Dear lelaki yang terpaut puluhan kilometer dari tempatku berbaring saat ini,
aku rindu, dear. Sangat rindu. Aku lagi memutar lagu "Rindu Hujan" karya Gardika Gigih Pradipta dan seketika teringat kamu. Dear, dua hari belakangan aku baca novel bertema pernikahan. Ada satu klausa favoritku yang dilontarkan Ale pada Anya, yakni "Anya-nya aku". Aku juga ingin bilang "Hai, kamunya Nanad," atau "Kamunya aku," langsung ke kamu. Kata Ika Natassa, jikalau kita sudah sampai berkhayal dia menjadi pasangan masa depan kita, menjadi orang tua dari anak-anak kita, dan menjadi bagian dari hidup kita di masa depan, itu artinya kita benar-benar serius menginginkan dia. Aku ini serius, dear. Khayalanku sudah melampaui apa yang kita lalui. Setiap aku berbicara soal pernikahan, soal pretelan upacaranya, soal anak, soal siapa yang akan menemani malam-malamku belajar, soal siapa yang mengingatkan kesalahan-kesalahanku dan memuji kelebihan-kelebihanku, aku terbayang akan diri kamu. Betapa besar dorongan alam bawah sadarku untuk mengingatmu, bahkan mengundangmu menyusup ke mimpi-mimpiku. Dear, aku belum bisa apa-apa. Aku tidak bisa menjanjikan yang indah-indah untuk kamu di masa depan, tetapi aku janji akan terus berusaha menyenangkan hatimu dan menjadi peneduh bagimu setelah dirimu berkutat begitu sibuk di luar sana.
Dear, aku tidak tahu perasaan ini berlangsung seberapa lama. Apakah akan seketika berakhir apabila kamu mengabariku punya gandengan baru, entah untuk sementara atau selamanya? Aku tidak bisa menjanjikan terus menjaga perasaan untuk kamu walaupun aku inginnya begitu. Allah Maha Membolak-balikkan Hati, kamu pasti tahu konsep ini. Selama Allah belum membalikkan hatiku atasmu, semoga perasaan itu masih terjunjung tinggi. Selama Allah menganggap kamu yang terbaik untuk bersamaku, semoga ini akan terus berlanjut hingga memberi senyum bahagia di bibir kita berdua.
Dear, aku rindu kamu seperti merindukan hujan di musim angin muson barat. Aku tahu hujan akan datang besok-besoknya, tetapi rindu lekas sekali berkelebat. Bedanya dear, aku tidak tahu apakah kamu juga akan datang besok dan besoknya lagi di hari-hariku. Di tengah ketidakpastian itu, aku merindukanmu, selalu, di setiap waktuku.
Cheers,
Nadia Almira Sagitta
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment