Aku tahu kau merindukanku walaupun kau tidak pernah bilang secara langsung. Aku tahu dari tatapan dan ucapanmu kepadaku. Seolah-olah mengandung isyarat, biar kau saja yang mendampingi kawanku! Mengapa bukan kau? Ya. Mengapa bukan aku? Tanyakan sajalah pada kawanmu itu. Aku tak tahu-menahu.
Aku tak mengenalnya dan aku ragu dia dapat membahagiakan kawanku, katamu. Omong kosong. Jangan kau terlalu khawatir, kawanmu jelas mencintainya. Tidakkah kau lihat rekah senyumnya acapkali ia berdekatan dengan gadis pujaannya? Bahkan orang buta saja bisa merasa ada kuncup-kuncup bunga cinta yang mekar.
Sudahlah. Percaya saja ia telah memilih yang terbaik. Bukankah sebagai kawan, kau seharusnya mendukung pilihannya? Sementara itu, jangan kau khawatirkan aku. Nanti juga aku akan bertemu rupa kekasihku yang tentunya...jauh lebih baik dari kawanmu dahulu.
Luv,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment