museum ini edukatif dan unik. Sebagai museum sandi satu-satunya di Indonesia, tentu kita tidak ingin melewatkan museum satu ini, bukan? Mari ke museum!
Selamat hari museum internasional!
Salam,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment