Tadi aku bercerita dengan sahabatku. Ia menceritakan proses-menuju-nikahnya yang lagi-lagi terhambat. Niat sucinya baru dapat terwujud selepas lulus, insyaaAllah. Padahal proses mereka sudah dimulai sejak lama dan ingin mereka akhiri dengan bahagia dan segera. Kau tentu dapat membayangkan betapa menyedihkannya berita ini.
Ternyata, proses-menuju-nikah itu tidaklah mudah. Pertama, mesti wara-wiri mencari sosok si dia, kedua wara-wiri lagi memperoleh restu orangtua, ketiga sibuk sana-sini mempersiapkan segala detail acara resepsi, keempat...menghadapi pernikahan itu sendiri.
I got an advice from my bestie, "Selalu pikirkan kemungkinan terburuk. Bahagia itu pasti, tetapi apakah kita siap menghadapi kemungkinan terburuk itu? Marriage isn't all about happiness, baby."
I'm still on the stage one. Haha, itu juga belum nemu. Eh, belum mau nemu, sih, maksudnya. Ng, maksudku pengin nemu sekarang, tetapi nggak pengin ngejalanin sekarang. Eh, apa sih! Nggak jelas banget. Huh, abaikan.
"Umur kamu berapa? Menuju 21? Wajar, sih, kalau kepikiran soal pernikahan. Emang masanya. Sudah bukan waktunya pacaran sana-sini. Kita, kan, maunya diseriusin." Azeggg.
Ya gitu, deh. :)))
Salam,
Nadia Almira Sagitta
Comments
Post a Comment