Bicara bineka tentu berbicara keragaman. Lantas kita teringat semboyan, "Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua." Fakultas Seni Rupa ISI merangkul lima jurusannya untuk berpameran bersama dalam rangka merayakan Dies Natalis Institut Seni Indonesia ke-23. Mahasiswa jurusan Seni Rupa Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Kriya Seni, dan Tata Kelola Seni. Tecermin bhinneka tunggal ika dalam pameran ini, yakni berbeda-beda jurusan, tetapi tetap dinaungi satu fakultas yang sama, Fakultas Seni Rupa, dan juga satu atap gedung pameran yang sama. Pameran ini digelar di Taman Budaya Yogyakarta sejak 10--14 Mei 2017. Nah, mari kita tengok beberapa lukisan yang dipajang!
Mate |
Lukisan ini aku suka karena display-nya keren, pakai kotak berjeruji dan gembok segala. Di balik jeruji, barulah kita melihat lukisan seorang gadis berkacamata sedang menunduk. Dari lengkung bibirnya tidak tergambar kesedihan, tetapi mengapa ia menunduk? Itu yang masih aku pertanyakan. Aku menafsirkan lukisan ini sebagai penggambaran perasaan pelukis. Gadis itu adalah mate, a.k.a. pasangan yang terpenjara dalam relung hatinya. Asyik abiiiiiis.
Rasakan Segarnya, Brrr! |
Kita melihat seseorang berbaju besi merah (mungkinkah robot?) sedang membasuh wajahnya. Judul lukisan ini "Rasakan Segarnya, Brrr!". Apa yang menyegarkan? Ada dua rupanya, friendship dan love. Kedua hal itu memang punya daya super untuk menghibur, kan?
"Matahari Yang Tak Pernah Padam" oleh Seruni Bodjawati |
Saat aku membaca keterangan lukisan, aku senang mendapati nama Seruni Bodjawati. Beliau salah satu pelukis yang kugemari, aku sangat suka lukisan beliau yang berjudul "Badai Rindu". Omong-omong, aku menduga di sini Seruni mencoba menggambar Affandi, plus mengikuti gayanya. Mengapa begitu? Sebab sulur-sulur di matahari itu kurasa Affandi banget. Di lukisan ini, kita temukan empat matahari. Jika tidak salah, objek matahari merupakan kesukaan Affandi. Bahkan, mentari menjadi salah satu objek pada tanda khusus yang ditorehkan Affandi pada mahakarya favoritnya.
Matahari, tangan, kaki Tiga komponen penting |
Selain itu, objek ayam Seruni mengingatkanku pada lukisan ayam milik Affandi. Sebagai penguat, ada tokoh Affandi pada sisi kanan kanvas Seruni. Tak hanya lukisan yang dipamerkan di Taman Budaya Yogyakarta, tetapi juga beragam karya mahasiswa lima jurusan yang disebutkan sebelumnya. Di bawah ini kujembrengkan beberapa foto karya dari jurusan lain.
Karya anak Kriya Seni berjudul "Pink Bright" |
Karya anak Desain Interior |
Karya anak Desain Komunikasi Visual |
Karya anak Desain Komunikasi Visual tidak hanya ini. Di pameran ini terpampang beberapa poster dan infografis yang menarik.
Luar biasa, ya, pertimbangan untuk menciptakan suatu produk. Pencipta harus memikirkan bentuk produk, warna produk, bahan produk, dan lain-lain. Aku baru tahu ada jurusan ini di ISI (ternyata memang baru), selama ini aku hanya tahu jurusan Desain Produk di Institut Teknologi Bandung.
Yang menarik perhatianku adalah tulisan-tulisan mahasiswa Tata Kelola Seni. Barangkali tugas mereka memang seperti itu, dilatih untuk menganalisis dan melihat lebih dalam serta dididik menjadi kurator seni. Ini dugaan saja, bisa pula salah. Aku kagum terhadap penulis apa pun jadi mudah saja bagiku menaruh fokus pada tiap tulisan yang terpajang ini. Aduh, betapa inginnya menuliskan kurasi semacam itu. Jika diminta menyunting tulisan semacam ini saja pasti aku sudah senang.
Nah, itulah sedikit uraian dariku tentang pameran Gerakan Kebhinekaan ISI. Aku tidak sempat berlama-lama di sana jadi tidak terlalu menghayati. Maaf, ya, tulisan kali ini singkat saja.
Salam,
Nadia Almira Sagitta
Nah, itulah sedikit uraian dariku tentang pameran Gerakan Kebhinekaan ISI. Aku tidak sempat berlama-lama di sana jadi tidak terlalu menghayati. Maaf, ya, tulisan kali ini singkat saja.
Salam,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment