Aku pernah tinggal di buku
catatan harianmu dan kaubakar
di kaki pohon mangga di samping
kamar tidurmu. Kau kembalikan
aku jadi pohon dan aku semakin
mencintaimu.
Aku ranting yang kemarin sore
kau potong karena menyentuh
kaca jendelamu. Akan kau dengar
aku tidak berhenti mengucapkan
namamu ketika apimu menghabisi
tubuhku sekali lagi.
Kelak aku adalah rumput yang
mencium telapak kakimu ketika
kau kelelahan menjemur pakaian
anak-anakmu yang nakal.
Buat apa kuserahkan hidupku
kepada hal-hal lain, jika cinta juga
bisa membunuhku. Berkali-kali dan
berkali-kali lebih perih.
(Aan Mansyur, Kau Membakarku Berkali-kali)
Comments
Post a Comment