Skip to main content

Kisah cinta Anne Elliot dalam Persuasion

Judul: Persuasion 

Penulis: Jane Austen 

Penerbit: Noura Books

Jumlah halaman: 380


Dengan apa aku harus menuangkan kembali romansa ini padamu? Barangkali kita mulai saja dengan Pride and Prejudice. Siapa yang tak mengenal Pride and Prejudice? Aku. Hahaha, ini kebangetan. Aku sama sekali belum menonton dan membaca kisahnya padahal karya Jane Austen satu ini begitu populer! Beberapa hari lalu ada yang menyebut-nyebut Jane Austen di grup 10 pages Indonesia. Ketertarikanku untuk membaca classical romance bermula dari sini.

Seperti biasa, aku menyambangi aplikasi tercinta, iJakarta, dan menelusur karya Jane Austen di rak koleksi. Nah, ternyata aku berjodoh dengan Persuasion. Kita diajak berpetualang ke dataran Eropa dua ratus tahun yang lalu. Di situlah Sir William Elliot bersama ketiga anak perempuannya, Elizabeth, Anne, dan Mary bertempat tinggal. Keluarga terhormat Elliot akan menjadi poros utama cerita. Kisah Persuasion lebih difokuskan pada Anne ketimbang kedua saudari perempuannya.

Berdasarkan latar waktunya, perempuan banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia menciptakan kenyamanan di rumah dengan menatanya sedemikian rupa, mengurus anak, mendatangi berbagai jamuan pesta apabila ia bangsawan, dan pastinya mengekor suami ke mana saja ia pergi. Rata-rata semua penurut, apalagi terhadap suami. Tidak neko-neko. Anne Elliot merupakan salah satunya. Ia piawai mengurus rumah, akrab dengan anak-anak, patuh kepada orang tua, bijaksana, dan cerdas. Semua kriteria istri idaman ada padanya. Namun, di usianya yang kedua puluh tujuh, ia belum juga menentukan pilihan. Miss Anne Elliot masih sendiri, belum hendak menyandang gelar Mrs. siapa pun.

Pembaca diminta mencermati perputaran kisah cinta Anne Elliot. Mula-mula putus pertunangan sebab persoalan harta, lalu didekati seseorang berbudi mulia dan pencinta karya sastra, kemudian dihampiri seorang bangsawan yang taat tata krama juga santun perangainya. Cerita ini tak jauh dari kegundahan seorang wanita yang telah diputuskan harapannya bertahun-tahun silam. Aku rasa, Persuasion cocok untuk kalian yang masih saja terpikat pada masa lalu. Siapa tahu kalian akan lebih meresapi kalimat demi kalimat. Biasanya, novel yang menyuarakan perasaan akan lebih mengena, betul?

Kira-kira, kepada siapa Anne akan melabuhkan jangkar? Temukan kelanjutan kisahnya dalam Persuasion!

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun