Skip to main content

Zizara, Aku, dan Makeup

Yuhuu~ gamis pesananku sudah sampaaai! Gercep juga pengirimannya. Pesan Selasa malam, barang sampai Kamis petang. Thanks to JNE, lah. Kalau tahun lalu beli baju lebaran di Rianti, sekarang coba di Zizara. Keduanya toko online. Belanja online oke juga, tuh, asal tokonya tepercaya. Pengalaman berbelanja di Rianti dan Zizara berbeda, nih. Membeli produk di Zizara ini mesti dulu-duluan. Gamis incaranku habis di dua reseller padahal aku cuma terlambat sehari. Ckck. Ujung-ujungnya aku memang mengganti pilihan warna, tetapi tak apalah karena modelnya masih sama. 

Aaaark, aku senang sama modelnya! >~<
Potongannya tidak terlalu lebar, panjang gamis dan tangannya pas, ada karet di pinggang, dan ada aksen jahitan di bagian depan. Kainnya katun baloteli yang cukup tebal dan warnanya merah muda. Wkwk, warnanya sama seperti baju lebaranku tahun lalu. Rasanya akhir-akhir ini bajuku berwarna merah muda semua. Pas sekali dengan suasana hati. Manis. (/v\) Zizara, kau telah membuatku jatuh hati. ♡ Ahem, back to long dress nih, ya. Sudah lama banget aku nggak pakai gamis.  

Cukup dengan baju, sekarang mau ngomongin make-up. Oke, aku nggak pernah pakai make-up. Aku hanya mengoleksi parfum, pelembab bibir, dan bedak. Skincare juga sebatas scrub, sabun cuci muka, dan pelembab. Boro-boro ngomongin perona pipi (blush on), perona mata (eye shadow), maskara, dan pengoreksi wajah (concealer), alas bedak (foundation) dan lipstik saja aku nggak punya. Wakakak, wanita macam apa aku ini... 
Jadi, rencanaku pagi ini adalah pergi ke Detos dan nyamperin konter Wardah. Mau iseng beli lipstik, entah yang matte, exclusive, atau longlasting (kenapa banyak banget, sih!) dan perona segala macam itu. Buat apa, sih, Nad? Ya buat...iseng aja. Palingan juga aku beli warna natural atau warna merah muda. Habisnya gemas, temanku yang gayanya tomboi saja pakai perona mata saat berjalan-jalan, masa aku yang feminin (cieilah feminin!) nggak pakai apa-apa. Lagi, baru kuperhatikan beberapa foto teman kuliahku di IG, ternyata mereka pakai lipstik ke kampus. Hadeuh, apa aku satu-satunya yang...begitu polos? Boro pakai make-up, dah, aku aja masih pusing memikirkan cara menghilangkan jerawat dan mengatasi bibir yang selalu pecah-pecah. Aaaah, perché? :(

Ya sudahlah. Lihat saja besok aku membawa pulang apaan dari Detos. Semoga tidak aneh-aneh. ( ._.)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Comments

Popular posts from this blog

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku." "Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?" "Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini." "Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanga...

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku.  Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kek...

Review Salon Flaurent Jogja

Heyyyy, guys! Kali ini, saya mau review salon Flaurent Jogja yang baru saja saya kunjungi tadi. Dua tahun lalu, saya juga sempat ke sini bareng ibu, nah kali ini bareng tante. Bisa dibilang, ini salon perempuan pertama yang saya datangi dan memprakarsai hobi baru saya di Depok, yakni nyalon. Wakakaka. Tanteku memberi saran untuk mengambil paket mini yang terdiri dari body spa, hair spa, dan facial . Tiga perawatan ini bisa kalian ambil dengan merogoh kocek Rp125.000,00. Gila. Ini-murah-banget! Salon langgananku aja bisa kena biaya sekitar Rp300.000,00.

Percakapan Ponakan dan Om Tante

A: Ante, ke dokterlah. Supaya tahu sakitnya. Kasihan batuk dan menggigil terus. T: Indaklah. Ante ndak suka minum obat. A: Loh, siapa yang suruh minum obat. Ke dokter saja. R: Ha, lepas tu? Buat apa kita ke dokter, kak? A: Ya cek ajalah. Nanti kalau dikasih resep, tak usah beli kalau tak mau diminum. R: Entah apa-apa kakak ini. Haha, cengkunek. O: Ntah berkelit ke berapa hari ini. Tak mau kalah dia. A: Wah, mestilah, Om. Anak sastra mesti jago berkelit. R: Aduuuh, gimanalah suami kakak nanti itu. Ribut, lah. A: Mana pulak. Indak, lah. R: Kalau dapat yang heboh juga, wah saling berkelit nanti. Jangan sama anak sastra lagi, kak. O: Sama anak ekonomi saja, Nadia. A: Kenapa coba? O: Supaya nanti dia bisa menghitung, "Nah, sudah berkelit berapa kali istriku malam ini?" Kerjaan anak ekonomi, kan, menghitung-hitung saja, Nadia. A: Hahahahha. Alaaaah, si Om!  Medan, dalam mobil Karimun