Malam ini, aku bergelung di bawah selimut. Di luar hujan deras dan aku kedinginan. Juga belum makan, maka dari itu aku lemas. Aku ingat, kau tidak pernah suka aku mengulur waktu makan. Sebelum kau menceramahiku, perlu kuberi tahu bahwa di luar hujan deras dan payungku hilang. Aku tak bisa ke mana-mana selain berbaring diam-diam di kamar menikmati sesuara air beradu dengan batu. Kubiarkan penyanyi favoritku melantunkan lagu, menyelinap masuk di tengah-tengah kecipak air.
Aku bersama hujan, lagu, dan ponsel genggam yang tak penuh-penuh. Charger-ku rusak lagi. Entah ini salahku atau salah charger yang palsu. Akan tetapi, aku belum ingin mengganti dengan yang baru. Biarkan lebih lama dalam genggaman, sebagaimana engkau yang masih berada dalam relung hati dan pikiran.
Malam ini dingin dan sepi sekali. Andai kau di sini, mungkin malam takkan sehening ini. Mungkin aku takkan menggigil kedinginan sebab hatiku menghangat. Jika pun hujan tak hendak menghentikan rinainya tatkala kau di sini, tidak mengapa bagiku. Mungkin memang hujan hendak menjebak kita berdua untuk menikmati waktu yang sontak melambat. Mungkin hujan akan menjadi sesuatu yang indah untuk dikenang jika ada kau di situ.
Aih, sibuk sekali aku berandai-andai. Kau sudah jelas tidak di sini. Tidak mungkin kau menemani aku--si kasihan yang bergelung selimut dengan hidung yang mampet. Di mana pun kau, semoga malam ini kau sudah berbaring nyaman di tempat tidur dan tidak kedinginan macam aku. Senantiasalah sehat agar tidak ada yang perlu kukhawatirkan tentang kau.
Luv,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment